34. How Much Mr. Lee Spend In A Day?

358 48 18
                                    

Maaf bila ada typo
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan spam komentar
Happy Reading, Enjoy!

.

.

.

.

.

34. Berapa banyak yang dihabiskan Tuan Lee dalam sehari?

Jarum jam tepat menunjukan pukul sepuluh pagi ketika Taeyong telah siap dengan pakaian santainya hendak berangkat kerja. Pagi ini Taeyong punya janji temu bersama Wonstein dan Zayson di studio TY Label untuk mendiskusikan aktivitas solo Taeil. Setelah satu tahun beristirahat sudah saatnya bagi Taeil kembali menyapa para penggemar lewat suara merdunya.

Keluar dari walk in closet, netra Taeyong secara otomatis melirik kearah meja nakas samping ranjang. Sarapan yang dibuatnya tiga puluh menit lalu sama sekali tak tersentuh. Padahal sebelum pergi mandi, ia sudah membangunkan Jennie dan meminta wanitanya itu untuk segera menghabiskan sarapannya. 

Melihat itu Taeyong pun berjalan mendekati Jennie yang masih terlelap lalu mendudukan diri di tepi ranjang. Disekanya pelan rambut sang istri sampai wajah polosnya terlihat secara gamblang.

"Love, hari sudah hampir siang dan kau belum sarapan. Sebentar saja, setelah itu kau boleh tidur kembali. Aku tidak bisa tenang bekerja jika meninggalkanmu dalam keadaan perut kosong" bisik Taeyong lembut lalu membantu Jennie untuk duduk bersandar pada sandaran ranjang.

"Oppa akan pergi bekerja?. Tidak bisakah tetap di rumah saja?. Bekerja dari rumah" tanya Jennie dengan suara parau. Matanya pun masih tertutup sebagian.

"Aku pergi tidak akan lama. Sekarang cepat habiskan sarapanmu, aku tunggu sampai kau selesai" Jennie mengangkat sumpitnya dengan gerakan tangan malas, terlihat jelas jika wanita itu sedang tidak berselera makan. Butuh waktu sekitar setengah jam sampai Jennie berhasil memakan habis sarapannya. 

"Jangan pergi, aku tidak suka sendirian" ujar Jennie dengan wajah menunduk dan jemari yang memilin ujung baju tidurnya.

"Kenapa hari ini kau jadi lebih manja, hm?. Aku janji tidak akan pergi lebih dari dua jam" Taeyong mengusap rambut berantakan Jennie dengan begitu lembut. Berusaha menanamkan kepercayaan jika ia pasti menepati semua ucapannya.

"Kalau oppa berani keluar dari rumah satu langkah saja, aku pastikan kau tidak akan pernah melihatku dan Aaralyn lagi"

.

.

.

.

.

Ancaman Jennie nyatanya mampu menciutkan nyali seorang Lee Taeyong. Sungguh suatu ketidakmungkinan bagi pria Lee itu untuk tidak berdekatan, menyentuh apalagi bercinta dengan sang istri. Dengan segala pertimbangan yang ada, Taeyong memutuskan untuk tetap bekerja dari rumah. Menyelesaikan semua pekerjaanya bersama Jennie yang terus menempeli.

Hampir satu jam Taeyong melakukan diskusi via zoom bersama Taeil, Wonstein dan Zayson. Selama itu pula tangan kanan Taeyong tak hentinya mengusapi surai Jennie. Alih-alih tidur bersama Aaralyn di kasur mereka, Jennie terlihat lebih nyaman tertidur di sofa kamar dan berbantalkan kaki suaminya.

EPILOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang