[55] KHANSA'S DESTINY

2.7K 386 1.5K
                                    

PEMBACA GELAP MINGGIR DULU YA😘

HAPPY READING-!! ❤

***

"Assalamu'alaikum," Semua orang yang berada di dalam ruang rawat Khansa beralih kearah pintu.

"Wa'alaikum salam,"

"Akhirnya datang juga," khanza bangkit, ia mempersilahkan tamu tersebut masuk.

Khansa tersentak kaget kala melihat kehadiran tamu di hadapannya ini, "A--althar? Bu Aisyah?"

"Bagaimana keadaanmu sekarang Khansa?" Bu Aisyah mulai membuka suaranya, "Alhamdulillah, baik bu," Khansa berusaha bangkit, ia duduk seraya menyender pada bantal tidurnya.

"Akakk cantik!! Akak cantikk cakit apa?" Sontak Khansa menunduk, bocah perempuan dengan khimar pink itu berseru heboh membuat seisi ruangan dibuat terkekeh oleh tingkahnya.

"Lho, ada Ale ya di sini? Kakak baru lihat nih," Jawab Khansa seraya tertawa kecil.

"Akak cantik kok gitu? Ale nggak akak cantik anggap," Ujar Alesya seraya mencebikkan bibirnya.

"Bercanda Ale, jangan marah ya," Khansa berucap seraya membenarkan khimar milik Alesya yang miring.

"Ale nggak marah kok akak cantik, Ale cuma kesel aja ama akak cantik,"

"Ya udah maafin kakak ya Ale?"

"Iya, tapi dengan syarat ya biar Ale maafin," Khansa menaikkan sebelah alisnya keatas, "Apa syaratnya?"

"Beliin Ale ice cream," Khansa tersenyum tipis, "Nanti kakak belikan okay?" Alesya mengeluarkan jari jempolnya dengan senyum manis memperlihatkan deretan gigi susunya.

"Udah ya Lesya, kamu jangan banyak bicara dulu," Ujar Adzam memperingati Alesya membuat bocah kecil itu mencebikkan bibirnya kesal.

"Khansa, ini kami bawakan buah-buahan untuk kamu. Di makan ya nak, buah-buahan ini segar." Aisyah menyimpan bawaannya di nakas.

"Ibu.. Nggak usah repot-repot harusnya," Ujar Khansa tak enak hati.

"Ya nggak apa-apa dong, ya kali jenguk orang sakit nggak bawa apa-apa,"

Khansa tersenyum kikuk, "Terima kasih ya bu" Aisyah mengangguk sebagai jawaban.

"Khansa, sebenarnya kami juga ada maksud lain datang kemari," Kening Khansa mengernyit, "Iya bu?"

"Althar, bicaralah dengan Khansa." Ujar Aisyah menatap Althar membuat sang empu berdehem menetralkan degup jantungnya.

Khansa menatap Althar menunggu pria itu membuka suara, "Khansa, maaf ya saya baru bisa menjenguk kamu." Khansa mengangguk, "Iya Althar, nggak apa-apa."

"Bagaimana keadaan kamu sekarang Sa?" Tanya Althar.

"Seperti yang lo lihat, baik."

Aisyah mencubit lengan Althar, "Kamu kenapa jadi ngomong itu Al?" Bisik Aisyah dengan suara pelannya membuat sang empu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Jadi gini Sa, saya kesini ada maksud tujuan lain. Saya akan mengkhitbah kamu, saya sangat mencintai diri kamu, Khansa."

Deg!

Khansa tersentak kaget mendengar ucapan dari Althar, seketika jantungnya langsung berdetak dengan cepat.

"Khansa, saya tidak peduli jika alasan kamu menolak saya karena kamu tidak mempunyai keluarga, lihat sekarang ada mereka kan?" Althar menatap Khanza, nenek Dyah dan Rayna.

"Saya juga tidak peduli jika kamu menolak saya karena kamu kurang paham ilmu agama, saya berjanji akan membimbing kamu ke jalan Allah, kita bisa istiqamah bareng-bareng."

KHANSA'S DESTINY [END]Where stories live. Discover now