What's wrong?

98 10 6
                                    

“Mau Hyung anter?”

“Gak usah, Hyung.”

“Yakin?”

Mashiho menggeleng lagi untuk yang kesekian kali lalu mendongak menatap Junkyu. “Mashi sendiri aja gak papa. Udah izin ke Jihyun-hyung juga kok, tapi Jihyun-hyung bilang Mashi harus ke gedung agensi langsung sehabis dari rumah sakit. Lagian Hyung 'kan udah janjian sama Jaehyuk buat nge-gym bareng.”

Junkyu terdiam. “Bisa di cancel, kok. Si Jaehyuk gak bakalan ngambek cuma gegara Hyung gak jadi nemenin dia nge-gym.”

“Dih, main cancel aja. Jangan, udah sana pergi. Mashi ini udah gede, bisa pergi sendiri kok.” Jawab Mashiho

Junkyu menghela nafas. “Beneran yakin nih gak mau Hyung anter?”

“Yakin seyakin-yakinnya.” Balas Mashiho, berharap Junkyu menuruti ucapannya.

“Ya udah, kalo ada apa-apa langsung telpon Hyung atau siapa aja ya. Hati-hati dijalan. Kabarin Hyung langsung kalo surat pemeriksaannya udah dikasih ke kamu.” Ujar Junkyu sembari mengenakan topi serta maskernya.

Mashiho mengangguk lalu membuat gestur hormat. “Siap, laksanakan!”

Junkyu tersenyum. Ia mengulurkan tangan, mengusak rambut Mashiho dengan gemas dan lekas berlalu sambil menenteng tas.

Setelah pemuda jangkung yang parasnya mirip koala itu benar-benar hilang dari pandangannya, Mashiho lekas beranjak dari sofa dan pergi ke kamar untuk mengambil jaket, topi, masker serta dompet dan ponsel. Setelah selesai bersiap-siap, ia pun segera menelpon sang Mama.

“Halo, Ma.. Mashi mau ke rumah sakit, ngambil hasil tes CT scan-nya.” Mashiho langsung berujar kala telponnya tersambung.

Terdengar helaan nafas gemetar diseberang sana, membuat Mashiho menggigit lidahnya sendiri sebab ikutan kalut.

“Apapun hasilnya, Mama sama Papa pengen Mashi-kun berhenti, kita fokus berobat disini.. Biar Mashi sembuh total lagi kayak dulu.”

Mashiho melirik foto pigura berukuran sedang yang terpajang di dinding kamar. Didalamnya terdapat foto lengkap para member dengan latar pantai Jangho yang mereka kunjungi hampir tiga tahun yang lalu.

Mashi-kun mau kan, nurut sama Mama sama Papa? Demi kebaikan Mashi-kun juga, ya?” Sang Ibu kembali bersuara.

Mashiho bimbang. Menjadi seorang musisi dan dancer terkenal adalah mimpinya, tapi ia pun sangat mencintai kedua orang tuanya. Lagipula, yang dikatakan Mama barusan memang untuk kebaikannya, untuk kesehatannya, jika ia terus memaksa, bisa jadi cedera yang ia alami akan berubah menjadi lumpuh total. Namun sayangnya, ia juga tak bisa pergi begitu saja dan ia tak tau bagaimana caranya mengucapkan selamat tinggal.

“Nanti Mashi pikirin lagi ya, Ma. Sekarang Mashi mau berangkat dulu,” Ucap Mashiho yang dibalas gumaman pelan oleh Mama.

Mashi–”

“–Nanti aku telpon lagi. Bye Ma, aishiteruyo..” Mashiho pun langsung mematikan telpon dan keluar dari kamar.

“Loh, Mashi? Mau kemana? Kirain kamu ikut sama Junkyu tadi.” Yoshi yang baru muncul dari ruang kumpul langsung bertanya melihat teman satu negaranya itu sudah berpakaian rapi.

“Ah, nggak. Mashi mau keluar sebentar, mau beli sesuatu. Hyung mau nitip?” Ujar Mashiho

“Gak usah. Mau Hyung anter?” Tawar Yoshi

Sirius ; Bang YedamWhere stories live. Discover now