47. Rumah Sakit

1.2K 108 1
                                    

David membuang pisau yang ia pakai untuk menebas leher Zack, tangannya bergetar hebat kemudian berjalan mundur, ia menutup kedua telinganya mengigat bagaimana anak dan istrinya tiada dan sekarang ia harus menerima kenyataan bahwa bukan keluarga zibrano yang melakukan semua ini melainkan Zack dan Zidan.

"Apa yang aku lakukan hiks... Apa yang sudah aku lakukan! ARGHH!!."

Mereka hanya diam memperhatikan david yang duduk berlutut di aspal, ia menangis karena penyesalan yang baru ia sadari.

"Aku sudah membunuh orang yang tidak bersalah! Aku membunuh mama kalian!! AKU PEMBUNUHNYA!!." Pekik david menatap hyunsuk dan yang lainnya.

"Apa yang aku lakukan itu semua karena rasa sakit hati dan kecewaku terhadap kalian yang tidak ingin membantuku saat perusahaan ku mengalami kebangkrutan!! Kalian tau? Aku benar-benar kecewa sama kalian... Hiks...."

"Om, maafkan saya, saat dulu tidak bisa membantu om, karena jika kami membantu maka perusahaan kami juga ikut dalam bahaya." Ucap hyunsuk.

"Maafkan aku juga dav, apa yang dikatakan hyunsuk benar, kalo kami membantumu mungkin perusahaan kami juga akan mengalami masalah kedepannya, karena apa yang di beritakan saat itu benar-benar akan merugikan perusahaan manapun yang membantunya." Ucap Bram.

David menunduk sambil menangis, ia mengangguk pelan lalu mendongakkan kepalanya.

"Aku tau, aku seharusnya malu karena sudah menuduh kalian dan membunuh mama kalian, maafkan aku... Sungguh maafkan aku.."

Kristal yang sedari tadi mendengar hal itupun tak bisa menahan air matanya lagi, ia kembali mengingat kejadian beberapa tahun lalu dimana pria-pria itu membunuh mama mereka.

Jihoon yang melihat kristal menunduk sambil menangis itupun berbalik badan, ia Berjongkok di samping kristal dimana kepala Junghwan masih berada di paha kristal.

Semuanya menatap ke arah jihoon dimana kristal bersandar di dada bidangnya sambil menangis.

"Tumpahin semuanya dek, Abang tidak akan melarang kamu untuk tidak menangis." Ucap jihoon.

Bram yang tau rasa sakit anaknya itu melangkah mendekati mereka, ia mengelus rambut kristal di sana, bahkan ia juga melihat junghwan yang masih memejamkan matanya di paha kristal.

"Nona... Maafkan om... Om yang sudah membunuh mama kalian, om juga yang melukai Abang kamu.... Maafkan om." Ucap David.

"Al, permintaan kamu sayang." Ucap Bram mengelus rambut kristal.

Mendengar hal itu, kristal melepaskan pelukannya jihoon, ia mengangkat kepala Junghwan penuh hati-hati dari pahanya. dengan menunduk kristal pun berdiri.

Mereka memperhatikan kristal yang berjalan ke arah david, ia berdiri beberapa jarak dari sana matanya yang memerah dan berair menatap ke David.

"Kau yang membunuh mama.. dendam kamu tidak akan berhenti meskipun kami semua mati!! Kau tau? Menyalahkan orang lain atas kebodohan sendiri bukanlah jalan keluar dari masalah yang kamu hadapi!!." Mereka terdiam.

"Rasa sakit yang kamu rasakan tidak akan pernah bisa menjadi rasa sakit untuk orang lain!! Kenapa? Karena apa yang kamu rasakan tidak akan pernah bisa untuk di rasakan oleh orang lain!."

"Anda egois tuan, Anda benar-benar pria yang egois!."

"Menjadikan dendam sebagai alasan hilangnya nyawa orang yang kamu sayangi juga bukan tindakan yang baik tuan... Karena perbuatan anda! Aku harus kehilangan Mama dan itu semua adalah perbuatan anda!!."

Kristal mengepalkan tangannya. "KAU YANG MEMBUNUH MAMA!! KAMU MEMBUNUH WANITA YANG TIDAK TAU APA-APA TENTANG MASALAH KAMU!!."

"Maafkan saya hiks... Maafkan saya nona... Bunuh saja saya... Hikss.. bunuh saya agar saya bisa menembus kesalahan ini, saya juga ingin bertemu dengan anak dan istri saya di sana."

My Brothers Are Mafia || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang