2

165 29 1
                                    

"Kamu bisa mendengar suaraku?"

"Apakah dia sudah siuman?"

Perlahan Naruto membuka mata, bias cahaya yang datang ke matanya sedikit menganggu, lalu telinganya berdenging kencang sekali, seperti ribuan alarm berbunyi didekatnya. Namun, itu hanya sebentar sebelum segalanya kembali ke titik semula.

Naruto memandang ruangan disekitarnya, tidak perlu bertanya dimana dia sekarang, Naruto juga melihat dua polisi berjaga disekitarnya, mungkin mereka akan menanyainya mengenai bibi An.

Benar, jika Naruto ingat, kejadian itu sangat cepat dan tragis, Naruto bahkan belum sempat untuk melihat dengan jelas jasad bibi An, ia hanya ingat seseorang berpakaian serba hitam mendatanginya.

"Aku tidak bisa mengingat apapun lagi setelah tabrakan itu, fokusku hanya pada bibi An yang tergeletak ditengah jalan." Ucap Naruto pelan dengan mata kosong, ini adalah hari ketiganya di rumah sakit ini, investigasi terus dilakukan. Namun, tak membuahkan hasil apapun.

"Apakah bibi An punya saudara atau anak yang bisa dihubungi?" Tanya seorang detektif kepolisian padanya.

"Aku belum pernah mendengar tentang mereka, jadi aku sama sekali tidak tau tentang keberadaan keluarganya."

Detektif itu menghela nafas pendek dan menuliskan hasil yang ia dapat ke nota kecil. Ini adalah hari terakhir Naruto berada di sini, jadi jika investigasi ini tidak mendapatkan hasil, kasus akan ditutup.

"Apakah banyak kasus serupa seperti ini?" Naruto bertanya setelah berdiam diri, sang detektif itu menoleh dan melihat Naruto yang masih agak pucat wajahnya.

"Tentu saja, banyak anak muda yang meninggalkan orang tuanya sendiri, mereka memilih untuk pergi dan memutuskan hubungan orang tua-anak yang membuat semuanya runyam, tidak ada yang mengurus jenazah jika kejadian semacam ini terjadi."

Naruto menutup mulutnya, beruntung orang tuanya sudah pergi lebih dulu darinya, hidup sebagai sebatang kara memang sangat menyakitkan, saat orang tuanya meninggal akibat kecelakaan tunggal, seluruh warisan jatuh ke tangannya, Naruto masih muda saat itu, dan entah bagaimana semuanya berawal hingga harta warisan itu akhirnya habis karena asisten ayahnya menggelapkan semua itu.

Saat Naruto sadar, ia hanya memegang rumah dan uang tabungannya, ia menjual rumah itu setelah asisten ayahnya kabur dan menyewa tempat yang lebih kecil. Hidup nya pun dimulai, sebagai seorang siswa menengah atas dan streamer.

Naruto berjalan keluar dari pintu rumah sakit setelah membayar semua tanggungannya, ia mendongak dan menghela nafas, ini sudah hampir malam, ia tidak punya kendaraan apapun, dan rumahnya lumayan jauh dari sini.

Sembari menunduk, Naruto melewati jalanan yang masih banyak mobil berlalu lalang, ia melangkahkan kakinya menuju jalan khusus pejalan kaki, daun maple berguguran disekitarnya, menghiasi malam dingin yang berteman kan lampu kekuningan.

Ia mendongak dan melihat seseorang berkulit pucat datang dari arah lain, ia tinggi dan memakai coat sepanjang lutut, jarak mereka semakin dekat dan Naruto merasa waktu diperlambat. Saat berpapasan, entah mengapa Naruto ingin menoleh pada pria itu, dan keduanya benar-benar melakukan kontak mata.

Mereka berdua berhenti, angin gemerisik membawa sehelai daun maple jatuh tepat ditengah mereka. Saat Naruto kehilangan pandangannya sesaat, lengannya sudah di genggam dengan jemari dingin milik pria ini.

"Kamu bisa melihatku bukan?"

Suara dalam dan menenangkan keluar dari mulut pria itu, sejenak Naruto tertegun tak tau harus bagaimana, bukan hanya itu, bagaimana ia bisa menjawab pertanyaan aneh pria ini.

GUARDIAN [SASUNARU]Where stories live. Discover now