BF-1

7.6K 672 35
                                    

Di sebuah kamar bernuansa putih dan abu-abu terdapat seorang remaja laki-laki yang masih nyenyak dalam tidurnya, tak lama ia mulai mengeliat tak nyaman dalam tidurnya

Eughh

Lenguhan kecil ia keluarkan bersama kelopak mata yang mulai membuka sambil mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Setelah itu ia mulai tersadar dengan apa yang terjadi pada dirinya

"Eh?"

Mata itu mulai menelusuri setiap sudut ruangan dan sang empu terkejut setelah tahu situasi yang ia alami

"Dimana ini?" netra matanya bergerak cepat melihat kamar yang terlihat asing di penglihatannya

"Aneh, ehh perban?" alisnya menyerngit saat mengetahui perban melilit di kepalanya

"Tangan ini..." Regan masih menatap bingung dengan warna kulitnya yang tiba-tiba menjadi putih pucat

"Bukannya gue kecelakaan trus meninggal? Gue hidup dengan tubuh yang berbeda... bentar"

Hanya satu kata yang terlintas dibenaknya. 'Transmigrasi', tapi apa hal itu dapat diterima dengan akal sehat?

"Kaca, gue butuh kaca" matanya menatap sekitar untuk mencari benda yang ia butuhkan, tapi yang ia lihat hanya benda pipih di atas nakas, tanpa ragu ia mulai berkaca

"WAJAH BOCAH SIAPA INI HAH?!"

Brakkk

"AAA BANGKE!!" umpatnya kaget sambil mengelus dada saat pintu dibuka dengan cara di dobrak?

"Ada apa ini, kenapa kau berteriak Gabriel?" tanya seorang pria tinggi dengan tatapan tajamnya ke arah Regan(Ello)

"Siapa?"

"Aneh sekali, Gabriel? Siapa?" batin Regan sambil mengangkat bahu tidak peduli

"Rambut ini menganggu". Saat sedang sibuk menyingkirkan rambut poninya yang panjang ia di kejutkan lagi dengan suara bantingan pintu

BRAK!

"AAAA!" karena terlalu kaget tanpa sadar Regan yang saat ini menetap tubuh Gabriel berteriak kaget da memasang wajah cemberut

"Suka banget bikin orang jantungan" batinnya kesal

"Ahh maafkan saya tuan muda, saya tidak bermaksud mengagetkan anda" sang dokter yang bername tag Keith Arnuka G.

"Dan, terimakasih sudah bertahan untuk tetap hidup tuan muda" perkataan dokter muda itu justru membuat Regan bingung

"Jadi gue beneran mengalami transmigrasi ya..." Regan menunduk, ia menatap selimut dengan tatapan kosong

Regan terdiam, sibuk memikirkan bagaimana dengan teman-temannya disana, ahh ia jadi rindu, dan sepertinya mereka juga merindukan dirinya

Gimana ya reaksi teman-temannya ketika tau ia mati karena insiden itu, gimana ekspresi mereka ketika menangis saat kehilangan dirinya. Pasti lucu sekali, pikir Regan

Tanpa sadar air mata menetes dengan deras, ahh ia menangis hanya karena mendadak rindu dengan teman-temannya

Sang dokter terkejut dan langsung memeriksa Gabriel, sedangkan sang empu hanya diam saja

"Tidak ada luka serius, lalu kenapa adik manis ku menangis hmm?"
Usapan lembut Keint berikan dipipi tirus Gabriel, ia berusaha untuk menenangkan bocah yang ia klaim sebagai adiknya

Keint memberi tatapan nyalang ke arah Azizo aka Kakak dari Gabriel, kode untuk ikut menenangkan adiknya itu, tapi sayang sepertinya Azizo tidak paham dengan tatapan Keint, terbukti ia malah menaikkan alisnya bingung

"Cepat tenangkan dia bodoh, kau tak melihat adikmu menangis hah?!"

