Bab 1: Pertama Kali Bertemu

43 10 2
                                    

Novel Sama Kamu Sekali Lagi terinspirasi dari lagu Utada Hikaru yang judulnya First Love.

.

You are always gonna be my love, even if I fall in love with someone else once again

.

Bandung, September 2008

Pagi itu Nanti yang berumur 18 tahun merasa dunia sedang tidak ramah padanya. Telat bangun gara-gara menyelesaikan naskah cerpen untuk lomba, lalu keingat ia harus mengembalikan tiga buku di hari ini ke perpustakaan. Harus dibalikin sekarang karena ia tidak sudi mengeluarkan uang untuk denda yang menurutnya sia-sia.

Maka dari itu, dengan penampilan berantakan ia membawa tiga buku yang tebalnya 300 halaman di lobi kampus. Ramai. Ia berusaha untuk jalan dengan benar, jangan sampai menyenggol atau tersenggol mahasiswa lain yang berlalu-lalang.

Sayangnya, Nanti terlalu terburu-buru. Satu buku meluncur ke lantai. Keseimbangannya hilang karena ingin mengambil buku itu. Tanpa sempat mengambil buku, ia tentu ingin menolong tubuhnya terlebih dulu. Jangan sampai terduduk di lantai!

"Aduh!" Nanti berhasil menahan pijakannya. Hanya, ponsel dengan stiker kepala Naruto yang ada di kantong tiba-tiba saja terjatuh bersama bukunya! Tangannya langsung ingin meraih ponsel itu, tapi ada kaki nakal lain yang menendangnya.

"Ups, sori!" ujar cowok David sembari menjulurkan lidah. Ia berjalan ke belakang, tapi badannya masih menghadap Nanti. "Udah kuliah masih aja suka kartun bocah. Norak!" Buru-buru ia ngacir dari sana.

"Ih, apaan sih!" Nanti berdecak kesal. "Perasaan aku nolak dia baik-baik, kenapa dia senewen terus?" Ia masih ingat David yang mengejarnya dengan cara-cara menggelikan sejak SMA. Namun, yang namanya perasaan tidak bisa dipaksakan, kan? Makanya ia heran mengapa David tidak berhenti mengganggunya.

Daripada memikirikan David terus, Nanti cepat-cepat mengambil ponsel dan bukunya. Lift menuju ke perpustakaan hampir saja menutup. "Tahan pintunya!" teriaknya nyaring. Ia bisa bernapas lega karena orang di dalam mengikuti permintaannya. "Makasih!" ujar Nanti pada satu-satunya sosok yang ada di lift.

Cowok itu mengangguk kecil. Sementara pikiran Nanti langsung nyasar ke dunia lain. Rambutnya yang agak mullet, poni menyamping, dan kulit seputih buah pir. Hm, kenapa jadi kepikiran sama buah pir? Gantengnya. Kayak siapa ya? Yagami Light? Heh, kok malah nyamain dia sama pembunuh berdarah dingin sih?

Pintu lift membuka sesampainya di lantai 4, cowok itu pergi duluan tanpa bilang apa-apa. Haruskah Nanti menanyakan nama? Tapi, tapi, ini terlalu agresif nggak ya?

Mata Nanti berbinar saat menemukan gantungan kunci kepala Sasuke di tas cowok itu. Ia berjalan cepat mengikuti cowok itu.

Namanya Nanti tidak tahu, tapi ia merasa mereka bisa membuka percakapan pertama karena punya kesamaan. Sama-sama suka Naruto! Siapa sangka cowok itu ke perpustakaan juga? Tiba di perpustakaan, cowok itu mempersilakan Nanti masuk duluan dengan membuka pintu lebar-lebar.

Dua kali Nanti kesengsem. Dua kali Nanti mengucapkan terima kasih tanpa sempat menanyakan nama karena kali ini ia harus ke penjaga perpustakaan dulu!

Nanti memperhatikan cowok itu berjalan menuju jejeran meja, duduk di sana sembari mengeluarkan laptop dari tas. Sedangkan Nanti tengah berperang dengan akal sehatnya.

"Woi, mau balikin buku nggak?"

