Yoseph punya pacar

10 4 0
                                    

Ketika kamu membuat penulis jatuh cinta maka percayalah saat itu pula namamu abadi dalam karyanya. Tidak percayah coba buat mereka jatuh cintah dan lihatlah apa yang terjadi.


''Kamu nanya?"

"Iya saya nanya?" Sumpah Ace ingin pingsan setelah kemarin dibantai dosen itu, kenapa pula ada orang ini lagi. Kenapa semesta senang sekali membuat perempuan ini terjebak adegan begini Ace terlalu istimewa atau apa ini, oh ayolah Tuhan lihat derita anakMu. Kalian bisa menebak sendiri apa yang kalian rasakan saat bersama manusia paling menyebalkan sejagat raya. 

"Ko nama siapa Dek?" Eta dan Haya saygoodbye dua manusia berjenis kelamin perempuan itu enyah sepertinya dari mereka ber4 yang kisah cintanya rumit itu Ace. Ace ingin mengigit lidahnya sendiri saking kesalnya. Madhu anak itu lagi dikantin menanti kehadiran Haya dan Eta. Karena kini dia tergabung dalam cirle mereka.

"Ace kemarih kamu, saya perlu di prodi sekalian ada urusan diruang dekanat, tugas yang  saya suruh sudah kamu buat belum, saya perlu kamu sekarang jadi cepat sini, jangan diam saja disitu kamu budek lagi seperti kemarin?"

Anak perempuan itu hanya menunduk sopan pada Thomas yang hanya mematung, sepertinya niatnya dikampus ini gagal total karena ada si dosen mudah ini. Maka dengan lesuh laki-laki itu membiarkan Ace pergi, nah sekarang Thomas paham kesempatan kedua tidak selamanya ada sebab itu gunakanlah waktu dengan baik. Tak ada gunanyalah laki-laki itu sibuk memikirkan strategi baru untuk mendekati Ace. 

Sementara perempuan itu terburu-buru mengejar Raize sedang naik lantai dua menujuh tangga dengan laptop ditangan pemuda itu, ternyata sedang ada rapat beberapa dosen bahasa inggris berkumpul di sini, ketua prodi pun ada apalagi dekan, sepertinya memang penting ini. Anak itu menunggu Raizel depan ruang dekanat, Ace terus menatap jam tangan putih yang berteger dilengan kirinya. Pukul setengah tiga lewat lima dua puluh tujuh detik. Laki-laki itu terlihat mudah dari yang lain dan paling menonjol, dia sedikit bicara dan banyak mengamati, sepertinya Ace harus mulai waspada ada polisi yang nekat mendekatinya. Pemuda yang bertag name Thomas itu senyum padanya entah apa yang dilakukan manusia itu di sini.

"Permisih adek, toilet dimana ee?" Yampun hanya untuk bertanya perihal ini saja apakah tidak ada manusia diruang malak sehingga nekat naik lantai dua. 


"Di gedung sebelah dekat tangga bagian kanan bisa lewat belakang gedung atau dari depan. Nah dari sini bisa kelihatan pak polisi." Tunjuk Ace pada gedung malak dari lantai dua ruang dekanat. Dalam ruang rapat mata Raizel menilik pemuda itu sedang menahan diri untuk tak menghampiri mereka di sana, dan membiarkan dirinya terbakar panas yang entah apa itu. 

"Oh makasih ya, adek Ace ya, sa Thomas salam kenal." Membalas jabat tangan laki-laki itu sekadar menghormati. "Saya permisih"

Thomas  pamit meningalkan perempuan itu, rasanya tidak terlalu buruk meskipun sedikit menyebalkan. 'Hey ayolah manusia itu yang membuat ko dorong motor dari kantor polisi hingga depan bank BRI siapa lagi kalau bukan  manusia itu ' suara dalam kepala mengingatkan kembali ketika dia nyaris terbuai karena senyum manis lakl-laki yang kelihatanya berdarah moii itu sepertinya Ace dan dia satu suku.

Telpon berdering dia menepih pada selasar gedung yang terhubung dengan gedung FST "Halo ya,  kenapa Eta ko dan Haya dimana main kastingal saja."

"Tong di kantin bahh, ada masih beli gorengan dan pop ice ini. Ko masih lama, kah? Bagaimana tra jalan geser. Polisis hadang depan pak dosen jaga dari belakang."

"Ya, terserah ko sudah nanti sisahkan sa gorengan, dengan pop ice, sa mau kesitu. Orang ini bikin sa tunggu saja sampai capek mana lama lagi."

"Memang pace de, bikin apa kah? Masa iya de suruh ko tunggu de apa itu rapat?" Kini terdengar suara Haya lagi. "Pace itu sengaja tahan ko karena polisi baku rebut pisang goreng dengan kam dua difoodcourt."

VC [END] ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz