33. Maling Bukan?

3.9K 292 4
                                    

Selamat Membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selamat Membaca...

Niat hati ingin tinggal sementara di ruangan pribadinya yang ada di 'Kananta Cafe' setelah keluar dari unit apartemennya, Zacky malah ragu. Ia menatap pintu unitnya yang sudah tertutup rapat, lalu menghela napasnya kasar.

Laki-laki itu tahu jika keputusannya meninggalkan Lala sendiri di unit apartemennya adalah keliru. Namun, ia juga tak bisa menampik keadaan saat ini jika mereka memang membutuhkan waktu sendiri-sendiri dulu untuk sementara waktu.

Zacky melangkah meninggalkan unit apartemennya walaupun terasa berat. Malam ini ia memutuskan untuk menginap saja di unit apartemen yang ditempati Zee_adik bungsunya. Lokasi apartemen itu tak jauh dari apartemen yang ditempati Zacky dan Lala. Hanya berbeda tower.

Zacky langsung menekan kode sandi setelah sampai di depan pintu unit apartemen Zee. Jangan tanya dari mana laki-laki itu bisa memiliki akses keluar masuk unit apartemen itu karena sebenarnya unit apartemen itu adalah miliknya yang diminta adik bungsunya karena lokasinya yang dekat dengan butik Zee. Jadi, Zacky terpaksa pindah dan membeli satu unit apartemen lagi untuk ia huni. Zacky pun sudah mewanti-wanti adiknya untuk tak mengganti password unit apartemen tersebut.

Unit apartemen yang ditempati Zee, sedikit berbeda dengan yang ditempati Lala dan Zacky. Kalau unit yang ditempati Lala dan Zacky memiliki dua kamar tidur yang mana kamar yang satu sudah Zacky sulap menjadi ruang kerja. Sedangkan unit Zee lebih luas. Memiliki tiga kamar tidur dengan kamar mandi masing-masing berada di dalam kamar dan ada satu tambahan kamar mandi di dekat dapur.

Zacky langsung melangkah menuju salah satu kamar dan yang pastinya itu bukan kamar utama yang ditempati oleh Zee. Laki-laki itu menutup pintu kamarnya rapat-rapat, kemudian menyimpan ranselnya ke lantai.

Zacky melempar tubuhnya ke kasur. Ia lelah hari ini. Pikiran dan tenaganya terkuras untuk memikirkan kerikil yang mengancam rumah tangganya bersama Lala.

Setelah merasa cukup, Zacky bangun. Ia bersiap untuk membersihkan diri sebelum kembali bergelung dengan selimut untuk mengembalikan energinya agar ia bisa berpikir jernih untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang mengganggu kedamaian rumah tangganya bersama Lala.

Zacky bergerak gelisah dalam tidurnya. Ia membuka kedua kelopak matanya. Tangan kirinya terulur untuk meraih ponselnya yang ia simpan di atas nakas.

Waktu masih menunjukkan tengah malam dan Zacky tak bisa melanjutkan tidurnya lagi. Laki-laki itu bangun, lalu melangkah menuju kamar mandi.

Sholat malam adalah pilihan Zacky untuk membuat pikiran dan hatinya tenang. Ia butuh waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta untuk memohon ampun atas sikap yang sudah ia perbuat kepada istrinya. Tak lupa ia juga meminta petunjuk untuk kelangsungan rumah tangganya dengan Lala ke depan.

Zacky membereskan kembali peralatan sholatnya, kemudian melangkah keluar kamar. Ia mengambil gelas, lalu mengisinya dengan air putih.

Zacky memilih untuk duduk di kursi bar. Lampu ruang makan tetap ia biarkan padam. Suasana terasa sepi dan sunyi dengan cahaya remang-remang menjadi teman Zacky untuk merenung.

AuristelaWhere stories live. Discover now