11 || Sekolah

2.1K 163 1
                                    


Yuhuuuuuu~ kiw kiw
coba tebak aku bakal up berapa? ini adalah kejutan diawal tahun 2024 buat kalian.
.
.
.
.

"PAGIIH CEMUANA!"

Dug

Dug

Dug

Terlihat oleh semua orangya yang ada dimeja makan, Diaz berlari dengan memakai seragam SMA mini, ia tersenyum manis hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Dengan lincah Diaz menaiki kursi tanpa bantuan keluarganya, rasa bangga ia rasakan saat ia berhasil menaiki kursi dengan usaha sendiri.

"Ughh!!" Diaz frustasi saat ia sadar jika meja makan terlalu tinggi untuknya, bahkan hanya terlihat puncak kepala Diaz.

"Pffft..." Al terkekeh ketika melihat adik kecilnya hampir menangis karena tidak sampai.

"Kenapa hahh?! kenapa teltawa!? lusyu gituhh?!" sewot Diaz yang mendengar kekehan Al, kakak keduanya. Ia pun berdiri agar bisa melihat anggota keluarganya yang lain.

"En-nggak," balas Al gugup karena menahan tawanya, adik kecilnya sangat lucu!

"Utututuu lucunyaaa!" seru Alam, ketika melihat Diaz kecil merajuk. Jizi dan Aska hanya tersenyum melihat interaksi ketiganya dipagi hari.

"Ck, diam bisa nggak si! dasar kerdil!!!" sengak Viona yang kepanasan karena merasa perhatian 'keluarganya' teralihkan ke Diaz, Bangs*t!! batin Viona tidak terima.

"Ciapa yan keldli hah?!" Diaz melotot, ia sangat marah! tapi penampilan Diaz yang marah adalah pemandangan yang sangat menggemaskan.

"Kerdil baby..." ucap Jizi mengoreksi kata kata adik bayinya.

"Bialin! pokona Yazz kecel! huh!!" pekik Diaz marah.

"Van! ambil tempat duduk bayi yang bisa menyambung ke meja makan!" titah Aska ke Novan--seorang asisten pribadi-- untuk mengambil tempat duduk bayi yang Aska beli kemarin. Novan Immanuel adalah asisten pribadi Aska sejak 15 tahun terakhir, Dia juga merangkap sebagai pengasuh Diaz bersama Bi Inah.

"Baik tuan," balas Novan tersenyum, ia melirik bayi empat tahun yang mulai rewel. Novan rindu dengan Diaz kecil yang dulu sangat ceria dan menggemaskan, dan melihat Diaz yang menyusut 10 tahun menjadi empat tahun adalah nostalgia.

Ingat dengan perintah tuannya, Novan dengan cepat berkomunikasi dengan bodyguard yang bertugas di gudang. Tak berselang lama seorang bodyguard datang membawa tempat duduk bayi yang langsung dipasang disamping kursi Aska. Jizi juga langsung menempatkan Diaz ke tempat duduk bayi itu, Diaz nampak sumringah bahkan berteriak antusias.

Sarapan hari itu berakhir dengan tenang meski Viona terus menerus mencoba mengambil perhatian Aska dan anak-anaknya.

***

"Nah sudah sampai baby..." ucap Aska lembut, ia mengantarkan Diaz kesekolah menggunakan mobil. Aska keluar dari mobil sambil menggendong Diaz menuju kantor kepala sekolah dengan satu tangannya sedangkan tangannya yang lain membawa tas kecil milik Diaz.

"Eh siapa tuh?!"

"Babynya lucu banget....."

"Sugar Daddy lewat...."

"Aduh Om! butuh ibu baru buat baby nya gak aku siap kok jadi ibunya baby!"

"Sadar ege! pacar lu noh dibelakang lu!"

"Masa?!"

"Aaaaaa daddyable banget!"

"Om jadiin gue sugar baby muuuu.."

Sepanjang perjalanan Aska dan Diaz dipenuhi teriakan alay dari para siswi yang berada di lorong sekolah. Aska hanya acuh dan terus berjalan dengan tenang, sedangkan Diaz yang kini merengek lirih kuping bayinya yang sensitif terganggu, tangan gembulnya menggosok telingannya yang merah.

Lil DiazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang