Part 7

83 16 8
                                    

"Siapa yang menyuruhmu untuk pergi sendiri?" Bentak Sehun saat sudah sampai di mobil Jongin, bocah itu hanya menunduk. Bahunya bergetar, anak itu menangis sesegukan.

Sehun mengusap wajahnya kasar setelah menyadari dia baru saja membentak putra semata wayangnya.

"Minguk, mianhae." Kini pria itu mengangkat tubuh anaknya kedalam pangkuannya, di hapusnya air mata yang membasahi kedua pipi gembil Minguk. "Mianhae membuat Minguk menangis." Katanya lagi dengan raut penyesalan.

Minguk mengangguk lalu memeluk erat tubuh kokoh ayahnya, anak itu menyembunyikan wajahnya di ceruk Sehun. Sehun pun mengelus punggung Minguk yang masih sedikit bergetar, tak lama kemudian sebuah dengkuran halus terdengar. Rupanya Minguk sudah terlelap, mungkin karena  sudah mengantuk ditambah dia lelah menangis.

"Sebaiknya kalian menginap di tempatku dulu." Tawar Jongin yang kini menjadi supir pribadi sahabatnya.

Sesampainya di rumah Jongin, segera Sehun menidurkannya di kamar tamu. Setelah menyelimuti tubuh putranya, dia berjalan keluar. Jongin sedang duduk di sofa diruang keluarga, Sehun pun menghampiri sahabatnya itu.

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Tanya Jongin sambil meminum bir dari botol yang sengaja dibawanya dari dapur.

"Entahlah." Jawab Sehun, dia benar-benar tidak mengira Minguk akan pergi hanya untuk bertemu dengan Seungwan. " Yang pasti aku tidak akan mengizinkan Minguk bertemu dengan Seungwan."

"Sehun, bagaimanapun Seungwan ibu Minguk? Lambat laun Minguk akan mengetahui siapa ibu kandungnya." Kata Jongin mencoba menasehati Sehun, yah walaupun dia tau cerita masa lalu diantara mereka. Namun tidak selamanya rahasia bisa ditutup rapat.

Sehun tersenyum remeh mendengar penyataan Jongin. "Dan Minguk akan tau ibu kandungnya bahkan tidak menginginkannya, ibu kandungnya telah membuangnya karena dia bisu." Katanya mengingat masa lalu, yang membuat luka itu kembali menganga.

"Aku tidak ingin anakku merasakan rasa sakit di buang oleh ibu kandung dan keluarganya."

****

Sedangkan di tempat lain, Seungwan masih menangis setelah kepergian Minguk. Hal itu membuat Jaehyun bingung, hingga dia menelpon Irene untuk membantunya menenangkan sang kekasih.

"Bagaimana Seungwan noona?" Tanya Jaehyun saat melihat Irene keluar dari kamar Seungwan.

"Dia baru tertidur." Kata Irene yang duduk di sebrang sofa.

"Noona, adakah yang terjadi selama aku pergi kemarin?" Tanya Jaehyun pada Irene, pertanyaan Jaehyun itu membuat Irene menegang mendengarnya.

"Ma–maksudmu." Ucap Irene dengan gugup.

"Aku merasa Seungwan tidak ingin berpisah dengan anak itu, kau lihat bahkan Seungwan tadi terus memeluk tas anak itu. Tidak mungkin hanya karena anak itu penggemarnya Seungwan histeris seperti ini." Kata Jaehyun, ya benar Seungwan sejak tadi tak ingin melepas barang Minguk. " Aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan olehnya." Lanjut Jaehyun.

"Irene noona, kau pasti tau sesuatu." Kali ini pertanyaan dari Jaehyun seolah menuduh Irene. " Aku merasa kalian menyembunyikan sesuatu dari ku."

Irene diam sejenak, dia menimbang haruskah dia menceritakannya pada Jaehyun atau tidak.

"Itu, memang terjadi sesuatu selama kami di Busan." Kata Irene pada akhirnya.

Irene memutuskan bercerita pada Jaehyun tentang musibah yang dialami oleh Seungwan selama berada di Busan, namun dia tidak memberitahu hubungan antara Seungwan dan Minguk yang sebenarnya.

ScandalWhere stories live. Discover now