®Drama Kantin

64 14 1
                                    

"Baraaa, I'm Coming!" suaranya begitu memekikkan telinga. Dia mengalihkan pandangan, di pintu masuk kantin terdapat seorang gadis berambut cokelat panjang tengah berlari menuju ke tempat para most wanted boy bersama dengan dua temannya.

Tangannya bergelayut pada lengan manja di lengan Bara dan dia menggoyangkannya untuk menarik perhatiannya "Bar, kamu udah pesen makanan belum?" tanyanya dengan suara manja. Bara yang ditanya tak berniat untuk menjawab.

"Mau aku pesenin makanan gak Bar?" lanjutnya belum menyerah.

"Gak perlu Ki, Bara udah pesen makanan sama Rafa tadi." Bukan Bara yang menyahut tapi Tian. Mungkin cowok dengan rambut menutup dahi itu kasihan melihat gadis itu yang tak direspon.

Wajah gadis itu tertunduk lesu, goyangan pada tangan Bara terhenti "Oh, Yaudah deh. Gapapa," ujarnya lesu.

"Bara, aku duduk samping kamu ya!" Rupanya gadis itu belum menyerah mendekati cowok galak tersebut. Dia tertawa dalam hati.

Bara berdiri dari kursinya, menatap tajam gadis itu "Lo gak lihat samping gue udah ada orang?" Bara menghentakkan tangannya keras hingga gadis itu terhempas ke lantai dengan kasar.

"Aws." Sebuah ringisan keluar dari bibir cantiknya. Terlihat salah satu sikunya lecet karena membentur lantai dengan keras.

"Cih, lemah." Bukannya membantu cowok itu malah memandang datar gadis tersebut.

Gadis itu berusaha bangkit berdiri "Ak-" namun sebelum dia sempat bangun sebuah nampan berisi makanan dan minuman tumpah mengenai seragamnya.

   Mendadak kantin menjadi hening seolah tak ada orang di dalamnya. Para siswa secara tidak sadar menelan ludah mereka sendiri. Sedangkan pelaku pemilik makanan dan minuman itu sudah ketakutan. Badannya bergetar terlihat dari bahunya yang bergerak mengigil.

"Ma-af, aku gak sengaja." Suaranya sangat lirih mungkin dia tengah ketakutan karena mencari masalah dengan Ratu Bullying di sekolahnya, Attazkia Ghandy.

Azki berdiri, menatap geram pelaku yang menyebabkan seragamnya kotor "Maaf lo bilang? Ogah banget gue maafin lo." 

   Sepertinya dia akan menyaksikan kejadian menarik lagi dengan pembuat masalah yang sama. Seorang penerima beasiswa, Dillia Evyta. Menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan, Dillia semacam memang sudah takdirnya mengahadapi masalah terus-menerus. Entah itu dengan cowok galak yang terkena lemparan bolanya atau dengan Ratu bully yang tengah mengalami kesialan.

"Ada apaan nih, kok mendadak senyap?" Rafa datang dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.

Tatapan Azki yang semula menatap Dilli menjadi memandang nampan yang dipegang Rafa itu. Sepertinya dia tahu apa yang akan Azki lakukan setelah ini.

   Azki mengambil satu minuman di nampan dan dengan tidak berperasaan menyiramkannya ke kepala Dilli yang tengah menunduk. Azki melakukan seperti yang sudah ia duga. "Ini balasan buat lo karena udah kotorin seragam gue," ucapnya sambil tersenyum puas.

  Sekali lagi, kantin senyap. Penghuninya sudah tak kaget lagi menyaksikan kejadian semacam itu. Mereka tak ada niatan untuk membantu korban karena tak ingin menjadi korban berikutnya begitupun dengannya. Dia terlalu malas untuk ikut campur. Dilli hanya terdiam, tak berani melawan. Mungkin Dilli takut beasiswanya akan tercabut apabila dia mencoba untuk melawan.

Dia bosen, makanan juga minumannya sudah habis. Diapun memilih beranjak dari sana tanpa ingin menyaksikan lagi drama murahan yang terjadi di kantin.

                                               ______
                                         2 April 2023
                                       ~Erliephima

RinextraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang