Tired

3 0 0
                                    

Tired

Lelah dan lelah.

Jika dunia ini hancur dan terjatuh ke dalam lubang hitam, mungkin itu akan menjadi happy ending yang akan membuatmu tersenyum bahagia.

Kau merasa jika duniamu ini sudah cukup dengan perkembangannya, dan dengan segala kejelekannya.

Kau duduk di balkon rumahmu, sambil mendengarkan lagu favoritmu, Britney Spears yang berjudul Criminal. Kau melantunkan lirik lagu yang kau sendiri tidak mengerti artinya apa, dan hanya menggerakkan bibirmu secara acak dan tidak beraturan.

Memutar musik yang sama selama satu jam penuh. Kau akhirnya memutuskan untuk berdiri dan pergi ke kamarmu yang nyaman.

Berjalan melewati kekacauan di ruang utama yang dibanjiri cairan tubuh manusia dan puing-puing perabotan rumah yang rusak. Kau mengambil rokok di atas meja, dan menikmati racun itu dengan mata yang dipenuhi rasa kelegaan.

Satu hembusan yang bercampur dosa.

Kau menatap langit-langit tua rumahmu, kemudian merilekskan otot bahumu yang cukup kaku.

"Segalanya akan baik-baik saja." Ucapmu dengan nada yang dipenuhi rasa lelah.

Kau menghabiskan satu batang rokok itu dengan cepat, dan hanya menatap kosong ruang kamarmu yang rapi dan sangat bersih. Tak ada kekacauan yang terlihat di sana, segalanya berada di tempatnya dan benar-benar indah.

Ruangan itu seperti dunia lain yang terpisah dari realita yang menyakitkan. Satu-satunya tempat dimana kau bisa menjadi dirimu sendiri dan mengistirahatkan tubuhmu yang kelelahan.

Kau segera berjalan ke arah tempat tidurmu, yang terlihat sudah menyambutmu dengan kehangatannya yang kekal.

Bruk!

"Ah! Ini dia yang kutunggu!"

Kau menjatuhkan tubuhmu yang berat, dan segera merasakan sensasi kebebasan dan rasa ketenangan yang lembut.

Matamu akhirnya mulai mengantuk.

Satu

Dua

Tiga

Kau akhirnya tertidur lelap.

***

"Selamat siang, Tuan!"

Kau terkejut! Terbangun dari tempat tidurmu, dan matamu segera dipertemukan dengan sesosok anak kecil berambut hitam yang tengah tersenyum lebar, dan sekarang berdiri tepat di depanmu.

Apa aku sedang bermimpi?

Pikirmu dengan pikiran yang kalut.

"Haha! Apa ini mimpi? Apa ini kenyataan? Atau halusinasi? Apa kau sudah mati? Apa aku malaikat atau mungkin iblis? Haha! Entahlah, kenapa Tuan harus peduli?"

Seakan-akan anak itu bisa membaca pikiranmu. Kau terkejut dalam diam, dan hanya bisa menatapnya.

Mata hitam anak itu melebar, seringai lebar yang menunjukkan taringnya, membangkitkan perasaan takut dan cemas di otakmu.

Kau terdiam.

Mungkin sudah saatnya untuk bersikap cuek dan menerima apapun yang akan terjadi padamu.

Setelah apa yang kau lakukan.

Kau berpikir, bahkan jika kau melihat 'mereka' bangkit kembali, kemudian memakan tubuhmu dengan brutal. Itu bukan lagi hal yang aneh atau menjadi fantasi yang tidak terbayangkan.

Kau menggelengkan kepalamu. Memberikan isyarat, jika kau tidak lagi peduli tentang siapa sebenarnya anak ini.

Melihat jawabanmu, anak itu seketika terlihat senang dan tiba-tiba berjalan mendekatimu.

You Need MoreOnde histórias criam vida. Descubra agora