Part 4. Inez yang cuek

130K 11.4K 52
                                    

"Daddy, benar-benar menyebalkan!" Gerutu Gemi saat sang Daddy memutuskan panggilannya sepihak.

"Ini kak," seru Gemi seraya mengembalikan handphone Gama.

Gadis kecil itu menyimpan tasnya, lalu berganti pakaian. Sementara Gama kembali bermain game di handphone nya.

Gemi keluar dari kamar, gadis itu merasa lapar dan ia segera menuju ruang makan.

Sesampainya diruang makan, Gemi mendudukkan dirinya dikursi.

Matanya berbinar menatap makanan rumahan yang sudah tersaji di sana.

"Wah, sepertinya enak," ucapnya.

Gadis itu mengambil nasi dan lauk pauk secukupnya.

Saat makanan itu masuk kedalam mulutnya, entah mengapa ada yang berbeda. Rasanya tidak seperti biasanya.

"Rasanya mengapa berbeda, tidak seperti biasanya?" Batin gadis kecil itu.

Gadis kecil itu sedikit heran, masakan hari ini tidak seenak yang kemarin-kemarin.

Entah mengapa ia menjadi kurang nafsu. Gadis itu tidak menghabiskan makanan yang ada di piring nya.

Kebetulan salah satu pelayan menghampiri Gemi.

"Bibi, hari ini kok makanannya rasanya tidak seperti biasanya, kenapa ya?" Tanya nya penasaran.

"Maaf non, hari ini bibi yang masak. Jadi, rasanya tidak seperti biasanya," jawab pelayan itu.

Kening Gemi mengkerut,"loh, emang yang biasanya masak siapa, bi?"

Pelayan itu tersenyum,"itu non, yang masak nyonya."

Gadis kecil itu terdiam, entah apa yang ia pikirkan. Setelah mendengar jawaban pelayan itu, Gemi berlalu pergi.

Saat berjalan entah mengapa ia menjadi tak fokus, gadis kecil itu tanpa sengaja menabrak seseorang.

Bugh!

"Aduh," ringisnya.

Gemi mendongak untuk melihat orang yang ditabrak olehnya.

Inez, menatap sekilas gadis kecil itu yang tak sengaja menabrak dirinya. Setelah itu ia memilih melanjutkan langkahnya dan mengabaikan Gemi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Tatapan Gemi terus tertuju pada ibu sambungnya, entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang hilang. Namun, ia pun tak tahu apa itu.

Gadis kecil itu menggeleng kepala, mencoba menyangkal semua itu.

Disisi Inez, Inez merasa tak tega kepada anak sambungnya itu. Namun, ia ingat kembali perlakuan anak sambungnya yang tak bisa menghargai keberadaannya. Ia yakin dengan tujuannya, bahwa jika perpisahan adalah jalan terbaik untuk keduanya.

Jika nanti dirinya bercerai dengan Gio, sepertinya tak akan ada masalah dengan kedua anak itu, malah mereka akan senang, pikirnya.

"Hufft..." Helaan nafas keluar dari bibir tipisnya.

Inez masuk kedalam kamar, sungguh ini terasa membosankan. Tak ada hal yang bisa ia kerjakan.

Inez menghempaskan tubuhnya ke kasur. Menatap langit-langit kamar.

Tiba-tiba ia teringat akan niatnya yang ingin mencari pekerjaan. Gadis itu menegakkan tubuhnya kembali, meraih handphonenya untuk menghubungi seseorang.

"Hallo," sapanya pada seseorang disebrang sana.

Tak lama terdengar jawaban dari orang yang ia telpon.

"Gimana kabarnya, Sya?" Tanyanya basa-basi.

📲:"Baik, Lo sendiri kemana aja selama ini? Mentang-mentang udah nikah, sahabat dilupain," terdengar suara perempuan disebrang sana.

Giovanni's second wife [END/TERBIT]Where stories live. Discover now