Bab 14 - Batu Gerinda Kosong (5)

47 4 1
                                    



"Apakah kau tidak punya belas kasihan?....."


-----


Seluruh tubuh Xue Xian seketika merinding.

Tentu saja, tubuh kertasnya tidak mungkin merinding dan juga dia tidak merasakan ketakutan. Namun, yang membuatnya merinding adalah, dia tidak habis pikir ada seseorang yang benar-benar mampu mengubur ibu mereka sendiri di bawah rumah, hanya untuk mendapatkan karir yang makmur dan lancar. Memikirkannya saja membuatnya berpikir bahwa beberapa orang di dunia ini ada juga orang-orang yang sangat menjijikkan.

Lebih baik membesarkan batu gerinda daripada membesarkan anak ini!

Xuan Min mengambil batu gerinda tersebut, ukurannya sedikit lebih besar daripada telapak tangannya, dari lubang di tanah kemudian dia meletakkannya di lantai. Dia melepaskan jimat kuning dari rantai itu dan menyalakan api kecil untuk membakarnya.

Sementara jimat kuning terbakar, Xue Xian, yang sedang bergelantungan di pinggang Xuan Min, bisa merasakan dengungan samar seolah-olah seseorang sedang mengetuk tulangnya dengan palu kecil. Singkatnya, itu bukanlah sesuatu yang nyaman.

Batu gerinda ini sudah dikubur di bawah tanah selama kurang lebih tiga tahun dan selama periode itu, batu gerinda tersebut menyerap begitu banyak energi gelap dan kebencian yang berlalu-lalang. Saat ini, setelah jimat kuning terbakar habis, untaian energi gelap dan kebencian yang melilit pada batu gerinda sedikit demi sedikit mulai ditarik menjauh. Ketidaknyamanan adalah reaksi yang normal. Kecuali untuk-nya, si kertas setengah-sekarat yang tergantung di dalam kantong, yang sedang merasa sangat tidak nyaman. Si Botak yang secara langsung membakar habis jimat kuning tersebut, pastinya lebih merasa tidak nyaman.

Xue Xian menoleh dan melirik ke arah Xuan Min, hanya untuk melihatnya terlihat seperti delapan angin tidak bisa menggerakkannya. Ekspresinya tabah terlihat seperti dia sedang melakukan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan.

Dia tiba-tiba merasa bahwa Si Botak ini tidak sama dengan para biksu yang dia temui sebelumnya, tapi dia tidak bisa menunjukkan dengan tepat mengapa.

Mungkin karena...dia sangat mudah untuk membuat kesal seseorang!

Sementara Xue Xian sedang melanjutkan pertimbangannya, Xuan Min telah selesai membakar habis jimat-jimat kuning tersebut. Di saat setitik debu terakhir melayang jatuh ke atas tanah, rantai di batu gerinda lepas disertai dengan bunyi klik— dan terjun bebas ke tanah.

Secara bertahap muncul sesosok bayangan yang sedang terlihat mencengkeram pegangan batu gerinda tersebut. Sama seperti cabang pohon yang sudah layu dan meringkuk di lantai, sosok itu membesar di bawah tatapan Xue Xian dan Xuan Min, berubah menjadi nenek tua dengan punggung membungkuk.

Rambut putih nenek itu menipis dan diikat membentuk sanggul kecil di belakang kepalanya. Wajahnya penuh dengan kerutan dan sepasang matanya mengkilap seolah-olah dia menahan air mata.

Hanya dari penampilannya saja, seseorang bisa samar-samar mengenalinya sebagai Nenek Liu. Dibandingkan dengan ilusinya yang sedang berjalan sambil membawa tongkat di array, hantu Nenek Liu ini terlihat lebih rapuh seperti dia bisa segera menutup mata dan terjatuh di tanah setiap saat.

Tanpa tongkat berjalannya, tubuhnya yang ringkih terlihat semakin cacat. Tubuhnya di sisi kiri lebih bungkuk daripada sisi kanan. Hanya dengan dukungan dari pegangan batu gerinda dia baru bisa berdiri.

[BL Terjemahan] Copper Coins - Tong Qian Kan Shi by Mu SuLiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang