Chapter 8 (M)

2K 104 11
                                    

"Kapan boleh pulangnya?" Tanya Sisca yang sekarang posisinya didekapan Shani. "nanti aku tanyain dokternya, ini masih pagi banget." Shani mencoba terus menguatkan Sisca yang masih terpukul karena kejadian itu. 

"kamu ga sedih?" Sisca bertanya-tanya tentang apa yang dirasakan oleh Shani, karena selama beberapa hari ini hanya Sisca yang mengungkapkan apa yang dia rasakan. "Sedih, bohong kalau ga sedih. Tapi aku lebih mikirin kamu, kamu sakit atau enggak. Kalau kamu sedih, aku harus gimana. gitu" Jelas Shani sambil memeluk dan menghirup aroma tubuh Sisca yang sekarang juga menjadi aroma favoritnya. "aku masih sedih banget sekarang, kamu tau kan kalau kita galau itu hati kita jadi berat banget, nah itu yang aku rasain sekarang." Sisca menjelaskan apa yang dia rasakan. Shani yang mendengar hanya terkekeh, namun ia selalu merapalkan doa agar mereka berdua menjadi tenang dan tidak terbeban lagi.

"sedih itu wajar kok, namanya juga kehilangan. Jangan dipendam sedihnya, nikmati aja.. kita lewatin bareng ya..."

-------------------------------------------

Anin, Gracia dan Feni telah samapai di parkiran RS tempat Sisca dirawat. Mereka membawakan pakaian serta makanan yang dipesan oleh Shani. Shani bersyukur akhirnya Sisca mau makan tanpa harus melakukan kegiatan ekstreme itu lagi. 2 hari berturut Sisca dipaksa makan lewat metode aneh Shani. Sambil menyelam minum air katanya, Shani memang sering mencari kesempatan.

"ini sambel cumi nya dibawa semua? atau ini aja?" Tanya Gracia yang bertugas memegang bungkusan makanan sedangkan Anin yang menyetir mobil. "gausah, kata Shani bawa yang ini aja, biar dia gak kebanyakan makan sambal." Akhirnya Gracia meninggalkan sisanya di paper bag. 

"ayo masuk" ucap Feni yang baru keluar dari toilet. Mereka hanya bertiga menjenguk Sisca karena yang lain masih memiliki urusannya masing-masing.

Anin dan Gracia yang pertama masuk ke kamar rawat Sisca.

"o-owww lagi sayang-sayangan." Ucap Anin melihat Sisca yang dengan manja memeluk Shani dan menciumi pipinya. "udah sembuh sih ini kata gw." lanjut Gracia.

"bisa gak, kalau masuk itu ngetok dulu?" Jawab Sisca yang kesal karena teman-temannya masuk disaat yang tidak tepat bagi ShanSis.

"udah di ketok, lu nya aja keasikan jadi ga denger." Jawab Anin berbohong, mereka memang langsung nyelonong masuk dan disajikan pemandangan perbucinan itu.

Sisca melepaskan dirinya dari dekapan Shani dan mulai duduk di tempat tidurnya. matanya berbinar ketika melihat botol yang bertulis kan Sambal cumi, sambal favoritnya. "itu apa?" tanya Sisca basa basi, "gabisa baca lo?" jawab Anin jutek.

"Shan, Anin tuuuu.. usir aja lah" Shani mendengar suara manja Sisca hanya terkekeh dan menahan dirinya untuk tidak segera menerkam Sisca saat ini juga. 

"dih dih dih, lucu lo begitu?" Jawab Anin masih berusaha mengajak Sisca untuk berantem, Anin sengaja melakukan itu, karena beberapa waktu belakangan ini Sisca hanya murung.

"lucu lah, lucu kan Shan?" lagi-lagi Sisca menyerang Shani dengan kegemasannya. "Iyaa lucuuu kok" Shani mengecup berulang kali kening Sisca.

"Shan, udah makan?" kali ini Feni bertanya, karena Shani terlihat sedikit pucat. mungkin kelelahan menjaga Sisca di RS. "baru makan bubur tadi sama Sisca." 

"yaudah sini gw siapin ya makanannya" Gracia berinisiatif menyelesaikan obrolan basa-basi itu dengan makanan karena sesungguhnya dia juga sudah mulai merasakan lapar.

--------------------------------------------------------

Sisca sudah boleh pulang seminggu yang lalu, dan ia memutuskan untuk masuk kerja hari ini. Tentunya melewati perdebatan panjang dengan Shani yang cukup protective dengannya, walaupun demikian tetap Sisca menjadi pemenang dalam perdebatan itu.

Friend with BenefitsWhere stories live. Discover now