16. Rapuh

152 35 6
                                    

HALO SELAMAT MALAM
KEMBALI LAGI DENGAN CERITA KAMU & MIMPIKU.

GIMANA HARINYA?

SEMOGA SUKA PART INI

******

"Akan gua pastikan ini terakhir kalinya."

Alora pergi ke rooftop untuk mencari angin segar. Rasanya kepala Alora terasa mau meledak akan semua peristiwa yang terjadi. Apa yang telah ia lakukan sampai semua masalah rumit ini datang padanya. Alora tak tahu harus melampiaskan semua rasa sakit ini pada siapa dan pada apa.

Jauh di lubuk hatinya, Alora berulang kali mengucap istighfar untuk menenangkan dirinya. Alora berjalan ke pinggir rooftop dan menatap kebawah, membiarkan pikiran liarnya berfikir kemana-mana.

'Lompat'

'Biarin diri lo jatuh kebawah'

'Mati'

"Sial." gumam Alora.

Alora memilih duduk disana sambil menenangkan diri. Kepala Alora mengadah, menatap ke langit. Mata Alora yang terlihat lesu itu terus memperhatikan awan yang berjalan beriringan. Sesekali angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya yang membuat sejuk.

Saat itu ada seorang anak laki-laki yang datang kesana. Matanya terlihat tak punya kehidupan, ia berdiri tak jauh dari Alora. Sepertinya anak itu adalah adik kelasnya dan Alora tak kenal dia. Anak laki-laki itu berdiri di pinggir rooftop berniat mengakhiri hidupnya.

Alora yang sadar akan tindakan itu langsung berlari kearahnya, menarik tangan nya. Untung saja saat itu Alora berhasil menyambut tangan lelaki itu dan menggenggam erat tangannya.

"LEPASIN GUA!!! GUA MAU MATI!!!." teriak lelaki itu yang kesal aksinya dihentikan oleh Alora.

"LO GILA, CEPETAN NAIK." Alora berusaha keras untuk menarik lelaki itu kembali keatas.

Pandangan laki-laki itu menatap nanar kearah Alora. Masing-masing mereka sudah meneteskan keringat karna berada di posisi yang menyusahkan. Lelaki itu menatap kebawah, dimana tanah keras sudah siap menyambut tubuhnya. Alora masih dengan pertahanan nya, menggenggam erat lelaki itu agar tak jatuh ke bawah.

Lelaki itu berdecak kesal dan berusaha untuk naik keatas. Sesampainya di atas, Alora akhirnya bisa bernafas lega karna lelaki itu tak jatuh. Tangan kanannya serasa sakit karna menahan beban yang berat tadi.

"Lo siapa? Kenapa lo nolong gua?"
tanya nya lelaki itu.

"Lo gak perlu akhirin semuanya dengan cara bunuh diri. Masih ada hal lain yang nunggu lo, jangan berfikiran sempit." maki Alora.

"Kasih tau ke gua, hal apa yang nunggu gua selain rasa sakit." mata lelaki itu menatap kearah Alora dengan penuh harap.

Alora mengulum ludahnya, dia juga tak bisa menenangkan orang lain dengan caranya. Tapi untuk kali ini dia akan berusaha.

"Kalau lo bertindak bodoh kayak tadi dan hanya pasrah, orang-orang akan nertawain lo nantinya. Disaat lo ambil keputusan itu hanya diri lo yang selesai bukan masalahnya." Alora berbicara panjang lebar pada lelaki yang baru ditemuinya ini.

Kamu & MimpikuWhere stories live. Discover now