Nanti berjengit karena suara Kak Taufan yang menggelegar. Mentang-mentang seorang pustakawan, ia tidak segan mengeluarkan suara sekencang itu. Malunya itu lho. Ia pun lekas menyerahkan tumpukan bukunya pada Kak Taufan. Waktu yang tepat untuk mengalihkan pembicaraan. "Kak, kenapa sih di sini nggak ada komik?"

"Nanti kalau ada komik kalian malah baca itu dibandingin baca buku mata kuliah," Kak Taufan membenarkan kacamatanya.

Nanti tidak peduli. Ia bilang makasih, dan berjalan cepat-cepat. Langkah kakinya seirama dengan degup jantungnya yang kelewat hebat. Matanya terfokus pada cowok dengan poni menyamping yang sedang membelakanginya.

Apa kata-kata pertama yang harus disampaikannya untuk menanyakan nama? Kalau menanyakan nama kelewat agresif, apa yang harus diucapkannya? Ia pun menciptakan berbagai skenario di pikirannya.

Makasih ya udah bukain pintu, eww cringe.

Karena kamu udah bukain pintu buatku dua kali, boleh aku tahu namamu? Norak, ih!

Eh, kamu ganteng! Jadian yuk! Argh, NT banget!

Tiga langkah lebih dekat, dua langkah, satu langkah untuk menanyakan nama. Walau dengan jantungnya yang nyaris mental, Nanti berusaha membuka mulut hanya untuk menanyakan nama. Namun, bong! Satu langkah terlewat pun, Nanti hanya sanggup untuk melewatinya!

Tubuh Nanti terlihat kikuk duduk di depan meja Senja. Kali ini ia benar-benar tidak sanggup menengok ke belakang. Keberaniannya sudah hilang. "Ish, kamu kebanyakan bikin cerita di otakmu sampai lupa kenyataan itu yang lebih penting!" gerutunya sambil berbisik. Ia bete sendiri karena tidak seberani karakter cewek yang biasa dibuatnya.

Tiba-tiba Nanti teringat sesuatu. Hari ini kan chapter baru Naruto tayang! Ia lekas membuka laptop. Walaupun gagal menanyakan nama, setidaknya masih ada komik Naruto yang bisa dibaca! Tentu saja komik ilegal karena itu yang paling cepat ada.

Nanti yang suram, jadi semringah kembali membaca komik favoritnya itu. Kalau sudah menyangkut komik, jangankan cowok itu, kadang Nanti akan lupa sendiri dengan semua hal di sekitarnya.

"Eh, suka baca Naruto juga?"

Tubuh Nanti menegak gara-gara satu pertanyaan yang mudah untuk dijawab, tapi sukar untuk dipercaya. Perlahan digerakannya leher sampai bisa memperhatikan senyuman manis yang digabungkan dengan wajah tampan khas Sunda yang tidak dimiliki orang lain. Ia pun ikut tersenyum, dan menjawab tanpa jeda, "I-iya. Kamu juga suka?"

Cowok itu mengangguk tidak kalah antusias. "Chapter baru seru ya."

Nanti tersenyum lebar-lebar. "Aku baru aja baca halaman pertama."

Sekarang giliran cowok itu yang salting, menahan tawa dan sedikit membuang muka. Nanti sampai mengerjap saking tidak menyangka dengan responsnya.

Nama woi, nama!

"Ah ya, namaku Senja. Kalau namamu?"

Ada apa dengan dunia di hari ini? Tadi Nanti diledek sama cowok rese karena menyukai Naruto, tapi ternyata ada cowok lain yang antusias melihatnya baca komik Naruto. Komik ilegal pula!

Ternyata yang namanya suka, memang tidak akan ke mana!

Di hari itu Nanti tidak bisa berhenti untuk tersenyum. "Aku Kinanti. Panggil aja Nanti." Hari itu menjadi sejarah percintaan baru untuknya.

Inilah awal dari kisah cinta pertama yang menyakitkan, sekaligus tidak akan terlupakan. Sampai Nanti meregang nyawa di tahun 2022, orang terakhir yang diingatnya adalah cowok bernama Senja Gatradewa.

Sama Kamu Sekali LagiWhere stories live. Discover now