Chapter 4

1K 116 21
                                    

"tidur disini aja, jangan disitu." Pinta Sisca yang melihat Shani mulai menyiapkan tempat tidurnya di Sofa kamarnya. "Gaboleh, belum sah." Shani tersenyum jail. 
"heleh, orang sudah pernah juga." Sisca menjawab sambil memalingkan wajahnya.

"hahahaha, jangan di bahas dong.. iya iya gw kesitu, jangan ngambek." Shani menghampiri Sisca.

"terus ini gw ngapain?" Tanya Shani kepada Sisca yang membelakanginya. "usap aja" Sisca menjawab tanpa repot-repot menoleh ke arah Shani. "apanya nih yang di usap?" jawab Shani yang masih berusaha menggoda Sisca, Shani berniat mencairkan suasana. Hal itu sukses membuat Sisca menoleh kearahnya. "tanya sekali lagi, ayo coba, tanya sekali lagi" Shani diam seketika melihat wajah galak Sisca. Salah untuk menggoda Sisca di saat moodnya yang sedang naik dan turun.

"bercanda loh. serius amat jadi orang. Bercanda yaaa" Shani mengalah dan hanya bisa memberikan senyuman indahnya.

"dek, nanti jangan iseng kayak Daddy mu ya." Jawa Sisca sambil mengelus perutnya. 

Shani terdiam, terkejut, tak berkutik. apa yang baru saja di dengar? Tadinya Shani sudah dengan segenap hati menerima apapun yang terjadi, namun kenapa ketika semua itu sudah terlihat sangat jelas, Shani malah terdiam.

"Sis..." Shani menatap lurus wajah Sisca. "lo..?" Shani tak melanjutkan pertanyaanya.

"udah ah gw ngantuk, besok kerja." Sisca kembali membelakangi Shani tanpa menjawab apa yang menjadi pertanyaan rumit di kepala Shani.

----------------------------------

06.00 AM

Semalaman Shani tidak bisa tidur, ada banyak hal yang dia pikirkan. Pagi ini Shani seperti zombi, dengan kantung mata dan lingkar mata yang menghitam, warna wajah sudah pucat, tidak memiliki tenaga untuk melakukan kegiatan hari ini.

"Sakit lo? nular sakit gw ke lo?" Tanya Sisca yang memperhatikan wajah lesu Shani.

"enggak, sehat gw, cuma ga bisa tidur aja semalem." jelas Shani. "kenapa?" tanya Sisca. "lo ngorok nyaring banget, gw keganggu." Jawab Shani yang sudah pasti itu adalah pernyataan palsu, Shani tidak bisa tidur karena ucapan Sisca semalam.
"enak aja, gw ga pernah ngorok ya" bantah Sisca. "ya gimana mau tau, lo nya aja tidur." Shani meyakinkan Sisca.

"bodo ah, gak percaya gw." Jawab Sisca kemudian berlalu untuk ke kamar mandi.

Shani mencari ponselnya, dan mengetikkan sesuatu di ponselnya. begitu lama Shani berkutat dengan ponselnya, sampai akhirnya dia beranjak dari kamar untuk pergi ke dapur.

"oke kita lihat ada apa aja disini." Shani berbiacara dengan dirinya sendiri ketika berdiri di depan kulkas Sisca. 

"alpukat, ada. yogurt, ada. pisang... mana pisang. oh ini ada. apalagi ya? wah ada kacang. oke sip." Shani sibuk mencari bahan-bahan makanan di kulkas Sisca dan akhirnya membuat sesuatu.

 "ngapain? laper lo?" Sisca muncul dibelakang Shani yang sibuk membuat sesuatu. Sisca berdiri dengan membawa handuk untuk mengeringkan rambutnya. Shani menahan segala hal yang harus di tahan karena melihat Sisca yang hanya menggunakan kaos oversize dan tidak menggunakan bra. mengapa Shani bisa mengetahuinya, karna Shani melihat nipple yang mencuat di balik kaos oversize nya.

"heh, diajakin ngomong juga. lo laper? biar gw masakin." Sisca melilitkan handuk dikepalanya. "awas, sini biar gw." Sisca yang akan mengambil alih itupun di tahan oleh Shani.

"gausah, ini udah kelar gw buat smooties biar lo makin sehat." Jawab Shani tanpa memalingkan wajahnya karena terpesona oleh semua yang ada pada Sisca.

Sebelum mulai sarapan smootiesnya, Sisca mengambil ponsel untuk mengabadikan smooties buatan Shani dan mengunggahnya

Friend with BenefitsWhere stories live. Discover now