09

247 10 0
                                    

Saat bangun alangkah terkejutnya Tiara melihat kakinya sudah penuh dengan tanah warna hitam, dan didalam kamar Tiara sudah penuh dengan jejak-jejak kaki tanah warna hitam. Saat bingung dengan keadaan, Tiara sempat menuduh Zarhan yang melakukan ini semua, tapi saat dipikir-pikir lagi, mana mungkin Zarhan seiseng ini mengotori apartemen dengan tanah, dapat darimana coba?

daripada banyak berpikir, Tiara memutuskan untuk bertanya pada suaminya, ia pun turun dari kasur dan bergegas keluar kamar, saat membuka pintu kamar dan berjalan ke dapur ia mendapati Zarhan yang tengah membuat teh dan susu, Zarhan yang sadar akan kehadiran Tiara pun menoleh dan tersenyum.

"Udah bangun sayangku," ucap Zarhan mengelus kepala Tiara lembut masih tersenyum hangat.

"Udah mas.." Tiara sedikit tertegun, karena ternyata Zarhan tidaklah lagi marah padanya.

Tapi ia tepiskan dulu masalah itu, dan kembali pada tujuan awalnya.

"Mas, ikut dulu aku ke kamar, ada yang mau aku tunjukkan sebentar," sembari menarik-narik pelan tangan Zarhan untuk mengajaknya ke dalam kamar.

"Apalagi sih aku udah gak mau lagi bertengkar sama kamu sayang.. cuma gara-gara hal gak jelas." cetus Zarhan.

"Ikut dulu aja mas," akhirnya Tiara membawanya ke kamar, dan diikuti oleh Zarhan dari belakang.

Saat sudah memasuki kamar dan Tiara ingin menunjukkan jejak kaki hitam itu, semuanya sudah menghilang. Bersih tak tersisa, gak mungkin bisa bersih secepat itu, aneh bukan?dan saat Tiara menunduk untuk melihat kakinya yang tadi ada tanah hitam juga ternyata udah hilang dan bersih juga.

Tiara bingung, ia melihat sekeliling kamar dan menunduk kembali melihat ke kakinya, lalu menatap Zarhan yang wajahnya juga sama bingungnya karena melihat Tiara yang bertingkah aneh menurut nya.

Karena bingung Tiara cuman bisa terdiam dan menatap Zarhan.

"Apa? Ada apa?" tanya Zarhan dengan wajah malasnya dan tangannya yang sudah menyilang depan dada menunggu penjelasan Tiara.

"Gak papa mas, gak papa," Tiara hanya menatap lantai kiri kanan kikuk.

Dan setelahnya Tiara menghela nafas panjang.

"Oh ya mas, aku mau bicara." Tiara menatap Zarhan.

"Apa lagi." Zarhan juga menatap Tiara.

"Maafin aku ya mas, sekiranya aku membuat mas marah dan gak nyaman aku minta maaf mas ya," ucap Tiara sambil tersenyum kecil.

"Yaudah sayang, itu mimpi cuma mainan tidur bukan hal nyata maaf juga mas udah nuduh kamu sembarangan," Zarhan tertawa halus lalu membawa tubuh kecil Tiara ke dalam pelukan nya.

Berdamailah mereka, dan mimpi itu tidak lagi dibahas oleh mereka berdua, Mereka mencoba menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya dan Tiara juga sudah berhenti untuk meminta harapan anehnya untuk bisa memimpikan laki-laki itu dan bicara. Tiara berdoa untuk tidak dipertemukan lagi dengan pria itu lagi lewat mimpi. Tiara hanya berdoa kepada Allah subhanallah wa ta'ala untuk mempermudah kan setiap urusan nya dunia akhirat.

Lima bulan berlalu, Tiara sudah tenang dan tidak pernah bermimpi laki-laki itu lagi. Tiara pikir doa Tiara dulu sudah dikabulkan oleh Allah subhanallah wa ta'ala, tapi ternyata. Tiara, salah.

Suatu malam setelah selesai sholat berjamaah, Tiara dan Zarhan makan malam di apartemen mereka. Dan mereka berencana esok hari paginya mau pergi ke rumah ibu dan nenek nya Tiara.

Dan mereka berencana untuk jalan-jalan ke sebuah pulau yang ada di kampung nenek nya. Selesai makan malam, Tiara mencuci piring, cuci pakaian, dan terakhir menyiapkan barang bawaan mereka untuk dibawa besok. Dan setelah siap semua, Tiara masuk ke dalam kamar dan melihat suaminya sudah tidur, melihat suaminya yang sudah tidur Tiara pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan wudhu. Dan pada saat itu jam sudah menunjukkan pukul 23:00 malam.

Dan sudah selesai semuanya, Tiara pergi ke kamar dan berbaring di atas kasur lalu bersiap untuk tidur.

---

Maaf yang ini sedikit lagi, soalnya aku mau pisah momen Tiara sama si pangeran.

KEKASIH GAIB Where stories live. Discover now