6. you again

23 6 0
                                    

***

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

***

Ga mau diliat lemah sama orang lain mungkin emang bawaan manusia. Helma yang tengah duduk di ruang tunggu dekanat misalnya. Meskipun kakinya agak keram sebab sirkulasi darah di kakinya kurang lancar dan napasnya tiba-tiba sesak luar biasa, tak ada niatan sedikitpun untuk meminta tolong.

Mencoba berdiri lagi, ia melangkah pincang. Berusaha masuk ke lobi dekanat. Tiba-tiba sesosok perempuan melewatinya begitu saja.

Masih ingat dua hari lalu perempuan itu marah padanya di depan KWU, Helma mengurungkan niat untuk menyapa. Berdiri di pintu masuk kaca sebentar, berpikir akan masuk atau tidak karena kursi lobi sudah ditempati Karina. Memang ada lebih dari tiga kursi, tapi apakah bakal nyaman kalau mereka berdua duduk di sana bersamaan begini?

Helma mengusap hidung dengan jari, kok jadi mikir sebegininya, sih? Padahal cuma Karina? Toh, kalau dia memberi ruang Karina sendiri sebab masih marah padanya apakah itu perlu? Maksudnya ngapain jadi dia yang repot? Masih berdiri laki-laki itu memilih masuk saja.

"Permisi, Bu?"

Bagian administratif dekanat yang tadinya duduk lantas berdiri. "Iya? Ada yang bisa saya bantu?"

"Apakah Bapak Ferdinan sudah datang, ya? Saya Helma dari rombel biologi 1, tadi dihubungi Bapak Ferdinan untuk menemui di dekanat pagi ini."

"Oh, baik. Bapak Ferdinan sudah datang, bisa ditunggu dulu saja, ya. Kemungkinan pukul 10 baru bisa ditemui karena beliau sedang rapat dengan pihak rektorat."

Helma membenaran krek yang ia jadikan tumpuan. Tahu begini ia berangkat saja pukul 9 dari kos, malah jam 8 sudah di sini. Mau balik lagi juga ia kesulitan begini. "Baik, Bu. Terima kasih."

Laki-laki itu berjalan menuju kursi tunggu yang sudah ada Karina duduk di salah satu kursinya. Tahu ada yang mau duduk di sampingnya Karina bergeser sampai kursi paling ujung sambil menghadap layar ponselnya.

Helma beberapa kali berhadapan pada Karina yang mode marah begini dan tentu saja alasannya karena laki-laki itu sendiri. Helma tahu kok dia sering merepotkan gadis itu ketika mereka satu kelompok, belum lagi kalau jatah Helma ga dikerjakan, pasti Karina yang back up.

Alhasil, gadis itu akan marah sampai beberapa hari dan ia akan didiamkan. Nilai kelompoknya aman, entah kenapa gadis itu tidak pernah memberi warna merah ke namanya waktu mengumpulkan tugas, ia juga tidak diadukan karena tidak ikut mengerjakan tugas mereka. Kadang Helma berniat menceritakan keadaanya pada gadis itu, tetapi untuk apa sih dia harus menjelaskan ke Karina? Toh, nanti dia tetap akan dianggap beralasan. Mau bicara atau diam sama saja, kan? Perempuan itu kan suka mengambil kesimpulan sendiri.

Lima menit.




Sepuluh menit.




Tiga puluh menit.



Before WE Graduated || College seriesUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum