CTY 5

868 76 7
                                    

Keesokan malamnya Lian baru pulang kembali lewat tengah malam dan kali ini Nukuea menunggunya.

Setelah Nukuea melihat Lian datang Nukuea segera menghampiri Lian.

"Hia dari mana saja? Kenapa tidak memberitahu Kuea?" tanya Nukuea sambil mengambil tas dan jas Lian.

"Sudah kubilang, jangan urusi urusanku." ujar Lian sambil berjalan dan Nukuea mengikutinya dari belakang.

"Kuea bukan bermaksud mengurusi hidup Hia, tapi setidaknya Hia bisa menelepon Kuea kalau Hia akan pulang terlambat, jadi Kuea tidak akan merasa khawatir." ujar Kuea lagi.

Namun Lian tiba2 membalikkan badannya dan menatap Nukuea.
Nukuea pun menghentikan jalannya.

Lian memegang tangan Nukuea dan membawanya masuk ke kamar dan menutup pintunya.

"Khawatir? Apa kau khawatir terjadi apa2 denganku atau kau merasa khawatir kehilangan hidup nyamanmu?" ujar Lian.

Deg.. Hati Nukuea terasa tertusuk dan sakit mendengar perkataan Lian.

"Maksud Hia apa?" ujar Nukuea pelan dan menyimpan jas serta tas Lian di atas tempat tidur.

"Maksudku, kita berdua menikah hanya demi harta. Kau ingin hidup enak dan nyaman dan aku ingin warisan ayahku jatuh padaku. Impas bukan?" ujar Lian.

"Maksud Hia, Hia menikah dengan Kuea dan tidak ada niatan untuk saling mencintai?"

"Jangan munafik, Kuea. Kita bukan gay dan kau pun tidak mungkin mau menikah dengan seorang pria hanya karena kasihan pada Mommy." ujar Lian dan Nukuea pun tertawa.

"Mungkin Hia benar Kuea munafik. Tapi bukan karena kasihan pada Mommy tapi sayang. Kuea sayang pada Mommy karena Mommy pun sayang pada Kuea."

"Sayang? Bukan karena harta kan? Ini adalah kesempatan emas untukmu tiba2 seorang konglomerat seperti Daddy dan Mommy berteman dengan orangtuamu dan berhutang budi. Dan memasukkanmu kedalam keluarganya. Kau hanya seorang petani miskin, mana mungkin bisa menjadi kaya raya dan hidup dengan tenang seperti sekarang."

"Hia." teriak Nukuea dengan wajah marahnya dan Lian pun terkejut dan melihat pada Nukuea.

"Baik, Hia menikah karena harta bukan? Dan juga kita punya perjanjian jika dalam 1 tahun kita tidak bisa saling mencintai, kita akan bercerai. Kita tunggu tahun depan dan kita bicarakan dengan Mommy agar kita bisa bercerai." ujar Nukuea sambil menahan airmatanya.

Nukuea pun keluar dari kamar dan masuk kedalam kamar sebelah kamar Lian.
Nukuea membanting pintu sekeras dia bisa dan menguncinya lalu menjerit dan menangis dengan keras.

"Sehina itukah Kuea di mata Hia? Baik, mulai sekarang Kuea akan mengubur cinta Nukuea untuk Hia." teriak Nukuea.

Sementara Lian yang berada di kamarnya bingung dan kesal dengan kata2 Nukuea.

Lian pun akhirnya segera mandi dan mengganti pakaiannya lalu berbaring di atas tempat tidur.
Lian melihat ke sampingnya yang kosong.

"Akhirnya aku terbebas darinya." ujar Lian sambil tersenyum.
.

Keesokan harinya Lian bersiap untuk pergi bekerja.
Lian pun masuk ke kamar mandi dan tak lama kemudian Nukuea masuk dan menyiapkan segala keperluan Lian.

Setelah mandi Lian keluar dan Melihat pakaiannya sudah siap di atas tempat tidur seperti biasanya dan Lian pun tersenyum.

Setelah berdandan Lian pun keluar dan berjalan menuju ruang makan.
Lian menatap Nukuea yang sedang menata meja makan.

'Kurasa dia takut mengacuhkanku. Dia takut kehilangan kehidupannya yang mewah seperti sekarang ini.' pikir Lian dan tersenyum.

Nukuea mengambil roti lalu mengolesnya dengan mentega dan menyimpan 1 lembar keju dan menutupnya dengan roti lagi lalu menyimpannya ke dalam piring dan menyerahkannya pada Lian.

Setelah makan Nukuea mengambil tas Lian dan membawakannya ke mobil dan membenarkan dasi Lian.

"Hati2 Hia." ujar Nukuea dan berdiri menunggu Lian pergi.

Lian sedikit bingung dengan kata2 Nukuea. Mengapa tidak ada 'cepat pulang Hia!' pikir Lian.

Setelah mobil Lian berjalan Nukuea membalikkan badannya dan masuk kembali ke dalam rumah dan tidak ada melambaikan tangannya.

Sepanjang hari Lian memikirkan tentang Nukuea yang aneh pagi ini.

Sore harinya seperti biasa Lian makan malam dulu bersama Lucy.
Dan hampir tengah malam Lian baru pulang.
Nukuea menunggu Lian pulang dan ketika Nukuea melihat Lian pulang Nukuea segera menghampiri Lian dan mengambil tas dan jasnya.

"Selamat datang Hia." ujarnya dan berjalan menuju kamar Lian dan menyimpan jas dan tas Lian di tempatnya.

Lian pun masuk ke dalam kamarnya dan melihat Nukuea yang menyiapkan pakaian tidur untuk Lian.

"Hia, Kuea sudah menyiapkan pakaian Hia. Kuea permisi." ujar Nukuea dan kembali keluar dari kamar Lian.

Lian memakai pakaiannya dan naik ke atas tempat tidur lalu berbaring.

'Apa yang hilang dari Nukuea? Mengapa dia cuek dan tidak bertanya macam2 lagi?' pikir Lian.

Karena memikirkan itu Lian pun akhirnya turun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamarnya dan menuju kamar Nukuea lalu mengetuk pintunya.

"Kuea." teriak Lian.

Tak lama kemudian Nukuea pun membuka pintu.

"Ada apa Hia?" tanya Nukuea.

"Ada apa denganmu?" tanya Lian.

"Tidak ada apa2." ujar Nukuea dan kembali masuk ke dalam kamarnya dan membiarkan pintu terbuka.

"Kau berbeda hari ini. Apa.yamg terjadi?" ujar Lian dengan wajah bingung.

Nukuea pun menghela nafasnya.

"Bukankah ini yang Hia mau? Kuea berjanji tidak akan lagi mengurusi kehidupan Hia. Atau cerewet dan berisik. Sekarang semuanya terserah Hia, Kuea sudah menyerah untuk mencintai Hia. Bukankah Hia melakukan ini demi harta dan Kuea demi rasa sayang Kuea pada Mommy." ujar Nukuea.

Lian hanya terdiam dan menatap Nukuea.
Nukuea pun menggelengkan kepalanya.

"Bisakah sekarang Hia keluar? Kuea lelah dan ingin tidur." ujar Nukuea dan berjalan ke pintu dan membuka pintu lalu mempersilahkan Lian keluar.

Lian pun berjalan dan keluar dari kamar Nukuea lalu Nukuea pun segera menutup pintu setelah Lian keluar.
Lian pun menatap pintu itu.

"Kita lihat apakah kau bisa tidak perduli." ujar Lian dan berjalan masuk kembali ke dalam kamarnya.

Keesokan paginya kejadian yang sama terjadi lagi dengan ketidak perdulian Nukuea.

Di kantor Lian memikirkan apa yang harus dia lakukan agar membuat Nukuea bereaksi.







TBC

Close To You  (020) (ZeeNunew)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora