CTY 9

902 75 3
                                    

Akhirnya Nukuea dengan terpaksa ikut dengan Lian ke Bangkok.
Setibanya di Bangkok, Lian segera membawa Nukuea ke rumah sakit terbesar dan terlengkap di Bangkok.

Setelah pemeriksaan sangat disayangkan mereka mendapatkan hasil yang sama, Nukuea harus menjalani banyak perawatan dan pelatihan agar kakinya bisa berjalan kembali.

Akhirnya Lian kembali membawa Nukuea ke rumahnya.
Setibanya di rumah, Lian memarkirkan mobil dan segera berlari keluar dan mengambil kursi roda lalu mendorongnya dan membuka pintu Nukuea lalu mengangkat Nukuea lembut dan mendudukkannya di atas kursi roda.

Lian mendorong kursi roda itu memasuki rumah.

"Untuk apa kau membawa dia kembali Phi? Dia kenapa? Cacat?" teriak Lucy yang keluar dari ruang makan rumah itu.

"Hia membawa dia kesini? Dan membawaku juga kesini?" ujar Nukuea.

"Tunggu sebentar Kuea." ujar Lian.
Lian mendekati Lucy.

"Kau keluarlah dari rumah ini. Ini bukan rumahmu, ini rumah Nukuea. Jadi kumohon pergilah sekarang." ujar Lian dan Lucy pun melebarkan matanya.

"Kua mengusirku demi pria cacat ini? Aku sudah melayanimu dengan baik di ranjang dan sepertinya kau juga menyukainya." ujar Lucy.

"Diam..." teriak Nukuea, Lian dan Lucy pun menatap Nukuea.

"Aku yang akan pergi. Kalian nikmatilah hidup kalian. Sudah kubilang Hia, jangan lagi libatkan aku." ujar Nukuea dan berusaha mendorong kursi rodanya dengan tangan di roda kursi itu.

"Tunggu Kuea." teriak Lian dan menghentikan Nukuea.

"Baik, baik, maafkan Hia, na. Kita pergi dari sini." ujar Lian dan membuat Nukuea dan Lucy bingung.

"Tapi ini rumah Hia." ujar Nukuea.

"Rumahku sekarang adalah dimana pun kau berada." ujar Lian sambil tersenyum dan kembali mendorong kursi roda Nukuea menuju mobilnya.

"Phi Lian." teriak Lucy namun Lian tidak memperdulikannya.

Lian menggendong Nukuea dan memasukkannya kembali ke dalam mobil.
Lalu Lian menghubungi seseorang sambil mengemudikan mobilnya keluar dari rumah besar itu.

Lian mengemudikan mobil ke sebuah komplek perumahan dan masuk ke dalam komplek itu lalu tak lama masuk kedalam sebuah rumah dan ada seseorang yang menunggu mereka disana.

Lian memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil.

"Tunggu sebentar, na!" ujar Lian.

"Tuan ini kunci rumahnya." ujar pria itu sambil memberikan sebuah kunci pada Lian.

"Kau bereskan pakaian2 kami di mansion dan bawa kemari. Ingat jangan sampai wanita itu tahu dimana kami berada, ok?" ujar Lian dan pria itupun mengangguk dan pergi dari rumah itu.

Lian membuka pintu rumah itu dan masuk ke dalam rumah itu, tak lama kemudian Lian dengan setengah berlari kembali menghampiri Nukuea.

Lian membuka pintu mobil dan mengangkat Nukuea dan membawanya masuk ke dalam rumah, Nukuea menundukkan kepalanya karena wajah mereka sangat dekat dan merangkul pundak Lian.

Lian mengendong Nukuea sampai ke sebuah kamar tidur dan menempatkannya di sana.
Lian pun menyelimuti kaki Nukuea.

"Tunggu sebentar, na." ujar Lian dan kembali berjalan cepat keluar kamar.

Lian mengambil barang2 dari mobil termasuk kursi roda Nukuea dan membawanya masuk.
Beberapa kali Lian bulak balik membawa barang2 Nukuea ke kamar tidur termasuk kursi rodanya.

Setelah selesai Lian pun menghampiri Nukuea.

"Kau sudah lapar? Kuea tunggu di sini, Hia akan keluar sebentar membeli makan, ok?" ujar Lian.

"Memangnya Kuea bisa kemana?" ujar Nukuea.

"Kuea, jangan bicara seperti itu. Hia akan segera kembali." ujar Lian dan keluar dari kamar.
Nukuea menundukkan kepalanya dan tersenyum.

Sekitar 1 jam kemudian Lian pun kembali dengan nampan dan makanan di tangannya.
Nukuea menatap wajah Lian yang tersenyum.

"Lihat apa yang Hia dapatkan." ujar Lian dan menaruh nampan itu di pangkuan Nukuea.

Nukuea melihat 2 potong kue cheescake di atas nampan itu di samping hidangan utama.

"Makanlah!" ujar Lian dan Nukuea pun kembali melihat pada hidangan di depannya.

"Hia tidak makan?" ujar Nukuea dan menatap wajah Lian.

"Oh iya lupa." ujar Lian sambil terkekeh dan kembali berjalan keluar kamar.

Tak lama Lian membawa nampan lainnya dan duduk di meja kerja samping tempat tidur.

"Makanlah." ujar Lian dan diapun menyantap hidangan di nampannya.

Setelah selesai Nukuea memakan kue itu dan melihat pada Lian yang menatap padanya.

"Hia mau?" tanya Nukuea dan menyodorkan kue itu pada Lian.
Namun Lian menggeleng.

"Hia kurang suka kue2 manis." ujar Lian.

"Tapi ini keju. Bukankah Hia suka keju?" tanya Nukuea dan Lian menunduk sambil tersenyum.

"Kau masih ingat." ujar Lian.

"Bagaimana Kuea bisa lupa, Kuea menyiapkan makanan untuk Hia 2 kali setiap hari untuk hampir 4 bulan." ujar Nukuea dan Lian pun mengangguk.

"Pernikahan yang sangat singkat." ujar Lian pelan dan Nukuea pun menunduk.

"Apakah masih ada kesempatan untuk Hia menjadi suamimu lagi?" ujar Lian yang membuat Nukuea terkejut dan menatap Lian.

"Buat apa? Kuea sudah cacat dan hanya menyusahkan, bukankah Hia lebih baik bersama wanita tadi yang bisa melayani Hia dengan baik, di luar maupun di kamar?" ujar Nukuea dan Lianpun memalingkan wajahnya.
Nukuea pun menunduk kembali menahan airmatanya.

"Tapi Hia tidak mencintainya." ujar Lian.

"Tapi Hia bisa menidurinya. sedangkan dengan Kuea, Hia tidak mencintai Kuea dan juga jijik dengan badan Kuea bukan?" ujar Nukuea dan menatap Lian sambil tersenyum namun airmata mengalir di pipi Nukuea.

Lian melihat airmata Nukuea dan segera berdiri lalu memegang pipi Nukuea dan menghapus airmatanya.

Lian tersenyum dan mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Nukuea.
Nukuea pun terkejut dan mendorong dada Lian.

Nukuea pun memalingkan wajahnya dan menarik tangannya dari dada Lian.
Lian kembali berdiri dan menelan ludahnya.
Lian lalu mengambil nampan2 dengan isinya dan berjalan keluar kamar.

Nukuea melihat Lian yang berjalan keluar dan menunduk.
Sementara Lian berjalan menuju dapur dan menyimpan nampan2 itu lalu berbalik dan berdiri menenangkan jantungnya yang berdebar kencang.







TBC

Close To You  (020) (ZeeNunew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang