BAB 15

180 12 0
                                    

Jam 5 sore Brianna baru pulang ke rumah. Seharian dia menghabiskan waktu di luar untuk menenangkan dirinya.

Brianna masuk ke dalam apartemen dan dia dikagetkan dengan kehadiran banyak orang yang sedang duduk di sofa ruang tengah.

Senua mata langsung tertuju ke arah Brianna dan mereka melihat mata sembab Brianna yang habis menangis dalam waktu lama.

"Kamu dari mana aja, kenapa hp kamu nggak aktif?" Tanya Vino dan berdiri dari duduk.

"Hp aku habis baterai," jawab Brianna.

"Lanjut ngobrol aja, aku mau ke kamar," pamit Brianna dan melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Anna, kita harus bicara dulu," kata Fenzo.

Orang yang bertamu ke apartemen ada keluarga Ollxyton. Brianna meliaht kehadiran 2 laki-laki yang tidak dia kenal.

"Nggak ada yang perlu dibicarakan," kata Brianna.

"Dek," panggil Rossa.

"Anna capek, mau istirahat," kata Brianna dan masuk ke dalam kamarnya.

Brianna mengunci pintu kamar agar tidak ada yang bisa masuk ke dalam.

Brianna sedang malas untuk membucara hal-hal yang membuatnya sangat pusing.

Vino menghampiri pintu kamar Brianna.

'Tok...tok...tok..'

"Dek, sebentar aja kita bicaranya," kata Vino dengan lembut dan berusaha membujuk Brianna.

"Aku capek bang," kata Brianna dan terdengar isakan tangis nya

"Kalo gitu kami pamit aja, biar Brianna istirahat," kata Robert dan berdiri dari duduknya.

Secara otomatis semuanya ikut berdiri.

"Maaf banget pak Robert," ucap Vino tidak enak.

"Nggak apa-apa, salah kami juga karena terlalu buru-buru," kata Robert.

"Kami akan bicara pelan-pelan sama Anna, semoga saja dia mau mendengarkan kami," kata Rossa.

"Seperti yang kami ceritakan tadi, banyak hal yang sudah Anna lewati selama sepuluh tahu dan itu membuat dia kesulitan untuk menerima kehadiran keluarga kandung," kata Vino.

"Boleh saya bicara sebentar sama Anna, di depan pintu aja?" Tanya seorang laki-laki dewasa yang usianya sama dengan Vino.

"Silahkan pak Ray," kata Rossa mempersilahkan.

Raymond Richard Ollyxton (23 tahun), anak pertama dari pasangan Robert dan Rosella.

Ray melangkahkan kaki menghampiri kamar Brianna yang pintunya tertutup.

"Queen Brianna Ollyxton adalah nama panjang kamu dan kamu selalu dipanggil Queen," kata Ray dari depan pintu kamar dan Brianna bisa mendengar dari dalam.

"Saat kita merayakan ulang tahun kedua kamu, kamu diculik. Kami sudah melakukan berbagai cara untuk menemukan kamu, tapi semuanya tidak memiliki hasil karena penculik menyembunyikan identitas kamu dan selalu menutup akses kami untuk menemui kamu," kata Ray menjelaskan.

"Maaf kalo kami baru datang sekarang setelah sepuluh tahu kamu diculik. Tapi kamu harus tahu, selama sepuluh tahun kami tidak pernah berhenti untuk menemukan kamu dan akhirnya kami bisa menemukan kamu," sambung Ray.

Kenzo menghampiri sang kakak pertama.

"Anna, kami pamit pulang ya. Sampai ketemu di sekolah," kata Kenzo dan menarik tangan Ray agar pergi.

Brianna butuh waktu untuk menenangkan dirinya dan mencerna semua kata yang baru saja Ray ucapkan.

Akhirnya keluarga Ollyxton pulang ke rumah mereka dengan keadaan sedih dan juga kecewa.

Bukan kecewa kepada Brianna, tapi mereka kecewa kepada diri sendiri karena mereka baru menemukan Brianna setelah 10 tahun menghilang.

Tapi mereka tidak bisa memaksa Brianna untuk menerima kehadiran mereka.

Apalagi saat mereka mendengar cerita dari Vino dan Rossa tentang kehidupan Brianna selama 10 tahun dan itu akan membuat Brianna lebih sulit untuk menerima kehadiran mereka.

——————— Skip ——————

Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam dan Brianna kelur dari dalam kamarnya dengan pelan-pelan.

Brianna sudah ganti baju menjadi piyama.

Brianna sudah ganti baju menjadi piyama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Piyama Brianna).

Brianna melihat sosok Vino yang tidur di sofa dan berarti Rossa tidur di kamar Vino.

Brinna pergi menuju dapur untuk ambil air minum karena dia haus.

Brianna pergi ke balkon dengan membawa segelas air putih. Di sudah seperti maling yang takut ketahuan oleh penghuni rumah.

Brianna menutup kembali pintu balkon agar angin malam tidak masuk ke dalam dan menganggu Vino yang sedang tidur.

Brianna duduk di kursi kayu dan meletakkan gelasnya di atas meja.

Dia menatap lurus ke depan dan merasakan dinginnya air malam yang berhembus mengenai tubuhnya.

Suasananya sangat tenang, tapi tidak dengan suasana hati dan pikiran Brianna yang sedang berantakan.

Tadi Brianna ketiduran dari jam 8 sampai sampai 1 malam. Dia sudah kebangun dan tidak merasakan kantuk lagi.

Tanpa diminta, air mata Brianna kembali mengalir turun membasahi pipinya.

Sebentar Brianna sudah capek menangis, tapi air matanya tidak mau berhenti keluar.

"Dek," panggil Vino yang datang ke balkon.

Sebenarnya Vino sudah mendengar suara langkah kaki Brianna, tapi dia malas untuk gerak karena ngantuk.

Rasa kantuk itu langsung menghilang saat mendengar isakan tangis dari balkon.

Brianna menatap Vino dengan air mata yang masih mengalir turun membasahi pipinya.

Vino menghampiri Brianna dan membawa Brianna kedalam pelukannya.

Brianna tidak mengataka apa-apa, dia hanya menangis di dalam pelukan Vino.

Tidak lama sosok Rossa muncul, dia kebangun karena kebelet buang air kecil. Tapi daat dia keluar dari dalam toilet, dia mendengar suara isakan tangis dan akhirnya memutuskan untuk mencari tahu itu suara siapa.

Rossa memilih untuk diam dan membiarkan Brianna untuk mengeluarkan semua air matanya.


BRIANNA (END)Where stories live. Discover now