Perban

237 11 11
                                    

"Perban / 붕대"
Characters: Jina Hayst (Fem!Jin) | Michael White | Yang lain juga termasuk, hanya saja tidak banyak dialog
Theme: Slight romance
Ships?: Yes (Michael x Fem!Jin)

Hadiah untuk JasmineLubna


Enjoy~!

Jina: Sst… Payah, kenapa kakiku harus terkilir segala…

Jina baru saja tersandung dari tangga. Kebetulan, semua murid sudah pulang, yang tertinggal hanya Jina di sekolah karena sebuah urusan.

Dan sekarang, Jina sulit untuk bangun untuk berdiri.

Michael: Kau tidak apa-apa?

Jina mengangkat kepalanya, melihat sosok lelaki tinggi berambut coklat bermata biru es.

Michael berjongkok di hadapan gadis berambut merah tersebut. Dia memeriksa pergelangan kaki yang sedikit merah gadis itu dengan seksama.

Michael: Mau aku antar kau ke ruang kesehatan?

Jina: E-eh? T-tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja…

Michael: Dengan kaki seperti itu, kau tidak akan bisa jalan tanpa rasa sakit. Sudahlah, aku gendong kau

Walau sedikit ragu, tapi mau tidak mau, Jina menerima tawaran Michael. Memang ada benarnya perkataan Michael, dia tidak bisa kemana-mana dengan kakinya yang memberikan rasa sakit luar biasa jika digerakkan.

Dengan begitu, Jina sudah digendong Michael ala piggy back, dengan Michael juga mengambil sepatu Jina di tangan kirinya.

Tidak ada perbincangan di antara mereka berdua. Tapi entah kenapa, rasa sunyi ini cukup nyaman.

Tidak memakan waktu lama untuk mereka berdua untuk sampai di ruang kesehatan. Jina diturunkan ke posisi duduk di atas ranjang.

Perawat ruang kesehatan sekolah sedang tidak ada karena sudah pulang duluan. Hanya mereka berdua di ruangan.

Michael: Aku akan mengobati lukamu. Tidak mungkin kau akan menunggu perawat sampai besok, kan?

Jina: Kau… Tahu cara mengobati kaki terkilir?

Michael: *Mengambil beberapa hal dari laci* Adikku pernah jatuh dari sepedanya, dan kakinya terkilir. Jadi aku tahu cara mengobati kaki terkilir

Jina hanya bisa mengangguk paham.

Sebenarnya itu bohong. Robin tidak pernah mengalami kaki terkilir saat naik sepeda, adanya hanya luka goresan saja.

Tapi, ada alasan kenapa Michael berkata seperti itu.

Kantong berisi es diletakkan di atas pergelangan kakinya perlahan-lahan, dan menunggu selama 30 menit.

30 menit berlalu, lalu kakinya dibalut perban.

Michael: Segini seharusnya sudah cukup. Lebih baik kau tidak perlu ke sekolah besok, dan jangan lupa untuk meletakkan kompres di atas kakimu. Kalau kau mau, aku bisa memberikan surat izin sakit untuk gurumu besok

Jina: Ah, terima kasih. Kau jadi repot begini…

Michael: Sudahlah, tidak perlu dipikirkan. Mau pulang bersamaku? Aku antar kau ke kamarmu

Jina: Ah, aku tidak bisa memintamu melakukan semuanya, kau sudah banyak sekali membantuku…

Michael: Tidak apa-apa, aku tidak keberatan

Jina: Baiklah, kalau begitu

Mereka akhirnya keluar dari gedung sekolah dan menuju gedung apartemen mereka.

Tentu saja, dengan Michael menggendong Jina gaya piggy back, karena tidak ada tongkat berjalan di ruang kesehatan, dan Michael tidak suka dengan ide Jina harus berjalan dengan kakinya yang baru saja sakit.

Sesampainya di kamar apartemen Jina

Jina: Terima kasih banyak atas bantuanmu

Michael: Tidak masalah. Kalau ada apapun, kau boleh memanggilku kapan saja

Jina: Begitu, ya. Sekali lagi, terima kasih. Dan selamat sore

Michael: Sama-sama. Selamat sore

Dengan begitu, mereka melambai ke arah satu sama lain sebelum Michael pergi ke lantai atas, dan ke kamarnya.

Sesampainya di kamar apartemennya, dia disambut tidak hanya oleh adiknya saja, tapi teman-temannya juga ada di kamar apartemennya.

Kenapa? Sebenarnya mereka sudah janjian untuk berkumpul bersama, dan semuanya setuju di apartemen para White bersaudara, walau ruangannya sedikit terlalu kecil, tapi entah bagaimana mereka bisa muat.

Laura: Kau terlambat. Kenapa?

Michael: Maaf. Tadi aku baru saja menjemput Jin

Semua mata mengarah ke pemilik mata biru es.

Rydin: Jadi konsepnya kalian sudah jadian?

Louis: *Memukul kepala Rydin* Jangan aneh-aneh!

Michael: *Wajah memerah sedikit* Tidak, tidak. Tadi kakinya Jin terkilir, lalu aku membantu mengobati kakinya dan membawanya pulang ke kamarnya

Robin: Seingat aku, kakak tidak pernah mengobati luka kaki terkilir. Jadi bagaimana bisa mengobati kakinya Jin?

Benar juga. Laura pun ingat kalau Michael tidak memiliki pengalaman apapun tentang obat-obatan, apalagi di kehidupan mereka sebelumnya.

Michael: Ah, kalau itu… Aku hanya teringat masa lalu, kehidupan lama kita dengan para Monkart

Sena: Maksudmu?

Michael: Dulu, sebelum bertemu kalian semua, waktu itu hanya ada kami berempat; aku, Robin, Jin, dan Laura. Kakiku sempat terkilir karena jatuh dari pohon

Laura: Ah! Benar juga. Kakimu diobati oleh Jin

Michael: Iya. Itulah bagaimana aku bisa mengobati kakinya Jin sekarang, karena aku teringat cara dia mengobati kakiku dulu

Chen: Begitu, ya

Rydin: Yah, aku kira kalian sudah jadian

Louis: *Memukul kepala Rydin lagi* Kau bisa tidak berkata hal-hal aneh, tidak!?

Sebenarnya tidak hanya waktu Jin mengobati lukanya.

Michael masih ingat perasaannya saat Jin mengobatinya. Hatinya berdegup kencang saat Jin membalut kakinya dengan perban dengan lembutnya.

Ingatan itu, adalah salah satu kenangannya bersama Jin yang Michael simpan sepenuh hatinya.

The End

Thank you for reading~!

Monkart One-Shots (몬카트 원샷)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant