- EPILOG -

1.3K 115 2
                                    

Halo abang
Happy birthday buat Abang hehe
Idan nulisnya kecepetan ya? Gak apa ya Abang takutnya Idan gak sempat ngucapin

Idan gak punya uang
hadiahnya nyusul ya? Kalau Idan sembuh

Tapi Idan gak yakin kalau bisa sembuh,
Dokter Yudha bilang umur Idan gak lama lagi
Idan cuman mau bilang Idan sayang Abang, Idan gak pernah benci Abang

Jangan pernah berpikir untuk nyusul Idan
Segini aja deh Idan ngantuk mau bobo

Tertanda Adikmu yang manis Aidan


Kehilang satu kata yang mungkin semua orang tidak ingin itu terjadi dalam dirinya. Seiring berjalannya waktu semua orang akan merasakan namanya kehilangan. Satu di antara mereka paati sempat berpikir menyusul mereka adalah jalan terbaik.

Dua bulan sejak kematian laki-laki manis itu, Dirinya tidak memiliki tujuan hidup, rasanya ingin menyusul ikut bergabung disana bersama mereka.

Diusapnya figura foto dihadapannya, foto anak laki-laki manis dengan lesung pipinya yang terlihat tersenyum manis disana.

Afano tersenyum, menyimpan bunga yang sedari tadi berada di genggaman nya di dekat figura.

"Adek, happy birthday" tanpa izin air matanya menetes "waktu kecil kita sering rebutan keu kamu inget nggak?"

"Abang inget banget, kalau Idan kecil gak dikasih kue pasti nangis terus Abang ngalah deh ngasih kue Abang buat Idan "

Memory kecil terlintas di benaknya, bayang-bayang Aidan kecil yang menangis meminta kue kepadanya terulang kembali diingatannya "Sayang banget kita gak bisa rayain bareng"

"Maaf jarang dateng..abang lagi sibuk ujian" tangannya beralih mecabuti rumput yang tertanam di area rumah Aidan

"Kamu lihat sekarang, abang bawa apa" Afano menunjukkan selembar kertas putih "abang lulus Aidan"

Isakan pilu lolos begitu saja" seharusnya kita lulus sama-sama ya" Afano terkekeh bukan bahagia namun kekehan hambar . Ia tidak tahu harus bahagia atau merasa sedih

"Idan sering-sering dateng ke mimpi abang ya"

Laju air matanya tidak tertahan mengalir begitu saja, tangannya beralih mengusap gundukan tanah di sebelah kanannya, menatap foto berisi wanita cantik di sana

"Bunda, maafin abang maaf gak bisa jagain adek"

Netra nya bertemu dengan foto sang ayah yang tersenyum, senyum yang sama dengan senyum Aidan

"Ayah" Afano bersimpuh di atas gundukan tanah itu "maaf abang minta maaf yah, abang malu " Tangannya menggenggam tanah merah menyalurkan rasa menyesalnya di sana "maaf gak bisa jaga adek. maaf udah jadi abang yang bodoh, maaf yah maaf "

"Arggghh.."

"Afano sendiri sekarang"

Afano menghela nafasnya menatap satu persatu foto yang terpampang disana

"Tunggu..tunggu Afano disana. Kita kumpul bareng kayak dulu lagi"

Afano runtuh, dunianya hancur. merasakan tiga kali kehilangan, ia tahu ini hukuman dari tuhan. Mau menyerah ia malu, ia malu dengan Aidan. Adiknya dulu merasakan sakit sendiri.

"Fan.. ayo lo mau sembuh kan? Janji sama diri lo sendiri fan lo harus sembuh oke" ucap Natha yang sedari tadi menemani Afano

Afano tersenyum simpul, pasrah saat dirinya di bawa natha dan Arka kerumah baru....

Rumah yang sungguh Afano tidak akan menduga jika dirinya akan tinggal disana.

Rumah itu...

Rumah sakit jiwa






End



Finally huhu akhirnya tamat 😭 makasih buat kalian yg udah temenin aku dari awal, makasih juga yg udah vote komen luvv buat kalian, makasih juga yg baca tp gak vote.

Maaf banget kalau ending nya gak sama kyk yg kalian harapkan, kalau gitu sampai ketemu lagi kapan-kapan haha.

BYE - Pie 🐿️

Surat Dari Adek | Jeno Haechan [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang