®Dunia Novel

77 15 2
                                    

  Bara sampai di parkiran sekolahnya, memarkirkan motor dan turun dari motor. Berjalan menuju kelasnya, hampir saja dia telat tadi. Bel sudah berbunyi, dia mempercepat jalannya. Dari arah berlawanan, seorang siswi tengah berlari sambil membawa beberapa buku di tangannya. Siswi tersebut tidak menyadari ada seorang cowok yang berjalan kearahnya. Mereka tak menyadarinya satu sama lain, lalu secara tak sengaja tabrakan pun terjadi.

BRUK!!

   Buku-buku yang dipegang siswi itu jatuh menimpa kepala Bara sebelum berserakan di lantai. Bara meringis kecil, terasa tak sakit namun dia sangat kesal. Menatap tajam gadis pemilik buku yang tengah merapikan buku-bukunya.

Dengan kasar, Bara mengarahkan kakinya mengacak-acak buku tersebut, sampai tak sengaja menginjak tangan gadis itu. Gadis itu mendongak hendak memarahi siswa tersebut, tapi setelah tahu bahwa itu Bara dia langsung ciut, menunduk.

"Ternyata Lo lagi, suka banget kayaknya cari masalah sama gue," ucap Bara padanya. Dia makin menunduk, tak berani menatap Bara lagi.

Bara kesal, dia menginjak buku-buku itu lagi "Lo bisu ya?" tanyanya mengejek.

"Maaf," jawabnya lirih, tangannya sampai bergetar pelan.

Bukannya memaafkan, Bara malah secara sengaja menginjak tangan gadis itu lagi "Lagi-lagi maaf. Karena Lo udah ngusik gue-" dia menjeda perkataannya.

Jongkok, berbisik di telinga gadis itu "Lo target gue selanjutnya, Dillia Evyta," ujarnya tepat di telinga Dillia.

Dia bangun, berjalan meninggalkan gadis tersebut dengan menyenggol badannya keras sampai dia tersungkur.
Dillia menghela nafas panjang, tangannya merapikan buku-buku itu. Sepertinya, dia akan mengalami banyak masalah setelah ini.

Tanpa keduanya sadari, sedari tadi ada seseorang yang tengah mengintip. Bersembunyi di balik di dinding, mendengarkan serta menonton alur dalam novel. Semuanya persis seperti yang tertulis di buku itu, dia berusaha menghiraukannya. Rin melangkah, melanjutkan kembali jalannya yang tertunda.

                       ®®®

     Seperti biasa, bel istirahat berdentang nyaring. Para siswa siswi berjingkrak senang. Mereka secara tak sabar berlari menuju kantin, hendak menyerbu makanan sebelum kehabisan. Walaupun sebenarnya akan selalu tersisa dan tak akan kehabisan. Rin santai dan tidak terburu-buru merapikan buku-bukunya. Dia tak memiliki teman di sekolah ini, jadi tak perlu untuk terburu-buru. Dia keluar kelas sambil membawa novel Andestin. Masih ingin membuktikan kebenaran tentang dunianya. Jam istirahat adalah yang paling banyak dipakai penulis untuk melaksanakan alur cerita.

   Kali ini, Rin duduk dipojokan. Hanya memesan segelas es teh, mulai membuka buku melanjutkan bacaan kemarin yang sudah ia baca.

   Dillia masuk ke kantin tanpa ditemani temannya. Hari ini temannya tak berangkat sekolah seperti kemarin. Dia harus makan sendiri lagi. Dia tak memesan makanan, hanya pesan segelas minuman. Di tangannya terdapat satu kotak bekal makanan. Dia duduk di barisan ke tiga, sendiri.

Saat tengah asik memakan bekalnya tiba-tiba sebuah air jatuh menyiram isi bekalnya. Nasi yang semula kering jadi basah terkena air. Lagi-lagi, dia harus menerima semua ini.

"Ini baru permulaan." Seorang cowok berujar tegas. Mengambil bangku di sebelahnya, duduk di bangku tersebut. Dia tak datang sendiri melainkan dengan tiga temannya.

  Dillia takut. Dia sangat ingin pergi, tapi tak berani. Cowok di sampingnya ini terkenal akan penindasan nya yang kejam dan tak pandang bulu. Harusnya dia lebih hati-hati dan tidak terus-terusan bersikap ceroboh. Sekarang dia telah ditetapkan sebagai target bullying seorang Baskara Rawindra.

   Tulisan di buku ini nyata terjadi. Dengan mata kepalanya sendiri, Rin menyaksikan acara live alur cerita. Di sana, Dillia tengah ketakutan karena dikerumuni oleh para most wanted boy yang sering membully. Tampaknya, terpaksa dia harus mempercayai bahwa dunianya merupakan dunia novel.

                                               ______
                                         7 April 2023

RinextraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang