AMBIVALEN [END]

00 || Prolog

"Kalo gue tau jatuh cinta sama lo rasanya bakal sesakit ini gue ngga akan pernah mau, Kal, tapi semuanya udah terlambat. Sebesar apapun kekecewaan yang gue rasain, sebagian kecil hati gue masih punya perasaan itu. Perasaan yang sialnya udah mulai gue benci."
— Zendaya Naavaila.

"Orang yang ngga cinta sama lo ngga akan ngasih lo luka. Lo terluka oleh harapan lo sendiri, harapan yang terlalu tinggi yang bahkan lo gatau gimana cara berhentinya."
— Kalandra Archalaksmana

***

Rumah tangga yang utuh dan berhasil adalah ketika keduanya sama-sama berjuang untuk bertahan ketika badai datang menerpa.

Sebuah rumah tidak akan berdiri kokoh jika hanya di tunjang oleh satu tiang, tapi dua tiang yang menopang tidak bisa menjamin rumah itu bisa terus berdiri jika tiang itu di gerogoti oleh kebohongan.

Dan juga ... Perselingkuhan.

Bagaimana bisa seseorang berjuang untuk terus saling menggenggam, tapi tangan yang lainnya malah meraih orang lain?

Bagaimana cinta itu benar-benar bisa tumbuh jika kita bahkan tidak bisa mengendalikan kepada siapa saja perasaan kita terjatuh?

Bagaimana bisa seseorang menatap ke depan jika pandangannya masih terpaku menatap masa lalu? 

Dalam ambivalen, dua perasaan bertarung sekuat yang mereka bisa. Hanya menunggu waktu yang akan menentukan siapa yang akan bertahan.

Entah cinta yang dulu menggebu-gebu atau malah kebencian yang selalu bertambah setiap waktu.

.

.

.

.

selamat menikmati kisah ini bersama Kalandra Archalaksmana, Zendaya Naavaila dan juga si kecil Keandra  Naaventara.