29

14.4K 1.6K 39
                                    

Happy reading...




Cakra, Devan, Jean dan Aletta saat ini sudah berada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota. Mereka berempat melangkah bersama, dengan Cakra dan Jean yang berjalan di depan Devan dan Aletta. Terlihat seperti keluarga bahagia.

"Kalian berdua main aja duluan di Timezone, nanti kalo sudah selesai langsung telpon Abang, ya." Perkataan Devan berhasil membuat Cakra dan Jean berhenti berjalan.

"Katanya mau nonton film?" tanya Cakra membuat Jean menganggukkan kepalanya.

"Kita berdua mau nonton KKN, umur kalian belum cukup buat nonton itu."

"Tapi kita mau nonton, iya, kan?" ucap Jean yang diangguki oleh Cakra.

"Ga bisa, umur lo pada belum cukup, ini film rate-nya 17+ emang kalian udah pada sampe umur 17?" Pertanyaan Devan berhasil membuat Cakra dan Jean menggelengkan kepala mereka secara bersamaan.

Jean kemudian berbisik ke arah Cakra membuat Devan mengernyitkan dahinya, apa yang akan mereka rencanakan pikirnya?

Cakra menganggukkan kepalanya beberapa kali, lalu menatap ke arah Devan, menengadahkan tangannya membuat Devan bingung.

"Bagi duit."

Devan menghembuskan napasnya lelah, tetapi tak ayal tangannya tetap mengambil dompet di saku jaket, mengeluarkan beberapa lembar uang bergambar bapak presiden pertama yang sedang menunjukkan giginya.

"Nih, pake yang bener jangan buat beli yang aneh-aneh, ngerti?" ucap Devan seraya memberikan uang tersebut kepada Cakra.

Jean dan Cakra pun menganggukkan kepalanya lalu berjalan cepat meninggalkan Devan dan Aletta.

Jean dan Cakra terus berjalan sampai akhirnya mereka tiba di salah satu tempat makan yang menjual ramen. Yah, Jean tadi berbisik kepada Cakra untuk makan ramen saja karena saat menunggu Cakra menjemput tadi, dia sempat menonton Naruto terlebih dahulu.

"Lo mau ramen apa?" tanya Jean saat mereka sudah duduk di kursi salah satu meja yang ada di sana.

"Samain aja deh, tapi minumnya Cakra mau jus pisang ya"

"Ha?" Jean cengo sendiri mendengar Cakra yang ingin memesan jus pisang.

"Jus pisang, Jean."

"O-oh oke oke."

Setelahnya Jean memanggil pelayan untuk memesan ramen dan minuman yang mereka inginkan, sambil menunggu Jean dan Cakra mengobrol beberapa hal, termasuk dengan kondisi Cakra yang sekarang.

"Gue denger dari papah kalo lo sakit?" tanya Jean hati-hati. Cakra mengangguk singkat, matanya menatap ke arah sekitar restoran yang tampak ramai, mungkin karena hari libur, pikirnya.

"Lo, oke?"

Cakra terdiam cukup lama mendengar pertanyaan dari Jean sampai akhirnya sebuah senyuman terbit di bibir Cakra.

"Untuk sekarang sih masih oke, Cakra juga udah minum obat yang om dokter kasih jadi ga ada yang perlu dikhawatirkan lagi"

"Lo bakalan ngasih tau mereka, kan?"

"Mereka?"

"Naufal dan Raka, bagaimana pun mereka harus tau,kan?"

Cakra menganggukkan kepalanya kembali, tersenyum seraya menjawab, "Tentu, Cakra akan ngasih tau mereka besok, kalo Cakra lupa Jean tolong ingetin Cakra, ya?"

"Pasti." Jean tersenyum. Jean memang sudah tau mengenai penyakit Cakra karena diberitahu oleh Antonio dan Jean juga sedikitnya tau bagaimana penyakit itu akan mempengaruhi Cakra nantinya.

MEMORIES (Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora