01 || Mimpi buruk atau nyata?

10.1K 705 6
                                    

Yuhuuuuuu~ balik lagi sama saya( ˆ͈̑꒳ˆ͈̑ )੭♡
berharap kamu menyukainya!

.
.
.

Di sore hari yang mendung, seorang remaja laki-laki tengah berjalan sendirian di trotoar jalan raya. Kaki jenjangnya terus melangkah menuju komplek perumahan elit, Jarak antara rumah satu dengan rumah yang lainnya cukup  jauh sekitar 3 kilometer. Setelah berjalan menyusuri jalan komplek yang sepi selama 15 menit ia telah sampai di gerbang mansion besar yang ia sebut rumah.

Sesaat selesai menutup pintu gerbang, mata bulat remaja  laki-laki itu menangkap kehadiran keluarganya diteras mansion. Raut wajah anggota keluarganya nampak gelap dan penuh amarah, dengan langkah perlahan remaja laki-laki itu mendenkat ke keluarganya.

"Papa..." lirih remaja laki-laki itu sembari menundukkan kepala.

"Dasar anak tidak tahu diri! Lihat sekarang jam berapa!? Dari mana saja hah!?!" Bentak Askara Defian Danendra kepada anak bungsu laki-lakinya.

Plakk

Suara tamparan menggema di pekarangan mansion mewah keluarga Danendra.

Abyan Diaz Danendra, putra bungsu Askara sebagai korban tampar oleh ayah kandungnya sendiri hanya bisa diam mematung. Meski sudah ratusan kali mendapat kekerasan dari keluarganya, Diaz masih tidak terbiasa, berulang kali merapal mantra jika keluarganya hanya butuh waktu untuk menerimanya kembali. Tapi meski begitu hatinya tetap merasakan sakit yang luar biasa, Diaz lebih memilih disakiti orang lain daripada disakiti keluarga sendiri.

"Apa yang sudah kau lakukan pada Viona hah! Kau menyakitinya disekolah bukan!!!"

"Viona sudah baik padamu, tapi apa balasanmu hah, dasar tidak tahu diri!"

"Mati saja kau sialan!"

Lagi, Diaz kembali disalahkan atas perbuatan yang tak pernah ia lakukan. Jauh dilubuk hatinya yang paling dalam Diaz merasakan Lelah, Lelah batin dan lelah fisik.

"Terima ini S*alan!!"

DOOOOORRRRRRRRRRR

Hal terakhir yang Diaz ingat adalah caci makian keluarganya dan tatapan dingin yang begitu menusuknya, hingga kegelapan merenggut kesadarannya.

'Papa... kenapa...'

***

Gapss

Abyan Diaz Danendra terbangun dan langsung duduk dikasur empuknya. Mata bulatnya melotot penuh ketakutan, tangan kanannya mencengkram dada kirinya yang terasa sangat sakit. Dengan perlahan Diaz menarik napas dan menghembuskannya, setelah sedikit tenang, ia kemudian menoleh untuk melihat jam, dan jam dinding menunjukkan pukul 2 dini hari.

"Masih terlalu pagi," gumam Diaz lirih. Matanya melirik ke kalender yang terletak di meja belajarnya yang tak jauh dari kasurnya.

"Ha-hah?? ba-bagaimana mung-kin?!" pekik Diaz melotok tak percaya, pasalnya saat melihat kalender, disana tertulis tahun 2021, dan Diaz ingat sudah tahun 2023. Masa mundur 2 tahun sih. Ini gak masuk akal.

"Ba-bagaimana mungkin...." lirih Diaz frustasi.

Tok

Tok

Tok

Belum selesai Diaz terkejut, ia kembali dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarnya. Jam masih menujukkan pukul 2 lebih 15 menit dini hari, bisa saja yang mengetuk pintunya bukan manusia pikir Diaz. Awalnya Diaz akan mengabaikannya, dan memilih memikirkan tentang mimpi?

"Ekhem!"

Diaz kenal suara itu, dengan terburu- buru ia membukakan pintu kamarnya. Dan benar saja didepannya berdiri sosok ayah kandungnya yang memakai piama bewarna hitam.

"A-ada apa tu-tuan?" tanya Diaz dengan gugup. Sedari kecil Diaz dilarang memanggil sosok ayahnya dengan sebutan Papa/Ayah, setiap kali ia memanggil ayahnya dengan sebutan Papa ia akan ditampar dua kali. Cuma yaa demi meraih perhatian keluarganya, Diaz tetap bebal memanggil keluarganya dengan panggilan yang akrab.

Lamunan Diaz buyar ketika tubuhnya didorong pelan ke samping, lalu Askara Dwi Danendra masuk ke dalam kamar Diaz dan merebahkan tubuhnya di kasur empuk putra bungsunya.

"Ayo tidur lagi, ini masih terlalu pagi..." ucap Askara dengan mata terpejam.

"Hah?" Diaz terkejut bukan main, Ayahnya menyuruhnya tidur lagi, lalu ia tidur dimana. Tidak mungkinkan tidur satu kasur, kasurnya hanya muat untuk 1 orang. Ayahnya menyuruhnya tidur dilantai? Gila memang, Diaz mana mau.

Setelah terdiam cukup lama, Akhirnya Diaz mendapat ide. Hehehe...

***

Pagi menyapa, seorang Askara membuka matanya dengan perlahan. Aska rasa ia sudah lupa kapan terakhir kali ia tidur senyenyak ini, Aska sadar saat ini ia tengah dikamar putra bungsunya. Ah iya! Putra bungsunya, kemana dia?

Dengan tergesa Aska bangkit dan menuju kamar mandi milik putra bungsunya. Dan betapa terkejutnya Aska melihat Abyan tidur pulas di bathup, bisa bisanya. Dengan perlahan Aska menggendong Diaz.

"Ringan sekali," gumam Aska saat merasakan berat badan putra bungsunya begitu ringan untuk anak laki-laki usia 14 tahun.

Diaz direbahkan dikasur miliknya, Aska melirik jam, sudah menunjukkan pukul 6 lewat 18 menit. Aska memutuskan untuk tidur lagi bersama putra bungsunya, tidak apa apa bangun lebih siang toh hari ini hari minggu.


***

Hehehe gak jelas( ಥ _ ಥ )
udah lama pengen buat cerita kayak gini.
Matur nuwun nggih sampun mampir~

Jumat, 31 Maret 2023

Lil DiazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang