empat-

511 51 5
                                    

Samudra sudah akan beranjak pergi jika saja Aksa tidak menahannya.

"Mau ke mana? Disamperin kok malah mau pergi." Ujar Aksa membuat Samudra kembali duduk.

Samudra tidak suka keramaian. Sangat bisa dipertanyakan kenapa lelaki jangkung itu mau-mau saja di ajak pergi oleh si bungsu ke tempat yang ramai.

Alasan pertama tentu karena Ia sedang ada waktu senggang.

Alasan kedua karena Ia memang pernah berjanji akan mengajak si bungsu jajan dan baru ingat hari ini.

Alasan ketiga yang terakhir, simple saja, Ia merasa kasihan melihat wajah memelas laskar yang sudah bosan di rumah.

Dan sekarang Ia harus menerima kedatangan seluruh saudaranya yang tidak bisa dibilang pendiam.

Enam dari delapan orang itu extrovert kecuali Samudra dan Nada yang memang introvert.

Introvert itu, bukan pendiam.

Introvert itu juga bukannya orang yang enggan bersosialisasi.

Hanya saja mereka memiliki cara sendiri untuk menjalani hari tanpa membuang energi dengan bertemu insan lain.

Jangankan mengobrol, hanya mendengarkan saja sudah lelah rasanya.

"Kamu mau apa? Dari tadi Laskar terus yang makan kayaknya." Tanya Nada seraya menatap Samudra.

"Iya, abang dari tadi juga cuma ngeliatin aku makan doang! Ditawarin gak mau, disuapin juga gak mau." Adu Laskar.

"Gak lapar." Jawab Samudra singkat.

Bumi menyodorkan satu porsi makanan Korea berupa nasi gulung dengan isian sayur dan daging.

"Makan dulu. Abis ini kita jalan lagi." Ujar Bumi pada sang adik.

Terkadang, Bumi itu adalah orang paling menyenangkan. Tetapi tak jarang juga si sulung tak ingin dibantah. Tegas.

Hanya dengan tatapan mata mereka tau bagaimana suasana hati seorang Bumi.

Samudra dengan terpaksa memakan nasi gulung itu dan sesekali menerima suapan ayam pedas manis dan tumis daging.

Selanjutnya mereka kembali berkeliling mendatangi satu persatu stan jualan yang ada. Mulai dari aksesoris hingga makanan lengkap di sana.

Ketika mereka tengah mengantri untuk membeli minum, Samudra tanpa bicara langsung pergi memisahkan diri.

Ke mana? Ke toko buku.

Ah, maksudnya ke sebuah stan yang menjual banyak buku dengan diskon besar-besaran.

Sebagai pencinta buku tentu Samudra tertarik.

Senyum tipis Samudra berikan ketika si penjual menyapanya.

"Halo kak! Lagi cari buku apa? Biar aku bantu kasih rekomendasi."

"Boleh lihat-lihat dulu?"

"Tentu saja! Silahkan kak."

Samudra mulai berjongkok karena tumpukan buku itu berada di atas meja yang cukup rendah.

Ketika Samudra sibuk dengan dunianya, ada tujuh orang yang tengah kebingungan karena satu anggota menghilang.

"Samudra ke mana?" Tanya Bintang.

"Perasaan tadi ada di belakang kok udah hilang aja." Ujar Nada heran.

"Itu bukan sih?"

Dirgantara menoleh ke arah yang ditunjuk si bungsu, dan ternyata benar.

Terlihat sesosok pria jangkung tengah duduk di sebuah kursi kecil dengan satu buku di tangan.

Tabiat seorang Samudra yang lebih mencintai buku daripada manusia.

Samudra Dirgantara | Jung SungchanWhere stories live. Discover now