[16] KHANSA'S DESTINY

2.2K 214 14
                                    

"Khansa bangun nak, sekolah." Ujar Rana.

Tangan Rana menyentuh pipi milik Khansa, "Astagfirullah, kok panas?" Gumam Rana ketika merasakan pipi Khansa yang hangat.

Tangan Rana langsung naik menempel ke leher Khansa, "Khansa? Badan kamu panas nak,"

"O-oma?" Lirih Khansa dengan suara seraknya, ia mulai menerjepkan matanya.

"Kamu sakit sayang, nggak usah sekolah ya?"

Khansa menggeleng, "Khansa mau sekolah, oma." Ujar Khansa mulai bangkit dari tidurnya.

"Nggak, badan kamu demam nak."

"Nggak apa-apa oma, nanti juga reda sendiri kok."

"Khansa tap-"

"Oma percaya kan sama Khansa? Khansa baik-baik aja," Potong Khansa.

Rana menghela nafas pasrah, "Ya sudah tapi dengan satu syarat, kamu jangan bawa motor, oma mau kamu diantar sama mang Galang."

Khansa mengangguk, Rana memang sangat sensitif jika Khansa sedang sakit.

"Ya sudah kamu tunggu, oma buatkan air hangat buat mandi kamu," Ujar Rana mulai melenggang pergi dari kamar Khansa.

***

Setelah sarapan sedikit dan minum obat, Khansa langsung pamit untuk berangkat sekolah.

"Non kenapa nggak usah sekolah aja, mukanya pucet begitu." Ujar mang Galang seraya menyupir mobil.

Khansa tersenyum tipis, "Khansa nggak mau di rumah terus mang, bosen. Jadi mending sekolah aja," Jawab Khansa seraya menikmati semilir angin.

Mang Galang mengangguk, "Nanti pulangnya mang jemput ya?"

"Iya, nanti Sasa kabarin kalau udah bubar."

Mobil sudah sampai di depan gerbang SMA STARLA, Khansa langsung menuruni mobilnya. Tepat saat itu, Gibran melajukan motornya memasuki halaman sekolah.

Khansa tidak mempedulikan keberadaan Gibran, ia langsung bergegas menuju ruang kelasnya.

Gibran tersenyum getir melihat Khansa yang jelas-jelas melihat keberadaannya tetapi gadis itu tampak acuh.

Ketika akan memasuki ruang kelasnya, Khansa dikagetkan oleh lelaki jangkung yang tiba-tiba memanggil namanya.

"Khansa!"

Khansa menoleh, "Eh Gavi?"

Gavi berlari menghampiri Khansa, "Lo baik-baik aja Sa?"

Khansa mengangguk, "Im ok, memangnya kenapa Gav?"

"Muka lo pucet gitu,"

"Ah, emang keliatan banget ya?" Tanya Khansa.

Gavi mengangguk, "Lo lagi sakit, Sa?" Tanyanya.

"Nggak kok, cuma nggak enak badan aja," Jawab Khansa terkekeh kecil.

"Jawaban nggak, tapi bilangnya nggak enak badan," Cibir Gavi.

"Ya gitu deh, btw jas hujan lo ada sama gue," Khansa mulai membuka tasnya, ia mengambil jas hujan milik Gavi.

"Ini, makasih ya Gav."

Gavi menerima jas hujan dari Khansa, "No problem,"

"Khansa!!" Teriakan cempreng itu menghentikan obrolan Khansa dan Gavi.

"Lo kenapa gak masuk kelas?!" Tanya Naomi.

"Ini mau kok,"

"Eh ada Gavi?" Ujar Gladys.

KHANSA'S DESTINY [END]Where stories live. Discover now