"Oh jadi kamu mau berangkat besok ke Jogja, kan jadwal UTBK nya masih 3 hari lagi" suara Abyyan yang terdengar samar lewat panggilan telepon.

"Iya By, soalnya kan 1 hari sebelumya aku harus cek lokasinya dulu toh, nanti kalo pas hari H aku gatau ruanganku gimana"

"Iya bener juga, yaudah hati-hati yaa"

"iyaa"

Nayla mematikan sambungan telepon sepihak kemudian memberesi pakaian yang akan ia kenakan esok hari.

"Sayang udah beres semua belum pakaiannya, mau Mama bantu nak?"

"Sudah semua kok Ma, yang aku butuhin sudah masuk kedalam tas semua"

"Yaudah kamu sekarang tidur jangan sampai besok kelelahan ya nak jaga kesehatanmu" ucap Mama Ira sambal mengecup singkat kening anaknya tersebut.

----

Perjalanan yang cukup panjang dari keluarga kecil itupun dimulai dari pukul 6 pagi, yang sebenarnya Nayla cukup emosi karena harus bangun pagi pagi.

"Kak.. " teriak Nayla dari kejauhan melihat rumah kakaknya yang semakin dekat.

"Eh Nayla dikira sini hutan apa, disini kota Nay ga kaya di gunung"

"Ya maaf kan aku dah kebiasaan hehe"

Tawa renyah dari keluarga kecil itupun selalu terdengar disepanjang hari walaupun dengan rumah yang tidak bisaq dibilang mewah tapi sangat nyaman untuk ditinggali karena Kakak Nayla, yaitu Adhisty. Adisty mempunyai seorang suami dengan jalannya pernikahan hampir menginjak 6 tahun. Namun mereka juga belum dikaruniai seorang buah hati.

"Nay kamu jangan tidur kemaleman ya besok harus bangun pagi cek lokasi sama siapa tu temenmu"

"sama Naren Mbak, dia cowo gapapa emang?"

"ya itu kan hak kamu Nay lagipula kamu kan juga sudah gede 18 tahun kamu harusnya sudah bisa milih temen mana yang pengaruhnya baik mana yang buruk."

---.

Matahari sudah mulai menampakkan batang hidungnya sedangkan Nayla masih setia didalam selimutnya yang sangat tebal karena cuaca pagi itu benar- benar sangat dingin. Nayla melirik notif yang baru saja berbunyi dari ponselnya.

'Sesuai titik penjemputan ya'

"What, jam 9?"

Nayla langsung bergegas mandi dengan cepat layaknya mandi bebek 5 menit saja sangatlah cukup.

Nayla membuka pintu rumah kakaknya yang masih terkunci, maklum kakaknya juga kebo seperti Nayla. Dilihatnya kanan lalu kiri tepat didepan gerbang rumah kakaknya itu, dan yah.. dia tidak menemukan apapun dan siapapun padahal penampilannya sudah cukup rapi menggunakan kemeja berwarna hijau army, celana kulot Panjang dengan sepatu kets berwarna putih dan tak lupa tas kecil yang tentunya milik kakaknya itu ia tenteng dengan pedenya, bodoamat jika nanti kakaknya menghabisinya karena tasnya dicuri sang adik. Dan satu lagi helm yang dia pakai tentunya punya kakanya juga dong, Nayla kan manusia yang tidak bermodal sama sekali, semua barang barangnya hampir 90% milik kakaknya.

Setelah sekitar satu jam Nayla menunggu didepan gerbang seperti orang hilang akhirnya datanglah sebuah motor matic kombinasi warna merah dan putih bak bendera Indonesia itu datang.

'Brummm...' ngga gitu juga sih suaranya.

"Naren?" satu kata pertama yang keluar dari mulut Nayla.

"Iya"

Tanpa basa basi Nayla langsung mengulurkan tangannya untuk mengajaknya bersalaman terlebih dahulu ya biar kelihatan kalem gitu dan Naren pun membalas uluran tangan tanpa berkata sepatah katapun.

Terasa sangatlah sunyi diantara mereka berdua, sesekali Nayla mencairkan suasana dengan candaannya yang sangat receh.

Tibalah mereka di sebuah kampus yang terkenal di wilayah Jogja.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NARENDRAWhere stories live. Discover now