-31-

1.4K 211 13
                                    

Sejak bangun dari tidurnya, Rose terus saja bersikap cuek sama Jisoo namun dia tetap menyiapkan segala kelengkapan Jisoo.

"Hari ini kamu istirahat dirumah saja. Tidak perlu ke perusahan" ujar Jisoo ketika Rose memakaikan dasi kepadanya.

"Hurm" sahut Rose cuek.

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Sayang, kamu masih marah sama aku?"

"Fikir saja sendiri!" Ketus Rose berganjak meninggalkan Jisoo.

Dengan segera Jisoo menyambar ponselnya dan menyusul sang istri yang sudah duduk dimeja makan.

"Jadi gimana Oppa. Dapat?" Tanya Jennie terkekeh kecil.

"Bacot!" Sahut Jisoo kesal.

"Dapat apaan nih?" Bingung Haerin.

"Itu loh Mom, menantu kesayangan Mommy ngidam UFO tapi anak bodoh Mommy ini tidak bisa mencari UFO" jelas Jennie.

"Lagian aneh banget si ngidamnya" sambar Jisoo tanpa filter. Sang istri bahkan sudah menatapnya dengan tajam.

"Mom, aku kekamar dulu" pamit Rose. Tanpa menatap Jisoo, dia langsung berlalu kekamar.

"Jisoo" tegur Haerin "Ngidam itu bukan sesuatu yang bisa diminta. Kamu harus mengerti dong. Jangan merasa kalau apa yang istri kamu inginkan itu sebagai beban buat kamu! Kamu bisa ngomong baik baik bukan sama istri kamu?" Tegur Haerin dengan tegas.

"Maaf Mom" lirih Jisoo.

"Minta maaf sama istri kamu, bukan sama Mommy!" Sahut Haerin.

"Jisoo kekamar sekarang" Jisoo langsung berpamitan untuk menuju kekamar.

Setibanya dikamar, dia dapat mendengar tangisan sang istri "Sayang" dia berjongkok disamping Rose yang duduk dipinggiran kasur "Maafin aku. Aku tidak bermaksud kok"

"Hiks aku sering merepotkan kamu bukan? Biar aku pulang kerumah Ibu saja" ujar Rose sesenggukan.

"Tidak Sayang! Kamu tidak merepotkan aku. Aku yang salah, maafin aku" sambar Jisoo dengan cepat. Dia bergegas ikut duduk disamping Rose dan membawa sang istri kedalam pelukan "Jangan sedih lagi ya. Nanti Baby Kim ikutan sedih. Kamu bisa marah sama aku. Pukul saja aku. Aku yang salah. Maafin suami kamu ini ya" ujarnya.

Rose menenggelamkan mukanya diceruk leher Jisoo "Honey~"

Jisoo menelan ludahnya dengan kasar "H-Honey?" Ulangnya.

"Hon, nanti pulang dari perusahan belikan Dakkochi. Ini anak kamu loh yang mau"

Jisoo terkekeh kecil "Jadi kamu memanggil aku Honey karena mau sesuatu hurm?"

"Memangnya Oppa tidak suka aku memanggil Oppa, Honey!?"

"Siapa bilang? Aku suka banget" sahut Jisoo. Dia mengecup dahi Rose "Arreosso. Nanti pulang dari perusahan, aku belikan Dakkochi untuk kamu"

"Ya sudah, mendingan Oppa berangkat kerja sekarang"

"Sebelum itu, kiss aku dulu" pinta Jisoo.

"Bukannya aku sudah bilang, no kiss, no hug, no cuddle" sahut Ros santai.

"Aaaaa Sayang~" rengek Jisoo "Aku tuh butuh semangat dari kamu loh"

Cup

Rose akhirnya mengecup pipi Jisoo "Sudah"

"Terima kasih istriku!" Ujar Jisoo dengan riang. Setelah dia ikut mengecup pipi Rose, dia akhirnya berpamitan untuk menuju ke perusahan.




















*
*

"Permisi Mr Ji" baru saja ingin memasuki ruangan kerjanya, langkahnya terhenti gara gara Joy memanggilnya.

"Ada apa?" Cuek Jisoo.

"Gimana sama kondisi Rose? Saya sama Yeri khawatir" ujar Joy.

"Dia hanya mengalami pendarahan biasa saja dan sekarang dia lagi istirahat dirumah" sahut Jisoo.

"Ah syukurlah" Joy sama Yeri akhirnya bisa bernafas lega.

"Ngomong ngomong, apa kamu bisa menggantikan posisi Rose untuk hari ini?" Tanya Jisoo.

"Maksud Mr Ji?" Bingung Joy.

"Hari ini saya punya meeting sebelum jam makan siang. Saya mau kamu ikut sama saya dan menggantikan posisi Rose untuk sementara" jelas Jisoo.

"Saya bisa Mr Ji" sahut Joy.

"Bagus!" Ujar Jisoo berganjak memasuki ruangannya.

"Mr Ji berubah ya" bisik Yeri.

Joy mengangguk setuju "Setelah menikah sama Rose, dia sudah tidak terlalu cuek lagi"

"Dia juga sudah tidak marah marah. Rose sama Mr Ji memang cocok deh" ujar Yeri.

"Cocok banget! Kalau ada pho didalam hubungan mereka, gue orang pertama yang akan maju untuk mempertahankan mereka!" Ujar Joy penuh penekanan.

"Gue dibelakang lo!" Sahut Yeri.


















*
*

Di mansion, terlihatlah Rose yang hanya melamun di sofa diruang tamu. Dia merasa bosen. Haerin sudah keluar untuk bertemu temannya ditemani oleh pembantunya.

"Rose" Jennie yang baru selesai sama urusannya dikamar langsung menghampiri Rose.

"Iya Jen?" Sahut Rose.

"Aku mau curhat nih" ujar Jennie mendudukkan dirinya disofa disamping Rose.

Perhatian Rose kini sudah sepenuhnya tertuju kepada Jennie "Bilang saja sama aku"

"Gini ya, aku sama Sean sudah pacaran hampir 3 tahun dan dia juga sudah melamar aku. Mommy sama Oppa juga sudah kenal sama Sean dan aku juga sudah kenal sama keluarga Sean. Kali ini Sean melamar aku untuk menjadi istrinya dan sekarang aku bingung"

"Bingung kenapa?"

"Apa aku harus menerima lamaran Sean? Aku tidak mau dia kecewa"

"Memangnya kamu sudah siap untuk menikah?" Tanya Rose.

"Aku siap kok tapi aku tidak mau tinggalin Mommy"

"Jen, jangan khawatir soal Mommy. Lagian aku sama Jisoo Oppa tinggal disini bukan? Kita bisa menjaga Mommy"

"Jadi menurut kamu, aku harus menerima lamaran Sean?"

"Hanya kamu yang lebih mengerti soal perasaan kamu. Lakukan lah apa yang menurut kamu yang terbaik"

"Menurut kamu, pernikahan itu gimana?"

Rose tersenyum tipis "Apa kamu lupa kalau aku sama Jisoo Oppa menikah secara tiba tiba? Kita bahkan tidak pernah akrab. Awalnya memang canggung si tapi aku sama Jisoo Oppa berusaha mempertahankan pernikahan kita ini. Dan sekarang kita saling mencintai bahkan Oppa kamu sudah bucin sama aku"

Jennie terkekeh kecil "Benar juga si. Ya sudah deh, nanti aku ngomong sama Mommy dan Jisoo Oppa soal ini" putusnya dibalas senyuman dari Rose.











  Tekan
    👇

Mr Ji, I Love You✅Where stories live. Discover now