๑25๑

1K 134 35
                                    

When it hurts but it hurts so good, do you take it? ㅡ Hurts So Good ; Astrid S


_________________

Kenyataannya Axel lemah soal begadang, alhasil hari ini ia tidak bisa masuk kerja karena masuk angin. Seluruh tubuhnya meriang, dia bilang badannya dingin sampai menggigil padahal ia sedang demam.

"Kay pokoknya saya percaya sama kamu, nanti hasil rapat kamu email ke saya aja."

"Iya pak, untuk berkas lain berarti besok aja ya pak tanda tangannya?"

"Yang butuh acc hari ini bisa tolong antar ke rumah saya aja nggak Kay?"

Axel menaikkan selimut hingga menutupi dagunya, sementara ia masih sibuk berbincang di telepon bersama Kayla.

"Oh iya, saya punya satu permintaan penting hari ini"

"Awas aja kalau kamu nggak kasih info bagus!"

"Tadi kan udah saya kasih info pak? Apa saya interview langsung aja bu Alnya?"

Axel memiringkan tubuhnya, badannya terasa dingin tapi berkeringat. Kepalanya juga pening tidak keruan, tapi ia tetap harus update info dari Kayla.

Kadang asistennya itu tidak memberikan info yang ia mau, jadi ia terpaksa meneror gadis itu dengan telpon-telponnya.

"Kalo bisa tiap jam ada fotonya, kasih tau saya dia lagi ngapain aja,"

Wah! Axel udah mirip stalker nggak sih?

"Kenapa bapak nggak tanya sendiri aja sih sama bu Al? Tuh! Orangnya juga ada hape!"

Mendengar Kayla menjawab seperti itu membuat Axel mendesis tajam. Kenapa sih Kayla nggak bisa diajak kerja sama?

"Kamu mau saya pindahin jadi asistennya Pak Mardi aja?"

Axel jadi ingat kalau Pak Mardi, direktur operasional pernah sekali berucap kalau ingin asisten baru yang lebih muda seperti Kayla. Saat itu Kayla baru sehari menjadi asisten Axel, alhasil gadis itu benar-benar kapok bertemu pak Mardi.

Om om mesum! Gitu Kayla bilangnya.

"Yah pak jangan gitu dong, iya iya ini saya fotoin satu jam tiga kali nih!"

Mendengar itu Axel tersenyum menang. Yah, setidaknya hari ini ia bisa tidur nyenyak karena urusan pantau memantau aman.

"Ok, saya tunggu kabar dari kamu. Saya tutup dulu"

Setelah itu sambungan terputus, meninggalkan Kayla yang misuh-misuh sambil memegang ponselnya.

Ada Axel atau tidak, rasanya pekerjaannya tetap berat. Semua yang biasa di kerjakan Axel harus dilimpahkan padanya, dengan serba serbi permintaan konyol bosnya itu.

Kalau suka kenapa nggak bilang sih?
Kayla berkali-kali menggumamkan kata itu setiap kali Axel memintanya kontrol ke tim keuangan, tapi ia tak berani mengatakannya langsung.

Bisa-bisa dia langsung di kick dan masuk kandang pak Mardi nanti. Hiii sereemm!

"Ekhm... kamu kesini nyari saya?"

Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba ada Bagus disampingnya.

Kenapa sih tiap kesini ketemunya Bagus terus?

Mulutnya itu lho! Licin banget.

"Dih! Nggak ya, jangan suka kepedean ya pak!"

"Mas gitu lah, masa pak. Kita ki seumuran Kay!"

𝗕𝗘𝗔𝗧𝗨𝗠;[𝑨𝒙𝒆𝒍𝒊𝒐𝒏 & 𝑨𝒍𝒚𝒔𝒔𝒂] || HUNLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang