Ingatan

184 11 3
                                    

"Ingatan / 메모리"
Characters: Michael White | Jin Hayst | Noor Jesse | (unnamed OCs)
Theme: [WARNING! Bullying and violence], angst, 1st person POV
Ships?: None

YOU HAVE BEEN WARNED!!!

Enjoy~!

Namaku Michael White.

Aku akan menceritakan tentang kejadian yang terjadi saat aku masih kelas 3 SMP, yang melibatkan sahabatku yang waktu itu masih kelas 2 SMP.

Sahabatku sejak kecil, sekaligus rivalku.

Jin Hayst namanya.

Aku masih mengingat kejadian itu seperti itu terjadi kemarin.

Dan itu adalah ingatan terburuk yang pernah aku dapat.

Sebelum aku memulai, aku akan memberi sedikit latar belakang tentang temanku.

Jin adalah anak angkat Tn. Noor Jesse, dan adik angkat putrinya, Laura Jesse. Ayah kandungnya meninggal karena perang yang terjadi saat Jin masih berumur 2 tahun, sementara ibu kandungnya meninggal karena penyakit.

Jin adalah orang yang baik dan juga periang. Dia murah senyum kepada siapa saja, siapapun mereka, menjadikan dirinya disukai banyak orang.

Tapi aku tahu, dibalik senyumannya yang manis dan cerah itu, dia menyembunyikan banyak hal dari semua orang, dan itu termasuk keluarganya dan aku.

Sejak Jin masih kelas 3 SD, dia selalu diganggu oleh murid-murid lain dari kelasnya.

Pertamanya tidak terlalu parah, hanya dipanggil nama-nama saja. Biasanya Jin akan mengabaikan mereka dan berpura-pura mereka hanya debu, dan melakukan kegiatan seperti biasa.

Tapi dalam hitungan tahun, penindasan mereka menjadi lebih parah.

Aku ingat salah satu kejadian sebelum semuanya terjadi. Jin saat itu masih kelas 5 SD, dan aku kelas 6 SD.

Saat itu, aku sedang ada di rumah keluarga Jesse seperti biasa bersama adikku.

Hari itu hari Rabu, hari biasanya klub tenis diadakan setelah jam sekolah, dan Jin adalah kaptennya.

Aku sudah menduga kalau Jin akan pulang sekolah lebih sore.

Tapi hari itu, dia pulang lebih larut dari biasanya, sampai matahari hampir terbenam.

Itulah saat perasaan itu muncul.

Perasaan yang mengatakan kepadaku bahwa sesuatu ada yang tidak beres.

Rasa khawatir aku rasakan disaat itu tidak bisa aku lupakan.

Aku berniat untuk pergi keluar untuk menjemput Jin dari sekolah sendiri.

Tapi belum sempat aku ke gagang pintu, pintu depan terbuka.

Pandangan pertama yang aku lihat adalah pandangan yang masih aku ingat sampai sekarang.

Wajah Jin penuh luka, pakaian olahraga tenisnya yang putih terlihat kotor dengan warna coklat dan sedikit merah, lengan dan kakinya terlihat penuh luka juga, rambutnya juga berantakan.

Monkart One-Shots (몬카트 원샷)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt