Chapter 24 : Air mata

11 2 0
                                    

Setelah beberapa hari kemudian...

****
Bohong jika kamu tidak memikirkan tentang Ibunya Afgan.

"Kenapa kamu melamun??? Ucap mamahmu yang membelai rambutmu ketika kamu hanyut dalam lamunan.

Kamu berusaha menjelaskan pada mamah mu tentang sikap Ibu afgan yang terlihat tidak merestui hubunganmu dengan Afgan

Mamahmu mencoba menghiburmu untuk tidak terlalu memikirkannya.

"Ternyata memang benar kan Mah? Tidak seharusnya Rosa dengan Afgan,,," lirihmu membaringkan diri di pangkuan mamahmu.

Mamahmu hanya mengelus elus rambutmu dan tersenyum,dia sadar bahwa percintaan putrinya itu selalu tidak semulus yang diharapkan.

"Mamah yakin Ibu nya hanya butuh waktu sayang....

Mendengar mamahmu berkata seperti itu,kamu meneteskan air mata...

"Mamah yakin Afgan bukan anak yang cepat menyerah,dia pasti memperjuangkan cintanya,kamu jangan terlalu khawatir...

"Rosa tidak mau menjadikan Afgan anak durhaka mah...

"Hussshh,,sudah! jangan berfikir terlalu jauh "Ucap mamahmu tegas."Kamu tidak pergi keluar??

"Tidak Mah,Ros hanya ingin diam dirumah untuk saat ini...

Tidak lama ponsel mu berdering,kamu hanya meliriknya dan mengabaikan nya,hari ini kamu hanya ingin diam tidak mau ada yang mengganggu.

"Angkat dong,kasian Afgan..."Ucap Mamahmu.

Kamu hanya memandangi nama kontak yang tidak berhenti menguhungimu,menghela nafasss..."Hallo...."Ucapmu.
"Okeee,,,,yaaa datanglaah!!!

Panggilan berakhir begitu saja.

"apa Afgan akan datang kesini?..."Tanya mamah

"Hmmmm...."jawab mu.

"Pergilah berganti pakaian nak,tidak mungkin kamu seperti ini menemui dia...

Kamu pun berjalan ke kamar untuk mengganti pakaian.

Beberapa waktu kemudian Kamu dan Afgan sudah berada di sebuah restaurant.
Kamu yang berusaha tersenyum karena tidak ingin melihat Afgan khawatir.Dan menikmati makanan yang ada di meja.

"Apa kamu belum makan??? Tanya mu pada Afgan karena dia terlihat lahap.

"Hehe,,aku hanya sarapan tadi pagi"Jawab Afgan.

"Bagaimana Ibu mu,apa dia baik baik saja Gan??  "Tanyamu seketika membuat raut wajah Afgan berubah.

Kamu yang melihat perubahan raut itu pun menjadi sangat hancur dan khawatir.Yaaaahhh...sudah pasti bukan hall yang mudah untuk melawan restu org tua apalagi Ibu nya.

Seketika kamu berusaha tersenyum dan tidak bereaksi berlebihan ....

Afgan berhenti menyuap dan meraih tangan mu ibu jari yang mengusap haluss punggung tanganmu seakan Afgan berusaha untuk membuatmu tenang.

"Ibu hanya butuh waktu,aku akan meyakinkan nya lagii"Lirih Afgan.

Kamu menahan air mata mu dan mengalihkan pandangan agar Afgan tidak menyadari.Kamu hanya tersenyum.

"Jangan terlalu dipaksakan Gan,aku akan menunggu "Jawab mu.

Afgan hanya tersenyum bangga padamu,untuk sementara ini memang Ibu Afgan belum bisa menerimamu sebagai kekasih anaknya.

*****

Beberapa hari kemudiann....

Kamu yang sibuk sedang siap siap berdandan mau menemui seseorang.Memilih milih pakaian yang terlihat sopan dan tidak mencolok.

Just Friend,But... (ON GOING)Where stories live. Discover now