18 - Red Velvet

3.7K 480 14
                                    

tw // absurd

.

"Oh, Cap!" seru Harry begitu beberapa orang memasuki kamar Draco. Marcus, Graham, dan Adrian memasuki ruangan

"Yo!" balas kapten quidditch itu.

"Main apa kalian?" tanya Adrian, ia langsung duduk di sofa tempat Blaise dan Theo duduk, tepat ditengah-tengah mereka.

"Ikut dong." Marcus ikut duduk ditengah-tengah Harry dan Draco. Hanya Graham yang memandang mereka dengan menghela nafas sebelum duduk di sofa kosong.

"Hei, kalian ini menggangu sekali," ujar Theo, ia memukul-mukul lengan Adrian.

"Theo," ujar Draco cukup keras yang membuatnya mendapat perhatian bocah itu, "itu tak akan berdampak padanya." 

"Benar," setuju Harry.

"Setidaknya harus seperti ini," lanjutnya dengan smirk dan tongkat ditangannya.

"munatum to regina," ujar Harry yang membuat pakaian Marcus berubah menjadi ala-ala putri dongeng, dengan dominasi warna pink pastel dan scarlet. (munatum to : mantra untuk merubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain, cont : sendok ke garpu // regina dalam bahasa latin berarti tuan putri)

Theo yang melihat itu langsung menggerakkan tongkatnya ke arah Adrian, namun sayangnya kakak kelasnya itu sudah menduganya. Jadi, Adrian langsung merebut paksa tongkat adik kelasnnya. 

"munatum to regina." Dan tak disangka-sangka, malah Blaise yang mengucap mantra itu. Adrian yang lengah membuatnya tak sempat merapal mantra penangkalnya. Jadilah ia juga terkena mantra yang sama dengan Marcus.

Ia langsung menatap Blaise dan bersiap untuk protes, yang membuat Theo dapat dengan mudah mengambil tongkatnya kembali. Ia mengucapkan mantra untuk menambahkan pita sebagai hiasan rambut untuk keduanya.

"Woi! Kal-" Suara pintu akan terbuka membuat keduanya menghentikan omelan mereka dan menatap panik satu sama lain. Graham dengan cepat menggunakan notice me not untuk mereka. (notice me not : mantra untuk membuat orang yang terkena mantra itu tak dirasakan kehadirannya)

"Kenapa kalian kaget begitu?" tanya Sirius yang baru datang.

"Tidak ada apa-apa, Mr. Black," ujar Theo dengan tata krama bangsawan.

"Kenapa, dad?" tanya Harry dengan tawa tertahan.

"Hmm." Sirius memandang anak-anak disana dengan penuh selidik, lalu berkata, "dimana 2 bocah itu," Tanyanya pada Graham.

"Mereka.. Ke toilet," balas Graham.

"Berdua?" tanya Sirius dengan nada menyelidik.

"Marcus takut pergi sendirian!" seru Theo dengan kekehannya, membuat Marcus hampir memukulnya jika tidak ditahan Adrian.

"Sabar, nanti kita ketauan," ujar Adrian.

"Terus Adrian mau kasih liat ayamnya," tambah Draco yang membuat mereka yang ada diruangan itu tampak berpikir sejenak.

"Woi!" Kali ini Marcus yang menahan Adrian yang nampak sudah mengerti maksud perkataan Draco.

"Ayam apa?" bisik Pansy.

"Ada deh," balas Draco yang membuat gadis kecil itu kesal. Blaise, Daphne, dan Theo juga tampak tak mengerti.

"Okay..," balasnya, walau belum puas dengan jawaban Graham. "By the way, Cissy made some desserts. You guys want some?"  tanyanya lagi yang tentu saja tak dijawab, karena mereka semua sudah berlari pergi ke bawah. Meninggalkan Graham dengan kedua temannya yang masih menggunakan mantra notice me not.

Second Chance to Change Life ~ DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang