Deal in the Midst of Storm

1.4K 170 15
                                    


Sesuai perkiraan, Tuan Wang melampiaskan kemarahannya dengan memecat ayah Sean dari pekerjaannya. Bukan itu saja, ia bahkan membeli rumah tempat tinggal pekerjanya itu serta mengusir mereka ke jalanan.

Mendengar peristiwa pengusiran itu, Sean langsung mendatangi ayah dan ibunya. Menemukan kedua orang tuanya harus mengungsi di pinggir jalan, hati Sean menangis pilu.

"Ayah, Ibu, maafkan aku." Ia berlutut di hadapan kedua orang tuanya dengan penuh penyesalan.

"Apa sebenarnya yang kau perbuat, Zhan Zhan?" sang ayah bertanya getir seraya menenangkan istrinya yang menangis. "Mengapa kau membuat marah Tuan Besar Wang? Padahal Yaomin sudah sangat baik untukmu. Mengapa kau harus menolaknya dan pergi bersama Tuan Muda Wang?"

"Ayah," Mata Xiao Zhan yang memandang ayahnya dilapisi kilauan bening. "Yang aku cintai adalah Tuan Muda Wang Yibo," akunya.

Tuan Xiao menutup mata seketika. Ia berharap salah dengar. "Kau tahu, bukan, orang seperti Tuan Muda Wang tidak akan bisa bersamamu? Dia tidak ditakdirkan untuk orang-orang seperti kita. Kau hanya akan menderita bersamanya."

Entah mengapa Sean jadi bersikeras. "Kalau Tuan Muda Wang tidak pantas untukku, maka Yaomin juga tidak. Lalu untuk apa aku dijodohkan dengannya?"

Tuan Xiao tersentak terkejut. "Di-dia menyukaimu."

"Yibo Ge juga menyukaiku," sergah Sean cepat. "Kami bahkan saling mencintai. Mengapa kami tidak boleh bersama?"

Mata Tuan Xiao terbelalak. "Barusan ... kau memanggilnya apa? Yibo ... Ge? Ge?"

Wajah Xiao Zhan berubah merengut. Diam sejenak sebelum menjawab lagi. "Ayah, kami saling mencintai."

Mencengkeram bahu Sean, Tuan Xiao mengguncang tubuh putranya. "Zhan Zhan, sampai kapan kau baru akan sadar?" Suaranya meninggi. "Kalian tidak mungkin bisa bersama. Kau hanya akan menderita di tengah keluarganya yang tidak menerimamu."

Bunyi guntur yang tiba-tiba bergemuruh, membuat kepala mereka mendongak ke atas, menatap langit yang tampak mendung. Awan gelap tebal menggantung, memberi tanda akan turun hujan.

"Ayah, Ibu, sebaiknya kita cari tempat berteduh," ucap Xiao Zhan. "Aku akan pikirkan jalan keluar untuk kalian."

.

.

.

Dengan uang yang berhasil ditabung selama ini, Sean menyewakan sebuah flat sederhana untuk orang tuanya.

"Kalian tinggal di sini dulu untuk sementara," Sean berujar pelan. "Setelah aku pikirkan apa yang harus dilakukan selanjutkan, aku akan kembali ke sini."

"Zhan Zhan, kau mau ke mana?" Ibu bertanya pada Sean yang hendak pergi.

"Kembali ke tempat Tuan Muda Yibo."

Sang ayah langsung menimpali. "Kau pikir kau masih bisa kembali ke sana?"

Wajah Sean berubah murung. Dalam hati ia membenarkan perkataan ayahnya. Entah apakah ia masih bisa kembali ke sana atau tidak.

"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sebelum tuan muda pulang kerja." Suaranya sedikit begetar oleh rasa takut. Takut kalau ia sungguh tak bisa kembali lagi ke sana.

Hujan turun ketika Sean meninggalkan kedua orang tuanya untuk kembali ke vila.

Ternyata perkataan ayahnya memang benar. Sewaktu Sean hendak memasuki vila, ia dihadang dua orang bodyguard bersama seorang kepala pelayan wanita yang melemparkan tas berisi semua barang-barang Sean ke arahnya.

ALWAYS BE YOURS [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang