Luna, Berly & Devano

629 14 0
                                    

"Berly, bangun kata nya sekolah?" Luna memutar tubuhnya kearah berly yang masih tertidur pulas. Luna memperhatikan wajah suaminya yang begitu tampan.

"Berly bangun, sudah jam 6 kamu masuk jam berapa" luna mengarahkan tangan nya ke wajah berly, berly merasakan itu menarik luna kedalam pelukannya.

"5menit lagi sayang, mana vitaminnya sayang"dengan suara khasnya, luna hanya tersenyum melihat tingkah berly.

Cup... cup... cup...

"Sayang aku minta maaf sudah membentak kamu, tapi aku gak suka kalau kamu perhatian sam--"

Cup... cup.. cup..

"Aku sudah memaafkanmu, harusnya aku yang minta maaf sama kamu. Maaf jika aku membuatmu cemburu sayang"tangannya mengelus rambut berly yang masih menutup mata. Luna sambil melirik jam di atas meja menujukan pukul 06.05

"Makasih sayang, kamu gak salah sayang buat apa minta maaf ehm.. jangan terlalu berlebihan aku gak suka sayang"berly makin mengeratkan pelukannya dan tangan kekar berly melingkar di pinggang luna.

"Sama sama, ayo bangun kata nya sekolah? Aku akan siapkan airnya sama seragam sekolah kamu"luna melepaskan pelukan berly dan berjalan kearah kamar mandi menyiapkan air hangat untuk berly selsai semua luna keluar dan melihat berly yang masih duduk.

"Aku sudah siapin, sana mandi aku akan siapkan baju sekolah kamu"berly hanya menjawab anggukan dan berjalan kearah kamar mandi. Sedangkan luna sibuk menyiapan baju sekolah berly dan makan pagi untuk mereka berdua.

Selsai semua luna masuk ke dalam kamar melihat suaminya sudah selsai mandi dan memakai seragam.

"Duduk sini aku akan mengeringkan rambutmu sayang, aku sudah siapkan makan buat kita. Sebelum berangkat sekolah makan dulu" luna mengambil hair dryer yang berada di meja rias. Sekali luna melihat wajah suaminya yang begitu tampan memakai seragam sekolah.

"Berly, ayo makan dulu aku udah laper dari semalam belum makan, nanti pulang jam berapa kamu? Nanti mau dimasakan apa?"

"Bukannya semalam kamu bilang masak? Kenapa gak makan ehm... aku pulang sore mungkin selsai rapat OSIS, terserah kamu sayang"

"Iya. Tapi aku masukan kulkas lagi, gara kamu tiba tiba bentak. Aku tau kamu cemburu tapi gak perlu bentak juga"berly menarik tubuh luna dalam pelukannya dan mengecup bibir luna. "Maaf sayang, ngambek lagi" luna hanya menjawab dengan anggukan dan membalas pelukan berly.

"Berly, kamu sekolah naik apa?" Luna sedikit kaget berly tiba tiba menggendong tubuh luna berjalan kearah meja makan.

"Aku akan naik taksi sayang, karna aku juga gak bawa motor." Berly menurunkan tubuh luna dan mengecup bibir luna.

Cup... cup.. cup..

"Pakai motor aku aja, lagi aku gak sekolah juga? Nanti aku ke devano bentar ya cuma lihat kondisinya aja gak lebih kok sayang" luna mengambilkan makan berly dan satu gelas susu putih.

"Kenapa kamu gak sekolah? Bukan nya habis ini ujian semester? Hm." Luna hanya menghelah nafas jika berly benar cemburu dengan devano.

"Gapapa capek aja sayang, emang tapi gapapa sekali bolos lagian aku meski gak sekolah juga udah pinter. Berly, aku gak bakal ngapain kok sama devano sayang." Luna berusaha meyakinkan berly jika luna gak bakal melakukan hal yang lebih. Tapi berly hanya diam tidak menjawabnya.

"Jangan marah terus. aku capek, aku juga bingung disisi lain devano sahabatku meski sering kita berantem" sambil menundukan kepala dan dadanya mulai sesak jika membahas devano " dan satu sisi aku udah punya kamu, aku juga gak pingin kamu marah. Gak jadi deh aku ke dev--" berly menarik tubuh mungil luna duduk di pangkuan berly.

Mafia And Ruthless Psychopaths || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang