LS2 07

488 49 2
                                    

Zee membuka matanya dan melihat Nunew di dekat pintu.
Zee tersenyum namun terhenti karena melihat airmata di pipi Nunew.

"Nhu, kenapa Nhu menangis? Apa ada yang mengganggumu?" ujar Zee sambil akan bangkit dari tempat tidur.

Nunew segera berlari dan memeluk Zee.

"Hia, Hia jangan khawatir, tidak ada yang mengganggu Nhu. Hia istirahat saja."

Nunew menangis di bahu Zee, Zee tersenyum dan balik memeluk Nunew.
Nunew melepaskan pelukkannya, menghapus airmatanya dan tersenyum menatap mata Zee.
Nunew memegang pipi Zee, mendekatkan wajahnya pada Zee dan mencium bibir Zee dengan penuh rasa cinta dan Zee membalas ciuman Nunew.

Mark, Net dan Max memalingkan wajahnya dan mengaruk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum.

Nunew mengelus pipi Zee.

"Hia istirahat saja. Nunew temani Hia, ya." ujar Nunew dan Zee kembali memejamkan matanya sambil memegang tangan Nunew di pipinya.

Mark, Max dan Net akhirnya dapat bernafas dengan lega.

"Phi Phi semua, Nunew ucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf karena selalu membawa masalah untuk kalian. Terima kasih Phi." ujar Nunew membungkukkan badannya.

Mark mengangkat bahu Nunew dan memeluk Nunew.

"Tidak apa2 New. Kami ikut merasa lega kamu kembali lagi." ujar Mark.

Max dan Net mengangguk dan tersenyum.

"Kami pulang dulu, besok kami akan kembali lagi." ujar Mark.

Nunew kembali memberi wai dan mengucapkan terima kasih.

Setelah semuanya pergi, Nunew menutup pintu dan menghampiri Zee lalu duduk di kursi dan memegang tangan Zee.

"Mengapa Hia melakukan itu pada Nunew? Kenapa Hia tidak percaya pada Nhu kalau Nhu bisa menjaga Hia?" ujar Nunew dan menangis di tangan Zee.

Nunew terjaga sepanjang malam dan akhirnya tertidur mendekati pagi.

Zee terbangun pada pagi hari dan merasakan tangannya ada yang memegang, Zee terkejut setelah melihat siapa yang memegang tangannya.

"Nhu?" gumam Zee.

Nunew terbangun dan melihat pada Zee dengan wajah kagetnya.

"Hia."

"Apa yang kau lakukan disini, siapa yang mengijinkanmu kesini?" teriak Zee.

Nunew membelalakkan matanya dan tak lama kemudian segera memeluk Zee.
Ingin sekali Zee menepis pelukkan Nunew namun Zee tak bisa karena diapun merindukan pelukkan itu.

"Hia, Nhu mohon jangan usir Nunew lagi. Nunew ingin menjaga Hia. Nhu mohon jangan pinta Nhu untuk pergi lagi." isak Nunew.

Zee terdiam dan menangis.
Nunew memeluk Zee lebih erat lagi.

"Hia tidak mau Nhu menderita karena Hia. Hia tidak mau melihat airmata Nhu lagi." ujar Zee.

Nunew melepaskan pelukkannya dan menghapus airmatanya.
Nunew menatap Zee dengan tersenyum.

"Kalau begitu, Nhu tidak akan menangis lagi, Nhu tidak akan merasa menderita karena Hia. Nhu akan menjaga Hia." ujar Nunew dengan senyuman di bibirnya.

Zee menunduk dan menangis, Nunew kembali memeluk Zee dan mencium leher Zee.

"Nhu cinta Hia, Nhu sayang Hia. Hia akan sembuh dan menjaga Nunew lagi, Nunew percaya itu." ujar Nunew.
Zee akhirnya memeluk balik Nunew.
.

Sudah hampir 1 Minggu Nunew menjaga Zee.
Zee harus meminum obatnya secara teratur.
Dan akhirnya hari itu dokter mengijinkan Zee untuk pulang dengan berbagai peraturan yang harus Zee dan Nunew lakukan.

Siang itu Zee bersiap untuk pulang.
Tiba2 pintu terbuka dan Mae masuk ke dalam kamar lalu memeluk Zee.

"Zee maafkan Mae yang baru bisa datang sekarang. Apa kau baik2 saja, nak?" tanya Mae.

Nunew yang melihat itu memundurkan badannya membiarkan Mae dan Zee melepaskan rindu.

"Zee baik2 saja, Mae."

Mae mengelus pipi Zee dan berbalik melihat pada Nunew.

Nunew memberi Mae wai dan menundukkan kepalanya.

"Apa kau juga baik2 saja, nak? Mata kau terlihat lelah dan kurang tidur." ujar Mae.

Zee pun melihat pada Nunew dan Zee baru menyadarinya kalau apa yang dikatakan Mae benar.
Terdapat kantung hitam di mata Nunew.

"New baik2 saja Mae." ujar Nunew.

"Syukurlah. Nanti setelah sampai rumah, kau tidurlah biar Mae yang sementara menjaga Zee, ok?" ujar Mae.

Nunew tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Namun wajah Zee terlihat sedih, mengapa dia baru menyadari kondisi Nunew yang seperti itu.

"Kemana cincin kawinmu, nak?" tanya Mae lagi.

Nunew melihat pada tangannya.
Dan baru sadar kalau dia sudah lama tidak memakai cincin itu.

"Di rumah Mae, Nunew lupa mengenakannya saat Hia masuk rumah sakit." ujar Nunew berbohong.

"Hahhh. Kau sangat tidak berbakat untuk berbohong, sayang." ujar Mae dan berbalik melihat pada Zee.

Nunew menjadi salah tingkah dan tak tahu harus mengatakan apa lagi pada Mae Zee.

Akhirnya mereka pun sampai di rumah, Zee mengenakan kursi roda karena kakinya sekarang menjadi kurang kuat untuk berjalan.

Zee masuk ke kamar bersama Nunew dan Mae.
Zee melihat2 ke sekitar seperti mencari sesuatu.

"Apa yang kau cari, Zee." tanya Mae.

"Cincin Nunew, Mae. Zee ingat terakhir Zee memegangnya di sini." ujar Zee.

"Apa ini yang kau cari Zee?" ujar Mark yang tiba2 ada disana.

Nunew dan Zee pun tersenyum melihat cincin Nunew ada di tangan Mark.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

760

Love Story 2 (ZeeNunew) 014Where stories live. Discover now