✧Bab 13✧

93 8 0
                                    

Terhitung sudah 2 minggu Haidan dan Jino menikah. Mereka sudah mulai merasa nyaman dengan keberadaan masing-masing. Apa lagi Haidan, semenjak ia tinggal dengan Jino, ia merasa semakin terbantu karena Jino membantunya untuk belajar lebih disiplin.

Dulu, sebelum Haidan menikah dengan Jino, Haidan sering sekali tidur di kelas bahkan bolos terutama di pelajaran PPKN yang membuatnya mengantuk. Setelah ia menikah dengan Jino dan setelah Jino menawarkan diri untuk mengajarkannya untuk hidup lebih disiplin, Haidan mulai jarang bermalas-malasan dan di sekolah ia sudah tidak pernah bolos lagi, dan setiap malam ia pasti selalu belajar pelajaran yang ia pelajari di sekolah keesokan harinya, dan ia tidak merasa keberatan, bahkan ia menikmati kegiatan tersebut, padahal sebelumnya ia tidak pernah melakukan hal tersebut meskipun saat sedang ujian, itu semua berkat Jino.

Mereka juga sering melakukan skinship seperti berpelukan yang selalu mereka lakukan saat tidur dan berpegangan tangan, kalau berciuman belum, ya!

Pertanyaannya adalah apakah mereka sudah memiliki "perasaan"?

Jawabannya, mereka sendiri tidak tahu. Mereka memang saling merasa nyaman, tapi kalau cinta atau tidaknya, mereka sendiri tidak tahu.

Apa lagi Jino, ia tidak pernah memikirkan apakah ia telah memiliki perasaan terhadap Haidan atau tidak, tapi kalau Haidan, ia benar-benar memikirkan hal tersebut, bahkan ia mencari-cari tahu tanda-tanda kita mencintai seseorang itu seperti apa dan sering sekali bertanya-tanya soal cinta kepada Nova.

Menurut Nova, Haidan sudah mempunyai perasaan terhadap Jino, tapi kata Nova jangan asal percaya dengan ucapannya, karena hanya Haidan yang mengetahui segala isi hatinya sendiri.

Sekarang, Haidan sedang berada di tempat di mana ia bekerja, yaitu di salah satu kafe yang cukup terkenal di Samarinda.

Omong-omong masalah pekerjaan Haidan, Jino sudah mengetahui fakta bahwa Haidan bekerja paruh waktu, dan Jino menjadi satu-satunya orang yang mengetahui fakta tersebut.

Mengapa Haidan bekerja paruh waktu? Karena alasan utamanya adalah ia mendapatkan uang saku yang sedikit dari Yulia, biasanya ia diberi uang saku sebanyak Rp. 5.000,00, padahal kembarannya yaitu Haidar mendapatkan uang saku sebanyak Rp. 30.000,00. Untuk menambah uang sakunya, Haidan pun berinisiatif untuk bekerja paruh waktu.

Namun, karena Haidan bekerja hanya di hari Sabtu dan Minggu, gaji yang ia dapatkan hanya Rp. 200.000,00/minggu. Walaupun begitu, Haidan sangat terbantu dengan gaji yang ia dapatkan.

Ting ting ting!
"ATAS NAMA PAK LIMBAD! SILAKAN AMBIL PESANANNYA!" seru Haidan.

Tak lama kemudian, datanglah seorang bapak-bapak yang menghampiri Haidan dan langsung mengambil minuman yang ada di depannya sebelum ia meninggalkan Haidan tanpa sepatah kata apa pun.

"Eh? Ah! Biarin aja, lah!" ucap Haidan.

"Kenapa, Dan?" tanya Sherly (Rekan kerja Haidan).

"Gakpapa, itu loh ada bapak-bapak yang langsung pergi habis ngambil minuman, padahal aku belum bilang apa-apa," jelas Haidan.

"Owalah ... Hahaha! Ada-ada aja!" ujar Sherly sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Selanjutnya, Haidan kembali melanjutkan pekerjaannya yaitu menyiapkan minuman pelanggan.

"Permisi ... Saya mau pesan 1 cappucino."

Saat Haidan sedang membuatkan minuman untuk pelanggan, ada seorang pelanggan yang baru masuk dan menghampiri mereka. Namun, suara pelanggan itu terdengar familiar di telinga Haidan.

Haidan pun menolehkan kepalanya ke arah pelanggan tersebut dan betapa terkejutnya Haidan saat melihat ada seorang Satya di situ.

Untung saja Satya tidak melihat Haidan, jadi Haidan masih mempunyai kesempatan untuk memakai masker untuk menutupi sebagian dari wajahnya.

DIFFERENT || RYUJAKE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang