13. Kimlouse

1.7K 189 41
                                    

•••

"Jason, aku...."

"Finneas sayang, kau harus percaya padaku. Aku sama sekali tidak melakukan hal yang dibilang oleh adikmu!"

Finneas menghela nafas, lantas menatap ke arah Jeon.

"Jeon, pulanglah dulu bersama dengan Kim. Aku akan membereskan ini bersama dengan Jason"

"Tapi kak! Sumpah! Aku melihatnya dengan kedua mata kepalaku sendiri kalau Jason berciuman dengan lelaki lain!"

"Cukup Jeon! Kubilang pulang dulu! Aku akan mengurus masalah ini sendiri!"

Tatapan Jeon terasa nanar, dunianya seakan berputar.

Apa kakaknya lebih mempercayai Jason ketimbang dirinya yang merupakan adik kandungnya sendiri?

Jeon menggeleng pelan, menahan air matanya hendak tumpah, namun pemuda manis itu hanya menunduk dan menutup matanya. Menelan rasa kecewanya pada sang kakak.

Orang yang tadi menahan tubuh Jeon telah melepaskan genggamannya, membiarkan Jeon untuk berjalan gontai ke arah mobil Kim.

"Jeon!" Kim menangkap senyar menyakitkan dari tatapan kosong yang dimiliki oleh Jeon. Kim lantas segera menyusul langkah pemuda manis itu.

Sedangkan, Finneas menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya mengepal. Dirinya bingung harus berbuat apa. Bukannya dia tidak percaya dengan Jeon, tapi dirinya perlu waktu untuk mempercayai itu semua, perlu waktu juga untuk menyelidiki supaya dia bisa benar-benar 'memukul' Jason. Finneas sudah bersama Jason tiga tahun lamanya, dan Finneas sangat mencintai Jason. Pun ini pertama kalinya dia mendengar kalau Jason berhianat, rasanya masih sangat tidak percaya karena selama ini Jason sangat menyayanginya. Rasa cinta Finneas yang besar itu membuat Finneas goyah mempercayai akan kejadian ini, tapi di sisi lain Finneas juga merasakan bahwa Jeon tidak berbohong. Pun rasa sayang Finneas juga sangat besar pada Jeon, Finneas harus berhati-hati menyelidiki hal ini, dia tidak mau kehilangan dua orang yang sangat disayanginya.

.
.
.

Ruang makan kecil dengan hiasan lukisan bunga tulip warna-warni di dindingnya,

Dentingan sendok terdengar,

Meja bulat dengan tiga kursi mengelilinginya, tapi hanya dua kursi yang berpenghuni.

"Yang mana kau sukai? Apartemen yang pertama atau yang kedua tadi?" Kim mencatut mata cokelat madu milik Jeon,

"Hum...." Jeon meletakan sendok dan garpunya, lantas memegang dagunya-berpikir. Habis dari markas tadi, Kim mengajak Jeon untuk melihat-lihat apartemen baru.

"Kurasa apartemen yang pertama, desainnya mirip dengan apartemenmu sebelumnya yang terkena bom"

Kim mengangguk.

Jeon pun mengangguk dan melempar senyuman lebar dengan gigi kelincinya yang menyembul dari bilah bibir tipisnya, pun ada rona kemerahan di pipi gembilnya.

Detik selanjutnya, Jeon melunturkan senyum dari wajahnya, tergantikan dengan wajah bingung dengan alis kanannya yang terangkat naik. Heran dengan Kim, bukannya membalas senyumannya, jenderal angkatan laut itu malah melongo-terdiam seperti patung.

"Kim?" Jeon melambaikan tangannya di depan wajah tampan milik Kim.

"Kau manis..." ucap Kim sambil menatap lurus ke arah manik jernih cokelat muda itu.

Dupp

Dupp

Dupp

Kim malu dengan suara jantungnya sendiri, dia takut kalau Jeon mendengarnya.

SECRET CRIMINALWhere stories live. Discover now