TERTANGKAP

499 98 26
                                    

Previous chapter

"Ko... Kosong...?"

.
.
.
.
.
.
.

"Kalian yakin ini alamatnya?" Tanya Thorn sembari memperhatikan daerah sekitar.

Mereka semua setuju untuk datang ke rumah Halilintar dan Fusion. Pertama, mereka datang ke rumah Halilintar, dan betapa terkejutnya saat melihat tempat yang seharusnya adalah rumah, tapi ternyata adalah kuburan.

"Weh weh weh... Ini serius kah? Kayaknya dulu kita pergi kesini ada mansion" Racau Blaze masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tidak hanya Blaze, mereka semua terdiam melihatnya.

"Ada perlu apa kalian kesini?"

"SETAAAA--hmph!!!" Pekik Taufan saat mendengar seseorang berbicara, untung saja mulutnya sempat dibekap oleh Gempa agar tidak terdengar warga lain.

"Kau ini! Itu bukan setan" Bisik Gempa. Taufan membuka matanya, dia melihat sesosok kakek tua berdiri tidak jauh dari mereka. Setitik sweatdrop menetes di dahi Taufan. Teman-temannya hanya menatap datar kepadanya.

Gempa melepaskan bekapannya. "Hehe... Sorry sorry..." Kekeh Taufan sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Maaf Kek, tolong maklumi dia baru keluar dari RSJ" Celetuk Ice. Blaze sekuat tenaga menahan tawanya agar tak keluar. Sementara Taufan, Gempa, dan Thorn yang tidak mengerti apa itu RSJ, bingung kenapa Blaze menahan tawa.

"Ohh... Begitu ya, yasudah" Ucap Kakek itu.

"Um.. Kek, Kakek tau dimana mansion yang terdekat disini?" Tanya Gempa mengembalikan topik utama.

"Mansion?" Tanya Kakek itu kebingungan. "Iya Kek, ehh... Mansion itu rumah besar Kek, rumah yang besar" Jelas Gempa, Kakek itu mengangguk paham. "Tapi tidak ada rumah besar disini. Ada di sekitar 500 meter dari sini, warna putih kan?" Ucap Kakek itu menujuk ke suatu jalan.

Taufan, Blaze, Ice, dan Thorn saling pandang satu sama lain, mereka bingung, pasalnya rumah milik Halilintar itu berwarna hitam bukan putih. "Erk... Kek, rumahnya berwarna hitam bukan putih..." Ungkap Taufan.

Kakek itu bingung, ia memasang pose berpikir. "Tidak ada rumah besar warna hitam disini, mungkin kalian salah alamat" Tutur kakek tersebut, mereka berempat terdiam sejenak. "Oke Kek, terimakasih informasinya" Tutur Gempa kemudian menarik teman-temannya membentuk suatu lingkaran untuk berdiskusi.

"Gimana? Bener gak alamatnya?" Tanya Ice.

"Itu lah! Kita kan pernah kesini, alamatnya bener yang ini" Sahut Taufan.

"Gak mungkin kalo pas kita kesini dulu itu cuman mimpi atau halu" Lanjut Taufan

"Gak mungkin lah, orang kita kesini sama-sama, masa Hali sama Fohner itu bukan manusia?" Sanggah Blaze.

"Mungkin, kita kan ada di pemakaman" Celetuk Thorn.

"Jadi kakek-kakek tadi itu..." Entah kenapa Ice malah ikut-ikutan. Ia menoleh ke arah kakek-kakek yang tadi, tapi tidak ada apapun, kosong. Hanya ada mereka disekitar pemakaman itu.

"Terus sekarang gimana?" Tanya Gempa.

"Kan masih ada Fusion, kita belum kesana" Balas Taufan.

"Benar juga!"

"Jom!!" Seru Blaze. Mereka segera mengakhiri diskusi yang sangat berfaedah tersebut.

"Kek, kami pergi du--" Ucapan Gempa seketika terhenti disaat ia menyadari Kakek itu sudah menghilang.

"Beneran setan..." Celetuk Ice dan Thorn bersamaan, sambil memeluk satu sama lain. Ketiga temannya yang melihat hanya bersweatdrop.

"Tinggal aja mereka..." Pasrah Blaze, ia mulai berjalan pergi meninggalkan area pemakaman.

DEMON KINGSWhere stories live. Discover now