Ch 6

1.5K 328 49
                                    


Choi Yewon (nama asli Arin Oh My Girl). Anak Kepala Distrik Gangnam, sekretaris OSIS dan pacar Ketua OSIS, Lee Mark. Entah bagaimana informasi itu terus berputar di kepala Jaemin setelah ia selesai melakukan wawancara tadi. Sesuatu yang sebenarnya bukan urusannya sama sekali. Semenjak melihat kejadian saat itu, Jaemin tak bisa berhenti mencemaskan Haechan. Tapi melihat ekspresi wajah Yewon, ia jadi ragu dengan penilaiannya sebelumnya. Jaemin menggeleng. Bukan urusannya. Yang penting tidak ada kekerasan disini, putusnya.

Jaemin memasukkan beberapa buku dan peralatan sekolahnya ke dalam tas. Hari ini hari sabtu, mereka pulang lebih cepat dari hari biasa. Dan karena ia masih kelas satu, jadwal lesnya tidak sepadat tahun lalu. Ia bisa sedikit bersantai hari ini. Kemarin ia sudah berjanji pada Haeun untuk mengajaknya naik sepeda di sekitaran sungai Han. Adiknya itu sudah sangat bersemangat. Setelah itu ia berencana untuk mengajak sang adik mengunjungi kedai makanan favorit mereka. Gerakannya terhenti saat melihat Jeno menghampiri mejanya.

"Jaemin-ssi, Sunwoo-ssi, bagaimana rencana kita untuk mengunjungi toko buku besok?"

Oh, Jaemin hampir lupa pada rencana ini. Sepertinya Jeno memang sangat ingin pergi ke toko buku.

"Kalian akan pergi ke toko buku besok?" Seungmin menolehkan kepalanya ke belakang.

"Eh, iya," cicit Jaemin. "Sunwoo yang mengajak kemarin."

"Sunwoo?" gumam Seungmin, menoleh pada Sunwoo. "Dan, eh, bersama Jeno-ssi?"

Jeno tersenyum, mengangguk. "Sunwoo mengajak Jaemin dan kebetulan aku juga ingin pergi, jadi sekalian aku minta diajak."

"Ya! Kau tidak mengajak kami juga?" tanya Heejin, menghampiri Sunwoo.

"Memangnya kalian suka membaca?" tanya Sunwoo.

"Tapi kita bisa berjalan-jalan setelah mampir ke toko buku," balas Seungmin, lalu ia terdiam sejenak dengan wajah syok sambil menatap Sunwoo. "Omo! Omomomomomo."

"A-apa?"

"Woah! Daebak!" pekik Heejin, menutup mulutnya setelah melihat ekspresi Seungmin. "Woah, Sunwoo-ya!"

"Kenapa?" tanya Jaemin, heran melihat tingkah mereka.

"Jangan-jangan Sunw-mmmph..." Ucapan Seungmin terhenti karena mulutnya langsung ditutup oleh Sunwoo.

"Tidak perlu kau hiraukan, Jaemin-ah. Mereka memang aneh," kata Sunwoo. "Dan besok aku akan menunggumu di stasiun dekat rumahmu. Eh, bisa kau berikan nomor telepon rumahmu? Aku akan menghubungimu saat akan berangkat."

"Eoh, sebentar," gumam Jaemin. Mengambil buku yang baru ia masukkan dan merobek kertasnya sedikit, lalu menuliskan nomor telepon rumahnya. "Ini."

"Baik," kata Sunwoo, mengambil kertas itu.

"Bisa kau memberikan nomor teleponmu padaku juga?" sahut Jeno. Ia malah memberikan buku tulisnya. "Tulis saja di lembar terakhir."

"Ah, iya,"  cicit Jaemin, menuruti ucapan Jeno. "Kalau begitu aku pamit pulang duluan, aku takut ketinggalan bis."

"Hati-hati di jalan, Jaemin-ssi," kata Jeno, menerima bukunya yang sudah berisi nomor telepon Jaemin.

Jaemin mengangguk dan berpamitan pada yang lain. Ia buru-buru pergi setelah itu, tak ambil pusing dengan tingkah Seungmin dan Heejin lagi. Lagipula mereka memang sangat suka menggoda Sunwoo. Jaemin melirik jam tangannya dan berjalan cepat menuju halte bis. Cukup jarang murid-murid sekolah ini menaiki kendaraan umum. Kebanyakan dijemput oleh kendaraan pribadi yang mewah dan juga sopir. Kalaupun ada yang memakai kendaraan umum, biasanya tidak setiap hari. Dan halte bis cukup berjarak dari gerbang sekolah ini, makanya ia harus buru-buru sebelum bis yang menuju ke arah rumahnya lewat.

Black, White (Nomin)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora