BUKU HARIAN FREEN

1.8K 67 0
                                    

Freen masih serius melukis vaginaku yang kini terpampang jelas di depan wajahnya. Sedangkan aku harus mati-matian menahan libido yang sudah berada diubun-ubun. Ingin rasanya aku meletakkan tanganku divagina dan menggesek-gesekkan jariku di atas klitorisku, namun aku malu karena Freen pasti akan mentertawakanku. Sekarang aku hanya bisa menahannya sekuat tenaga, meskipun vaginaku tidak bisa berbohong. Cairan pelumas alami pelan-pelan mulai keluar dari vaginaku. Aku terangsang.

“Vagina kamu sudah basah tuh Beck!”

Ucap Freen cekikikan, karena melihat vaginaku yang sudah basah dan tidak tahan lagi untuk segera menyalurkan hasratku. Aku langsung meletakkan tanganku di atas vagina, dan menggesek-geseknya di depan Freen.

“Arrgghhh…”

Aku terus mendesah dan tidak peduli lagi dengan reaksi Freen. Tanganku mulai licin oleh lendir yang keluar dari vagina. Aku terus menggesekkan tanganku, seraya mendesah. Sedangkan tanganku yang satu lagi aku letakkan di atas payudara. Aku kemudian meremas payudaraku sendiri.

“Hmm…”

Freen yang melihat aku melakukan masturbasi di depannya, kini mulai terlihat tidak fokus. Dia sesekali tampak menggigit dan melumat bibirnya sendiri. 

Aku terus menggesekkan tanganku di atas vagina dan sesekali memperlihatkan vaginaku ke depan Freen. Freen tampak resah. Dia lalu beranjak dan mulai mendekat ke arahku.

“Bagaimana aku bisa fokus melukis kalau begini!”

Ucap Freen yang kini mulai melumat bibirku dengan sangat lembut. 

“Hmm..”

Aku lalu membuka bajunya satu persatu, sehingga dia kini telanjang bulat di depanku.

“Apa boleh aku melukis di atas tubuh kamu menggunakan lipstick?”

Aku menggeleng, seraya tersenyum nakal ke arah Freen.

“Lukis pakai lidah kamu saja ya. Tintanya pakai Nutella. Hehe.”

Freen tersenyum dan kemudian menindih tubuh telanjangku.

“Ah, sepertinya sekarang aku ingin menjilat daging polos tanpa memakai toping apapun. Aku sudah sangat lapar.”

Kita lalu tertawa. Aku dan Freen kini berbaring ditempat tidur. Kakinya sudah menyilang diantara kakiku. Kita bersiap untuk melakukan scissoring sex, salah satu gaya bercinta yang paling disukai oleh Freen.

“Arrgghh..”

Freen yang kini berada di atas tubuhku mulai mendesah, ketika klitorisnya dan klitorisku saling bergesekkan. Aku merasakan geli dan nikmat disaat yang bersamaan. Lidah Freen mulai bergerilya. Dia mengulum lidahku, menjilat leher, telinga dan kemudian menetek di atas payudaraku.

“Hmm, anak mama! Yang banyak neteknya!”

Freen tersenyum mendengar ucapanku, namun dia tidak menghentikan aktivitasnya. Dia terus menghisap payudaraku, sedangkan vaginanya terus dia gesekkan diatas vaginaku.

“Sayang, coba pakai dildonya biar kita bisa orgasme bareng.”

Pintaku kepada Freen yang sudah mulai kelelahan ketika dia menggesekkan vaginanya di atas vaginaku. Freen lalu mengambil dildo ikat pinggang berkepala dua. Dia memakainya terlebih dahulu, lalu dia memasukkan dildo yang satunya ke dalam vaginaku.

[JLEB]

Aku kini merasakan kenikmatan yang bertubi-tubi, ketika Freen menggenjotku dengan sebuah dildo. Dia tampak seperti seorang laki-laki yang memiliki payudara, ketika dia mengenakan dildo ikat pinggang. 

Gara-Gara GAP The SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang