Part 17 : Titisan Nilai & Moral

0 0 0
                                    

"Hmm...sudah lewat beberapa menit dan mereka belum juga datang, apa ini karena jam aku yang kecepatan atau mereka yang telat?, aku penasaran mereka sekarang dimana? Apakah Ivy benar soal waktu rapat?, semoga tidak ada rencana tersendiri dibalik keterlambatan ini...". Tutur Toby dalam hati.

Waktu sudah menunjukkan pukul 14:10 siang, 10 menit sudah berlalu dan hingga saat ini belum ada satu-pun tanda-tanda akan kehadiran manusia, salah satu petinggi maupun penasihat dari perusahaan CENTRIALS yang mendekati ruangan rapat.

"Duh...ini rapatnya jadi tidak-sih? Apa aku yang salah dengar kemarin, yah?". Tutur celoteh Ivy dengan mata yang diarahkannya ke langit-langit pintu ruangan. Ia merasa bimbang dengan setiap detik yang telah terbuang, mengingat bahwa kondisi tenaga ahli bunker semakin memburuk setiap menitnya.

"Jangan bilang Iv---karena kamu kekerasan berteriaknya kemarin, jadinya kamu enggak dengar jelas petinggi kamu bilang apa!?". Balas Toby.

"Ish...enggak segitunya juga-kali, bener kok...jam 2 aku dengernya---Tob, merekanya aja yang enggak tepat waktu...". Tutur Ivy.

"Jangan-jangan, maksud mereka jam 2 itu---buat makan siang, kalau kenyataannya begitu bagaimana Iv?". Tutur canda Toby dengan senyum datar.

"Beehh...ada-ada aja, semakin menjadi lu---Tob...". Balas Ivy.

"Loh...Iya-kan...sapatahu, mereka-kan keras kepala, saking kerasnya---bisa-bisa urat kepala mereka membesar di telinga, jadi telinga mereka kayak membengkak gitu---kayak plastisin yang di-geprek, wajar...dong kalau mereka salah dengar!". Tutur canda Toby.

"Suuusshhhzzz...Clang-Clang...Tit!". Bunyi suara pintu-pun tiba-tiba menembus ruangan.

"Eh...Tob!---ayo stop bercanda!---Tuh...atasan gue sudah sampai, ambil posisi cepat, ayuh...berdiri!". Tutur Ivy.

"Oh...iya, ok...ok...ok, nih...udah!". Balas Toby dengan rambut yang dirapikannya perlahan di antara bukaan pintu.

Hanya dalam hitungan kurang dari 15 detik, seluruh atmosfir ruangan rapat-pun akhirnya terisi dengan berbagai kedatangan kalangan petinggi dan staff eksekutif. Melenggaknya posisi kepala dan tajamnya refleks gerakan mata yang diterima Toby dari para petinggi di antara bukaan pintu ruangan dengan frontal, sontak membuat Toby merasakan berbagai hampiran gejolak paksaan tawaduk di dalam benaknya. Hanya dalam sesaat, tidak pernah dalam hidupnya, ia akan menyangka merasakan sekumpulan kehadiran yang mampu membuatnya seakan-akan ingin tunduk tanpa sebab dengan angin biru yang pasti. Hal ini menjadi sangat intens dan mengugupkan bagi Toby, terlebih karena jumlah staff eksekutif yang mengikuti rapat berjumlah 20 orang.

"Halo...selamat siang, Pak! Bagaimana, Pak? Ada hambatan? Sepertinya bapak agak terlewat beberapa menit...deh". Tutur Ivy dengan mata yang diliriknya bergantian ke arah jam dinding.

"Ah...kamu ini, kalau begitu...maaf, biasalah...saya sempat diikuti banyak personil di bawah---tadi, tidak tahu...kenapa juga---". Tutur Presiden Direktur.

"Dasar bajingan tua, tidak tahu kenapa---kamu bilang!?, benar-benar gila orang paruh baya satu ini, dia sadar tidak-sih kalau hal tersebut terjadi karena watak egoisnya dia?, bukannya malah menerima-menerka keadaan---sekarang malah bertambah makin kering, sungguh...luar biasa!!!". Tutur marah Ivy dalam hati. Hadirnya perkataan pembuka nan ambigu yang seolah-olah ingin menormalisasikan dan menutup apa yang baru saja melumatkan kondisi bunker hingga saat ini, tentunya merupakan bentuk ketidaksadaran otomatisme yang sangat berbahaya untuk diacuhkan begitu saja oleh Ivy dan Toby.

"Hey---Halo...kamu siapa? Perkenalan dulu dong, tumben bener bisa ada orang lain masuk disini, eh...kalian yang lain, ada yang kenal dengan pria muda ini?". Tutur Wakil Direktur dengan jabatan tangan yang disuguhkannya di atas dudukan kursi putar.

The DrainageNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