Tangisan Malam

2 0 0
                                    

Dengarlah ....

Apa kau bisa mendengarnya?

Suara bising yang membelah kesunyian hutan di malam yang membutakan mata. Oh, apakah itu? Suaranya benar-benar berisik dan memekakkan telinga. Aku yakin kau akan membenci suaranya dan mengutuk siapapun yang menjadi sumber suara itu.

Namun sebenarnya, suaranya tidak seburuk dari yang kau pikirkan.

Suara berisik itu terdengar seperti teriakan kemalangan yang tragis, dan menggambarkan rasa ketakutan yang menghancurkan jiwa.

Setiap detik teriakan menjadi lolongan kematian yang merdu.

Seperti musik yang menyelimuti hutan dengan irama musiknya yang indah. Setiap hewan akan sangat bergembira saat mendengarnya dan bersemangat untuk mencari asal suara itu.

Kemudian ....

Lolongan serigala tiba-tiba terdengar di gelapnya malam yang dingin- terlihat tak mau kalah dari suara itu dan ikut meramaikan hutan yang melahap cahaya matahari.

Tangisan dan teriakan bercampur dengan ketakutan yang sangat pekat.

Mata itu memerah, menampung darah yang tumpah dari rongganya yang rusak. Setiap jari mungilnya mulai hilang satu persatu, dan hanya meninggalkan tulang yang diselimuti darah hangat yang menggoda. Lidah itu mencari dan mencari, taringnya menguyah setiap tulang yang tersisa dan melahapnya dengan cepat.

Setiap daging menjadi hadiah spesial bagi setiap hewan yang kelaparan.

Bibir kecil itu berteriak memanggil ibu dan ayahnya yang lenyap. Namun, tak ada satupun orang yang menjawab panggilannya.

Oh, iya!

Jiwa tak berdosa itu akhirnya menyadari, jika dia benar-benar dibuang dan sendirian di tengah meja makan yang ramai dan kacau.

Sungguh jiwa yang malang.

Setiap hewan menggigitnya dan mengoyak-ngoyak tubuhnya yang rapuh. Dia menangis dan menangis, merasakan rasa sakit yang luar biasa menyakitkan dan terus menggerogoti jiwanya yang lemah.

Tubuhnya ditarik kedua serigala itu dan hancur. Ususnya keluar seperti tali yang tercerai-berai dan wajahnya begitu hancur dan terlihat seperti monster yang mengerikan. Kau mungkin akan muntah, saat melihat kepala kecil itu menumpahkan semua isinya dengan suara yang menjijikkan.

Setiap hewan menyeruput otak dan kedua mata itu, mengoyak kulitnya dengan ganas dan menelannya dengan rasa puas.

Kini hanya ada tulang dengan darah amis yang menyelimuti. Setiap serigala segera berebut dan merusaknya dengan agresif.

Oh, lihatlah!

Dia akhirnya sudah mati!

Mati dengan hanya air mata yang tersisa.

Darahnya terlihat berserakan dimana-mana, layaknya minuman anggur merah yang tumpah.

Beberapa serigala meminum darah kental itu, dan lantas pergi meninggalkan jiwa malang yang tak memiliki tubuh dimanapun dia berada.

Melihat tempat kematiannya yang tragis, dia berkata dengan mata yang polos, namun berada jauh di kedalaman jurang kematian yang kelam.

"Setidaknya, aku bisa membahagiakan mereka yang lapar."

Kemudian anak itu menghilang- dengan senyuman yang tak bisa digambarkan. Senyuman yang terbentuk oleh kematian yang menyakitkan dan busuk.

Itu adalah senyuman paling mengerikan yang tak bisa kau bayangkan.

Aku yakin ....

Kau tak tahu bagaimana senyuman itu dan rasa sakit yang dia alami.

Atau mungkin ...

....

Kau mau mencobanya?

You Need MoreWhere stories live. Discover now