{ chapter 13 • }

460 54 10
                                    

Zilong lalu memeluk Ling agar sedikit merasa tenang, bagaimana ini? Jika Ling jujur maka sudah di pastikan Natan menjadi sangat marah dan kedepannya menjadi sangat posesif kepada Aamon.

Ling pun di suruh masuk lalu menenangkan dirinya di sofa bersama Zilong di sampingnya dan Natan yang ada di depan hadapannya.

" Sekarang. Aamon ada dimana? Kenapa kau datang sendirian? Bukannya kau pergi bersama Aamon tadi? Aku melihatnya dari jendela, saat di gerbang Aamon masih bersamamu, tapi kenapa saat pulang kau sendiri? Kemana Aamon?" Pertanyaan beruntun dari Natan itu tidak berani dijawab oleh Ling, tapi dengan Zilong yang memeluknya di samping akhirnya Ling mau menjelaskan.

" Aamon.. dia-" 
































Belum sampai Ling menyelesaikan kata katanya, Natan tiba tiba berdiri dari duduknya dan menatap sinis sosok di depannya, sedangkan Zilong berusaha agar Natan tidak langsung marah ataupun mengambil tindakan yang salah.

"... Maaf Natan.. aku tidak sempat menolongnya karna ada beberapa orang orang tadi yang hampir membawaku juga saat menolong Aamon, tapi sempat ku lumpuhkan mereka tapi, komplotannya yang lain sudah terlanjur membawa Aamon pergi.." jelas Ling masih tidak berani menatap sosok di depannya, ia hanya mampu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Zilong yang ada di sampingnya.

" Kau.. tidak bohong kan?" Lirih Natan menatap tegas Ling, Ling sedikit mengintip kearah Natan.

" ....."


" Aku tidak-"

" BAGAIMANA BISA KAU TIDAK MENJAGANYA!!?" Melihat Natan yang naik pitam, Zilong melepaskan pelukannya dari Ling dan mendorong Natan menjauh dari kekasihnya agar tidak tambah ketakutan ataupun bungkam.

". Nat, Nat, Nat, lu gila!? Dia baru aja hampir kena malang juga! Memang sekarang rawan penculikan anak remaja" jelas Zilong mengajak Natan ke pojok dekat pintu untuk menenangkan Natan.

Sedangkan Ling masih shock dengan amarah Natan tadi yang terlihat ingin membunuhnya karena tidak bisa menjaga Aamon, memang kesalahannya.. tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terlanjur terjadi.

" Tapi nasib Aamon gimana Zil!? Gimana!!"  Ucap Natan menaikkan suaranya dan menggoyangkan goyangkan pundak Zilong dengan sedikit kasar.

" Natan!! Gw ngerti lu khawatir! Makannya dengerin pendengaran Ling dulu! Tadi dia bilang ada beberapa komplotan yang dia kalahkan dan masih tersisa di tempat kejadian kan!? Bisa kita introgasi mereka mereka itu!!"

Jelas Ling menahan Natan dan menatapnya serius walau Natan adalah atasannya tapi dia juga harus bisa tegas agar atasannya ini tidak melakukan kesalahan dengan semaunya sendiri atas keegoisannya.

Natan pun diam dan menghela nafasnya melepaskan tangan Zilong dari lenganya lalu memijat pelipisnya, lalu melirik ke arah Ling.

" Duduklah dulu.. tenangkan pikiranmu, jangan terlalu negatif."  Ucap Zilong lalu menyuruh Natan untuk duduk kembali.

" Hm." Natan lagi lagi menurut dan berjalan ke arah Ling yang masih sedikit shock karna bentakan Natan tadi.










Hening ...











Karena suasana masih saja hening, Zilong menepuk pundak Natan dan mencoba meminta maaf kepada Ling karna membentaknya.

" Huh... Maaf Ling, aku terlalu menuruti keegoisanku tadi." Ucap Natan menundukkan wajahnya, sedikit merasa bersalah karna membentak Ling tadi.

"... T tidak apa apa, m mari kita ke kantor polisi? Ibu ibu tadi yang menahan dan membawa mereka kesana.. s sudah menghubungiku" jawab Ling dengan sedikit senyuman terpaksa, agar Natan tidak terlalu menatapnya dengan tatapan sangat dingin dan ingin membunuhnya. 

mafia's private maid { NATAN X AAMON } [ End]Where stories live. Discover now