Tatapan Keint seperti memiliki makna, dan anehnya sekarang Azizo langsung konek dan segera mendekat kearah Gabriel dengan tampang kakunya. Perlahan ia mengendong tubuh mungil Gabriel ke gendongan koala nya

"Hati-hati Zo, takut infusnya lepas" intruksi dari Keint dibalas anggukan

Keint tersenyum, ia mencubit pelan hidung mancung Gabriel, "Apa kamu ingat nama mu?"

Sebenarnya ia khawatir dengan insiden yang menimpa Gabriel, sebab jatuhnya ia dari tangga menyebabkan luka parah dikepalanya, was-was jika ia terkena amnesia atau hal-hal yang serius lainnya. Jadi ia berniat untuk mengetes hal tersebut dengan menanyakan nama Gabriel

"Jawab gak aja deh, biar gak panjang urusannya"

Gabriel hanya menggeleng sebagai jawaban, sang dokter menghela napas pelan, "Sudah ku duga hal ini akan terjadi"

"Hmm kamu ingat daddy dan mommy kamu?"
Lagi-lagi Gabriel hanya menggelengkan kepalanya, mendadak telinganya berdengung dan hanya bisa bersandar pada dada bidang kakak dari pemilik tubuh yang ia tempati

"Permanen atau sementara Keint?" pertanyaan singkat dari Azizo dibalas senyuman teduh oleh sang dokter. Ia mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut rambut Gabriel yang dilapisi perban

"Tenang saja, ini hanya sementara. Tapi jangan paksaan dia untuk mengingat sesuatu, karena bisa berdampak buruk pada tubuhnya yang masih dalam masa pemulihan"

"Gabriel harus banyak-banyak istirahat yah, biar bisa main sama mas dokter lagi"

Entah kenapa Azizo merasa ia seperti bukan seorang kakak dari Gabriel sebab Keint sibuk berbicara dengan adik bungsunya, walau hanya dibalas anggukan dan gelengan, ia mendengus kecil

"Kau pulang saja sana!"

"Hei! Apa maksud perkataan mu itu Zio! Aku ini dokter yang bertugas memeriksa kesehatan adik manis mu ini tau!" Keint memasang wajah masam, apa-apaan sahabat temboknya ini? Aneh sekali pikirnya

"Terserahlah, cepat buat Gabriel tertidur. Aku tau ia pasti masih lemas, dan sepertinya ia juga sudah mengantuk"

Azizo menatap wajah Gabriel, benar saja tatapan sayu dari adiknya, itu terlihat lucu dimatanya, ia merasa hatinya sedikit bergetar dan menghangat

"Perasaan apa ini? Bunda, hati Zio rasanya hangat dan sesak, apa Zio mengidap penyakit?"

Tentu pertanyaan dirinya tak ada yang bisa menjawab, dan sejak kapan ia memikirkan sesuatu yang membuatnya bingung? Aneh

Ingin cepat-cepat membuat sang adik tertidur, Azizo mengubah gaya gendongannya seperti menimang bayi. Keint melihat hal itu, dan ia merasa lucu dengan pemandangan didepannya ini. Lantas ia menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak tertawa lepas

"Pftttt"

Azizo sadar, tapi ia memilih abai, yang terpenting sekarang adiknya harus tertidur dipelukannya. Lagi dan lagi perasaan nyaman dan sesak menjalar dihatinya. Dirinya menatap Keint dengan tatapan bodohnya

"Keint, tolong periksa tubuhku. Sepertinya aku akan mati"

Ucapan polos dari Azizo membuat Keint menatap aneh orang yang didepannya ini, yang sayangnya sahabat ia sendiri

Background akhirnya adalah suara teriakan frustasi dari Keint karena tingkah Aneh dari Azizo, dan tangisan Gabriel karena terkejut mendengar teriakan keras sampai-sampai membuat dirinya terbangun dari mimpi indahnya


____________________________________________

Suka?

:)


Beda banget kan, sama yang awal publish? Emang wkwk, sengaja

Become Figuran?! (REVISI + NV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang