CHAPTER 3 : BENANG MERAH PART 2

1.3K 166 11
                                    

1987, Pattaya Thailand.

POV : Heart

Heart melihat jam di dindingnya pukul 03.00 sore hari , heart berencana mengajak Li-Ming menonton film dirumah nya hari ini. dia sudah bersiap-siap seperti biasanya, duduk didapur menunggu Li-Ming.

04.00 PM

05.00 PM

06.00 PM

Li-Ming tak kunjung datang, sampai malam pun Li-Ming tak kunjung datang.

keesokan harinya, hal sama terulang kembali. 1 hari, 2 hari, 3 hari .....

Heart mulai khawatir, dia berusaha berfikir apa yang terjadi? apa Li-Ming sakit? apa dia berhenti bekerja? dia ingin berbicara dengan Li-Ming. sayangnya tidak semua orang zaman itu memiliki telephone.

"Godji, aku ingin membeli dvd baru di toko. ibu memintamu menemaniku"

godji melirik Heart sebentar, tidak percaya. pasalnya biasanya jika dia disuruh pasti ada catatan yang tertinggal di pintu kulkas, tapi heart memang sudah meminta izin, dan seperti biasa dia hanya diperbolehkan keluar 1 jam dan ditemani Godji. Mobil melaju Heart meminta supirnya untuk berhenti ketika mereka melewati belakang gedung Saint Nicolas College. Sekolah Li-Ming.

Dibelakang gedung ada lahan lapang yang digunakan sebagai lapangan sepak bola, diujung kejauhan sana, Heart Melihat seorang anak lelaki, menggunakan seragam sekolah dan bertelanjang kaki, menendang bola bersama teman-temannya, rambut hitamnya memantul keatas bawah seiring ia berlari mengejar bola. dia berteriak, tertawa mengarahkan temannya untuk mencuri bola dari lawan mainnya, itu Li-Ming, "dia terlihat baik-baik saja, kenapa dia tidak datang kerumahku" tanya heart dalam hati

Heart membuka kaca mobil, dan melambaikan tangan kearah Li-Ming. Godji segera menegurnya

"Godji, bisa kita jemput Li-Ming sebentar?" Godji menolak, dia tidak memperbolehkan Heart keluar mobil, bahkan dia tidak memperbolehkannya membuka kaca dan melambaikan tangan, ada banyak orang di lapangan sepak bola itu. tapi heart bersikeras , menahan kaca dan melambaikan tangan.

"Li-Ming" dia berusaha memanggil, karena dia tidak bisa mendengar , dia tidak yakin apakah suaranya terdengar , apakah itu jelas bernada Li-Ming, atau apa, dia hanya berusaha memanggil Li-Ming dengan fokus getaran pada pita suara di tenggorokannya, dari getarannya seharusnya itu cukup keras untuk seseorang mendengar.

Li-Ming Melihatnya, dia yakin beberapa detik lalu, Li-Ming melihat nya tapi kenapa? kenapa dia memalingkan wajah? Godji cepat-cepat menariknya dan berusaha menutup jendela, sepertinya dia juga menginstruksikan ke supir untuk segera menjalankan kembali mobilnya. Heart sadar dengan situasinya , dia cepat-cepat menulis kertas dan melemparkannya melalui jendela mobil.

Mobil melaju, kertas itu terbang dan mendarat di rerumputan dekat pagar pembatas gedung, apa Li-Ming bisa melihat pesannya? Heart menunduk, memandangi kertas catatan kosong yang selalu ia bawa untuk menulis ketika ingin berkomunikasi dengan orang lain.

Hatinya berdenyut, wajahnya pucat, tangannya basah oleh keringat dingin, Heart ketakutan! ada yang salah dengan Li-Ming, kenapa dia mengabaikannya, apa ini berarti dia tidak ingin bertemu dengannya lagi? tapi kenapa? apa karena dia memaksanya untuk menjadi pacarnya waktu itu? seharusnya dia menolak jika tidak mau? tapi sebentar, dia sendiri yang bilang itu adalah hadiah kemenangan dan tidak boleh ditolak

Heart menyesal dan menyalahkan diri sendiri, mungkin memang Li-Ming tidak memiliki perasaan yang sama dengannya, dia menyesal menyatakan perasaannya, seharusnya jika dia tidak memaksa Li-Ming, mungkin Li-Ming masih bertemu dengannya, masih menjadi Temannya! dan itu seharusnya sudah cukup!, mata Heart berkaca-kaca ia menundukkan kepala, supaya Godji tidak melihat, diam-diam mengusap kelopak matanya dengan jari-jarinya. Dia takut, Memikirkan bahwa Li-Ming akan menghilang dari hidupnya, dIa takut kehilangan sesuatu yang sangat berharga untuknya.

SUNEIDESIS (KATA HATI) HEART-LIMING STORY.Where stories live. Discover now