14 || Aduhh aku jatuh...

2.2K 169 0
                                    

Yuhuuuuuu~ up keempat🙌🔥

.
.
.
.

Dipagi yang cerah ini, Diaz dan keluarga Aska Danendra sudah duduk dikursi meja makan sembari menunggu dua wanita yang menjadi bagian dari mereka.

"Baby bagaimana jika hari ini tidak berangkat sekolah? libur dulu ya..." pinta Alam, kejadian kemarin membuatnya takut jika adik lucunya ini kenapa kenapa.

"Yass penen ceko-

"PAGIII SEMUANYA! CUP!" teriak Viona datang dari arah lift, kemudian mengecup ujung bibir Aska dan duduk diatas pangkuan Aska. Membuat Aska merinding hebat.

"Jaga kelakuan lo b*cth!" ucap Al mendorong Viona hingga tersungkur kelantai.

"Hikss abanhh kok gitu hikkss sama Ona..." lirih Viona, bibir lipstik merah meronanya itu melengkung kebawah, matanya berkaca kaca karena mendapat perlakuan kasar kakak keduanya.

"Ck jangan akting deh lo! gue udah tahu asli lo!" ucap Al geram. Diaz menatap Al berbinar! setahunya ini adalah kalimat terpanjang Al untuk Viona (entah itu dikehidupan pertama atau sekarang, Al tidak pernah berbicara panajng dengan Viona, dan paling kalimat terpanjangnya hanya 3 kata saja untuk Viona)

"Hikss Pa..pa... abang Al nakal, Hikksss liat lutut Viona berdarah," adu Viona pada Aska, tangannya memeluk erat tangan Aska.

"Ihh udah gede maci aja nanis! cengeng!" ejek Diaz tersenyum menyebalkan. mendengar itu Al dan Aska menjadi tenang, sedangkan Alam tertawa jahat dalam hati ketika melihat wajah Viona merah padam karena malu.

"YAAMPUNNN BABY!?" teriak wanita dari arah pintu masuk ruang makan. Tentu wanita itu adalah istri dari Aska, Kimberly Sonar.

"KENAPA KALIAN TIDAK MEMBANTUNYA!?!" bentak Kimberly ke keluarganya, Ia tidak terima putrinya diperlakukan seperti ini.

"..."

"PASTI KARENA ANAK S*ALAN TU?! DIMANA DIA?! HEY ANAK S*ALAN KEMARI KAU HEYYYY!?" teriak Kimberly, hidungnya yang besar kembang kempis seperti mengeluarkan asap, wajahnya memerah karena marah. Viona yang melihat Ibunya, menyeringai jahat, setidaknya masih ada yang memihaknya disini.

"NAPA ANGGIL ANGGIL YASS ENEK CIHIIL?!" Diaz ikut berteriak membalas Kimberly. Hahahaha akhilnya guehh bica anggil dia enek cihil! muka na benal benal milip, batin Diaz tertawa terbahak bahak.

Aska dan ketiga putranya yang lain membelalakkan mata mereka ketika melihat Diaz membalas dnegan berteriak juga, bukan, bukan karena mereka marah, mereka terkejut mengetahui jika Diaz menganggap dirinya anak s*alan. Mereka begitu menyesal karena telah meninggalkan Diaz selama ini.

"KAU!? SIAPA KAU BOCAH?!" teriakan Kimberly menyadarkan Aska dan ketiga putranya.

"Novan, tolong bawa kedua j*lang ini keruang spesial dan beri mereka hadiah!" titah Aska sembari mendekap Diaz erat, Kimberly ingin memukul putra bungsunya.

"APA?! TIDAAKK MAASS/PAPA!"

"Hah pagi yang melelahkan." ucap Alam menghela napas lega.

"Oh yaa Pa! Yass belangkat dulu yaa, udah mau telat inii," sahut Diaz memberontak didekapan Aska.

"Baby...."

CUP

"Bye Papa!"

Diaz berlari keluar mansion dan pergi ke Sekolah bersama Pak Toni, sopir pribadi Aska. Sedangkan Aska mematung dengan tatapan tak percaya, putra bungsunya mengecup pipinya tanpa diminta. Sedangkan tiga Danendra muda menatap iri dan penuh permusuhan pada Aska.

***

"Yaloooo! pagiiiiii!" Diaz berseru ketika melihat Zaro berdiri didepan gerbang. nampak sengaja menunggu seseorang.

"Pagi," balas Zaro tersenyum, lalu menggendong Diaz kecil ketika bayi itu ada disampingnya.

"Yaloo, tunggu ciapa?"

"Ya menunggumu lah, dasar bayii," Rafa datang bersama Sadewa dari parkiran ke gerbang.

"Cih ciapa yang bayi?!" sungut Diaz kesal. Sudah tadi drama piano dan sekarang Rafa yang jahil.

"Sudahlah Raf, jangan diusilin anak orang nangis ntar. bentar lagi bel masuk, yukk kedalam.." ucap Sadewa bijak.

"Tumben..."

Keempat sekawan itu berjalan menuju kekelas masing masing dengan Diaz setia digendongan Zaro.

***

Kantin sekolah sangat penuh sesak, Diaz memilih kekamar mandi untuk menuntaskan panggilan singkat alam(buang air kecil), Ia pergi sendiri, catat ini pergi SENDIRI. Disepanjang jalan ingin kekamar mandi dan kembali kekantin, sudah puluhan tawaran bantuan dari siswa/i yang berpapasan dengannya tapi ia tolak.

"Kak Cyapani?!!" Diaz berseru riang, akhirnya setelah satu minggu kembali bersekolah ia bertemu dengan pujaan hatinya. Ah hatinya bahagia sekali. Ia segera berlari kearah crush nya.

BRUKKK

"Eh?!" tanya lirih gadis yang disebut Syafani oleh Diaz.

"Aduh....." rintih Diaz kesakitan, karena terlalu bersemangat ia jadi lupa untuk mengerem kakinya, dan jadilah ia menabrak Crushnya.

"Adek?! kamu gak papa?" tanya gadis bernama Syafani Lee, ia adalah mantan wakil ketua OSIS dan dua tahun lebih tua dari Diaz.

"Aduh aku atuh! atuh cinta cama kamu~" ucap Diaz tersenyum manis berharap crushnya terpesona. (sa ae lu cill)

"Eh?!"

"..."

"Hahahha, yaampun adek kamu lucu banget sih, orang tua mu dimana? apakah guru disini?" Syafani pikir balita didepannya ini adalah anak guru yang dititipkan disini.

"Apa?!" Diaz syok, 'loh kak cyapani nda telpecona?! padahal kan Yass aling tampan?!'

"Yaudah kakak anterin kamu kekantor ya, tenang ya." Syafani berjalan kekantor dengan menggendong Diaz ala koala. Wajah Diaz yang merengut karena sedih tidak dikenali Syafani langsung berubah ketika menyadari ia digendong crushnya.

.
.
.
.
.
.

Diaz kecil kecil genit juga ya😅
Matur suwun sampun mampir

Lil DiazWhere stories live. Discover now